Bab 1 : Berkumpul Kembali

516 30 2
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

15 November 2023 Taufan kini resmi pindah ke kota Keraton,lebih tepatnya kampung halaman tempat dimana Taufan dilahirkan

Kaelfano Zavier Taufan, baru saja tiba di kota ini sore tadi. Karena ini adalah tempat ia pertama kali tinggal maka tentu saja Taufan tak asing dengan orang-orang sekitarnya salah satunya sahabat lamanya, Halilintar

Halilintar Rajajendra Zyandra, ia adalah sahabat Taufan sedari kecil dikarenakan rumah mereka berdekatan maka setiap hari salah satu dari mereka akan pergi mengunjunginya untuk diajak bermain

Saat pertama kali Taufan bertemu dengan sahabat kecilnya itu ia sangat senang sampai memeluk Hali walaupun dia tahu Hali tak suka dipeluk, Hali sih biasa aja bertemu lagi dengan Taufan namun percayalah bahwa didalam lubuk hatinya ia begitu senang Taufan sudah kembali setelah 3 tahun berpisah

Dulu saat setelah kelulusan sd mereka Taufan mendadak diajak pindah oleh ibunya jadi Taufan tak sempat memberi tahu teman-temannya yg lain, hanya Hali yg tahu lalu menyampaikan itu kepada yg lainnya. Setelah 3 tahun mereka berpisah akhirnya mereka bisa kembali bertemu lagi di kota yg sama dan sekolah yg sama juga tentunya

"Alin,kita nggak ke sawah apa kemana gitu? Kangen masa-masa itu soalnya" ucap Taufan,Hali selalu dipanggil dengan sebutan Alin oleh Taufan diambil dari nama depannya Halilintar

"Baru datang udah mau main yg kotor-kotor? Besok aja sekalian sama teman-teman yg lain" jawab Hali menasehati sahabatnya itu, ya mereka itu tinggalnya di daerah yg bisa dibilang masih pedesaan jadi tentu saja masih ada sawah-sawah dan sungai-sungai

Tak berselang lama mereka berbincang, tak terasa pula ternyata waktu sudah hampir malam dan mereka harus kembali ke rumah masing-masing. Tak lupa mereka janjian akan berangkat sekolah bersama besok

-★

Keesokan harinya sesuai janji mereka berangkat ke sekolah bersama-sama, sekolah mereka ada di kota jadi agak jauh sedangkan di pagi hari seperti ini ojek masih belum ada di daerah sana sehingga memaksa mereka untuk jalan kaki hitung-hitung olahraga

Diperjalanan menuju sekolah Taufan melihat kota yg dia tinggali sekarang sudah tak seperti dulu lagi, pasalnya di kota ini sudah banyak tempat-tempat terbengkalai dan mulai sepi penduduk hanya sesepuh saja yg masih bertahan di kota ini, jujur saja Taufan agak takut dan sepanjang perjalanan dia berpegangan tangan dengan Hali,Hali sih biasa aja tuh Taufan emang gitu anaknya rada penakut

Sampai akhirnya mereka pun tiba di gerbang sekolah

"Mau sampai kapan lo megangin tangan gw?" tanya Hali yg tangannya sudah mulai berkeringat dipegangin oleh Taufan terus

"Hehe bentar lagi lah lin, sampai Kelas aja lo tau kan kalo-"

"Heh iya-iya tau, udah ayo masuk" Hali memotong pembicaraan Taufan dan langsung menariknya masuk ke sekolah

Kondisi sekolah itu layak enggak layak, disana sudah mulai banyak ruangan-ruangan yg rusak dan tak direnovasi dengan keadaan sekolah yg masih sepi tentu sensasi horror disana semakin terasa sehingga membuat bulu kuduk Taufan langsung berdiri dan menguatkan genggaman tangannya

"Alin, di sekolah gimana? Masih banyak fans? Kantin mana? Toilet mana? Entar kalo gw kebelet temenin ya" Hali langsung mendapatkan pertanyaan beruntun dari Taufan

"Lo kalo nanya satu-satu bisa nggak?" ujar Hali dengan nada yg mulai kesal, Taufan hanya cengengesan disana sambil beberapa kali minta maaf. Yeah Soalnya Hali kalo sekali marah pasti hawanya langsung mencengkam sekali apalagi tatapan mautnya wow itu langsung membuat lawan bicaranya terdiam seribu bahasa

Sesampainya didepan kelas Hali langsung membuka pintu kelas dan bisa ditebak lah masih sepi hanya teman lamanya yg ada disana dan beberapa anak kelas lain yg Taufan juga tak tahu siapa mereka

"Eh!? UPAN!!"

Merasa dirinya dipanggil Taufan langsung menoleh ke sumber suara dan belum sempat Taufan melihat lawan bicaranya dia sudah diserang dengan rangkulan dari seseorang, sepertinya dia adalah kenalan Taufan?

"Weh bro nggak berubah lo? Gimana kabarnya? Baik-baik aja kan? Kalo gw sih masih kek dulu, ganteng" ujar orang itu dengan pedenya, Blaze Zayyan Ashaka namanya

"Gw sih baik-baik aja, narsis amat lo jadi orang masih gantengan Alin wlee!" ledek Taufan sambil melepas rangkulan Blaze lalu bersembunyi di belakang Hali

"Lo mah Hali mulu, sesekali puji yg lain kek misalnya si Solar tuh" ucap Blaze sambil menunjuk Solar yg sedang duduk di bangkunya

"Gw tanpa pujian pun sadarlah kalo gw itu ganteng dari lahir iya kan Duri? Yaiyalah!" seseorang yg berada disampinya hanya mengangguk tanpa faham apa yg sedang mereka bicarakan, Nahendra Putra Solar dan sahabatnya kecilnya Zahendra Duri Alvarizi namanya

"Enggak tuh" ujar salah satu dari mereka yg sedang mencoba tidur, Ice Ziandra Atthala namanya sahabat dari Blaze

"Hahaha kasian masih pagi udah di roasting!" seisi kelas hanya bisa tertawa dengan Solar yg pasrah kena roasting di pagi hari seperti ini oleh temannya sendiri

"Udah-udah kasian tuh Solar masih pagi juga" ujar salah satu dari mereka yg kelihatannya paling waras dan paling diandalkan diantara mereka, Zidan Farraz Gempa namanya

"Eh Alin mereka berdua siapa?" bisik Taufan kepada Hali tapi masih bisa didengar oleh Blaze yg masih disamping nya

"Ohh mari sini biar abang Blaze yg ganteng ini yg kenalin mereka" ujar Blaze sambil kembali merangkul Taufan entah apa niatnya seperti itu namun dari jauh Ice hanya berharap sahabatnya itu tak berbuat aneh-aneh seperti apa yg dia lakukan kepadanya

Asal kalian tahu aja tindakan Blaze pasti ada sisi buruknya salah satunya yg dia lakukan sekarang mungkin saja niatnya bukan merangkul Taufan tapi ingin mencekik Taufan kan?

Yah tapi untung saja itu tidak beneran terjadi

"Nah yg matanya warna biru agak ada kuningnya itu namanya Sopan Zhafran Alvano lalu sampingnya itu yg matanya rada serem kek Hali namanya Gentar Jazziel Alfarizi" jelas Blaze sedetail mungkin, reflek saja Taufan langsung menyenggol lengan Blaze

"Nama panggilan woy!" bisik Taufan tapi ya entah mungkin suara Taufan itu setelannya hanya bisa suara yg selalu bisa didengar, kedua orang yg dikenalkan oleh Blaze tadi atau kakak kelas itu pun langsung berkata

"Lo bisa panggil gw Gentar si kece" ucap Gentar dengan memasang pose paling keren dari dirinya ya walau dipandang jijik sama yg lainnya saat Gentar memakai pose itu

"Anda bisa memanggil saya Sopan" ucap Sopan dengan formal

"Eh tak perlu se formal itu gw lebih muda dari lo bang" ujar Taufan agak nggak enak

"Dia emang gitu bahasanya, maklumin aja" jelas Blaze lalu hanya dibalas dengan Anggukan dari Taufan ya walau Taufan agak nggak terbiasa tapi yah dia juga baru disini bukan?

"Dia emang gitu bahasanya, maklumin aja" jelas Blaze lalu hanya dibalas dengan Anggukan dari Taufan ya walau Taufan agak nggak terbiasa tapi yah dia juga baru disini bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.

-★

Bagi yang udah baca dulu lebih baik baca ulang aja soalnya alurnya Author ubah ye🗿

Dah bye bye jomblo🙂👊

Makan tuh 1066 kata!!!

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang