[ 8. ]

22.1K 3.9K 1.6K
                                    

Hai,
anggap sebagai Jum'at berkah ya
gabut banget seharian

.

2.200 kata
selamat membaca

.

terima kasih

🍯

[ 8. ]

Rumah Keluarga Kanantya
Palagan Ecovillage, Sleman

Esa memperhatikan balita di pelukannya dengan seksama, memastikan embusan napas teratur dan sepasang mata yang memejam rapat. Ia perlahan menjauhkan tubuh, berhati-hati menempatkan guling kemudian sepenuhnya meninggalkan area tempat tidur. Pintu penghubung yang tiba-tiba terbuka membuat Esa langsung mendesis, membuat Lyre urung mengeluarkan suara dan sehening mungkin mendekati tempat tidur.

Esa mengangguk, mengambil laptop, membawanya keluar kamar dan memilih ruang tengah sebagai tempat bekerja. Raphael, nama iguana hijau peliharaan Lyre, merayap mendekat seiring langkah Esa menuju kursi sofa.

“Puasa kalau malam, biar enggak gendut kayak Rambo,” ucap Esa pada si iguana yang setia membuntuti.

“Nurut, Raph,” sambung Soraya Baiharni dengan kekehan tawa.

“Iya, biar enggak disate Kagendra kalau ketahuan nemenin Lyre jemuran melulu.”

Soraya tergelak pelan. “Ravel tidur sama kamu apa Lyre?”

“Aku, Mamanya bagian cium-cium aja kalau anaknya udah pulas.”

“Kata Bu Kinar kemarin memang Ravel cenderung nurut kalau udah dibilangin Kagendra.”

“Karena Lyre juga belum utuh ingatan sama pedoman parentingnya.” Esa memberi tahu sembari membuka laptop, menyalakan dan langsung memeriksa progress pekerjaan terakhir.

Soraya menghentakkan kaki dua kali, membuat iguana hijau yang mulai merayapi pangkuan Esa beranjak menjauh, kembali ke area belakang rumah. “Kamu jangan diam aja kalau Raphael mulai naik-naik ke badan, sudah berat dia itu.”

“Iya,” jawab Esa sekenanya, fokus memperhatikan beberapa hal yang disampaikan bosnya.

Soraya duduk di samping sang anak, mengeluarkan kacamata dan memperhatikan layar, mencoba memahami apa yang tengah dikerjakan. Namun, hingga Esa mulai mengetik balasan dan melampirkan berkas, tetap tidak ada hal yang dapat Soraya pahami.

“Itu tadi apa, kok isinya grafik aja?” tanya Soraya yang penasaran.

“Itu hasil uji bahan dan komponen untuk produk bionic.arm yang baru … bulan depan memang ada uji coba seri robotic yang lebih dinamis untuk atlet. Jadi, mereka cari bahan paling ringan sekaligus fleksibel.”

“Kamu ganti lagi berarti tangannya ini?”

“Belum tentu, karena ‘kan harus ada pemeriksaan dan pengamatan berkala, susah kalau jarak jauh.”

Soraya mengangguk-angguk. “Esa di rumah santai-santai saja, jangan khawatir soal uang, ya? Ada banyak Mama.”

Ucapan itu membuat Esa menoleh, menatap ibunya yang memasang raut wajah serius. “Emangnya aku kelihatan enggak punya uang, Ma?”

REPUTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang