[ 22. ]

23.2K 3.8K 1.9K
                                    

Hai,
Malming pertama di bulan Maret.

rencananya cerita ini tamat di bab 52, tapi kok sampai bab ini belum signifikan progress hubungannya, hisk 😭

doakan aku ya kawan~

.

anw,
2.150 kata untuk bab ini
selamat membaca, Bestie

terima kasih

🍯

[ 22. ]

"Papi kaget banget tadi, Re ..."

Esa berdiri di balik pintu penghubung, sebelumnya hendak bertanya beberapa hal pada Lyre namun suara samar percakapan video call itu membuatnya terdiam mendengarkan.

"Kita juga kaget, enggak nyangka sama sekali."

"Papi tadi sempat nanya, apa mungkin efek pemberitaan itu yang bikin keluarga Ruslantama dan Kanantya ambil langkah ini? Ada berita postponed project, kata Dede itu jaringan klinik kecantikan yang dikelola keluarga Ruslantama."

"Hah? Project apa?"

"Kolaborasi produk skinbooster, I don't know what it is, tapi masuk berita ... yah, walau enggak masuk trending topic."

Esa segera mengeluarkan ponsel, kemudian memeriksa situasi pemberitaan. Memang ada beberapa artikel pemberitahuan terkait RUBY, terutama dalam tajuk perawatan dan kecantikan.

"Kayaknya enggak deh, Tante Inge dan Om Theo enggak ada ngomong masalah bisnis, atau tujuan yang mengarah ke merger klinik dibalik peningkatan status hubungan. Bita aja yang mau menikah sama Mas Esa."

"Pihak keluarga ceweknya yang mau?"

"Aku 'kan udah bilang, keluarga Ruslantama yang duluan buka komunikasi soal ide perjodohan ini."

"Esa langsung iya, gitu?"

"Gimana ya, besok harus ke Semarang dulu, Bita masih punya nenek gitu dari pihak ibunya, lumayan galak dan masih kurang akur sama kami. Mas Esa istilahnya mau sowan, ngasih salam dan ya, matur."

Suara tanggapan Kagendra terdengar sarat kebingungan. "Matur tuh apa? Kalian jangan suka ngomong atau pakai istilah Jawa, aku beneran enggak paham."

"Ya, matur itu ngomong, cuma kalau dalam tata krama sama orang tua, semacam minta izin gitu, minta pendapat juga terkait hubungan barunya."

"Terus kalau enggak akur dan ditolak, berarti enggak jadi perjodohan?"

"Belum tahu, soalnya eyangnya Bita yang di sini, Eyang Taher yang tadi tuh support banget rencana perjodohan. Kalau dibanding nenek Bita di Semarang juga, Eyang Taher lebih tua dan pendapatnya lebih diperhitungkan."

"Papi tadi nanya, kita di sini bisa bantu apa? Papi juga udah langsung hubungi Mama, katanya suruh komunikasi sama Mama Yaya ... udah telepon belum, ya?"

"Belum kayaknya, ini 'kan hp Mama aku pakai video call sama kamu." Lyre memberi tahu dan melanjutkan dengan nada yang tidak terdengar yakin. "Soal bantu-membantu, Mas Esa aja masih kayak enggak mau gitu kalau Papa-Mama berusaha ngasih confidence perkara keuangan. Aku juga enggak berani, takut banget bikin Mas Esa tersinggung ... dulu, waktu tinggal di Tokyo kalau bukan aku yang maksa dan Mas Esa juga enggak ada pilihan, pasti bakal kukuh kerja serabutan, apa aja sampai gila."

"Tapi Papi pasti juga enggak mau diam aja, Re ... apalagi kalau hubungannya beneran akan diresmikan terus kami dilibatkan, pasti mau ngasih." Suara Kagendra menjadi lebih serius. "Enggak mungkin juga 'kan, kalian meresmikan hubungan Esa tanpa pesta atau perayaan apa-apa?"

REPUTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang