setelah kepergian Ibu nya. Yeonjun mulai menjalankan hari-hari nya seperti biasa.
sore itu Yeonjun baru saja pulang dari bekerja saat melihat beberapa pria berbadan besar dan berbaju hitam berdiri di depan rumah nya." permisi, ada perlu apa ya? " tanya Yeonjun dengan sopan.
mereka menoleh pada Yeonjun
" kami ingin bertemu dengan pemilik rumah ini " jawab salah satu di antara mereka
" saya pemilik rumah ini, ada apa ya? " perasaan Yeonjun mulai tidak enak
" kami kesini ingin menagih hutang "
Yeonjun mengernyitkan kening nya. ia merasa tidak pernah meminjam uang pada siapapun
" saya tidak pernah meminjam uang " kata Yeonjun dengan raut kebingungan
salah satu orang di hadapan nya itu membuka tas yang sedari tadi di bawa nya, mengambil sebuah kertas lalu memberikan kertas itu kepada Yeonjun.
" ini buktinya " kata orang tersebut
Yeonjun mengambil nya lalu membaca dengan teliti isi kertas tersebut. mata nya seketika membulat melihat nominal yang tertera di kertas tersebut. ia melihat nama peminjam uang tersebut adalah ayah nya.
ayah Yeonjun telah tiada beberapa bulan yang lalu akibat kecelakaan. saat itu ayah nya baru saja pulang dari pekerjaan nya dan tengah mabuk berat lalu hendak menyebrang jalan, namun ia tidak melihat sebuah mobil yang melaju sangat kencang hingga ayah Yeonjun pun tertabrak dan terpental sangat jauh. sang sopir yang menyadari perbuatan nya pun tidak ingin mempertanggungjawabkan perbuatan nya akhirnya kabur.
Ayah Yeonjun adalah seorang pekerjaan kantoran, namun ia adalah pemabuk berat dan suka bermain judi. ia terkadang meminjam uang pada orang agar terus dapat barmain judi. setiap pulang pasti ayah nya selalu dalam kondisi mabuk.
setelah kepergian suami nya, Ibu Yeonjun menjadi sakit-sakitan. karena itu Yeonjun harus bekerja keras untuk membiayai pengobatan ibu nya." enam puluh juta? " kata nya terkejut
" iya, dan itu sudah jatuh tempo, enam puluh juta belum termasuk bunga nya " perkataan itu membuat Yeonjun semakin terkejut.
dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu untuk membayar hutang ayah nya?
" tolong beri saya waktu untuk melunasi nya " Yeonjun memohon.
" tidak bisa, ini sudah jatuh tempo " tegas orang itu
" tapi saya baru mengetahui kalau ayah saya berhutang sebanyak ini, tolong beri saya waktu. pasti akan saya bayar semua nya " Yeonjun mencoba bernegosiasi
orang-orang itu pun saling pandang, terlihat mereka sedang berdiskusi.
" baik lah, akan kami beri waktu satu minggu, tidak ada keringanan lagi, kalau begitu kami permisi, sampai ketemu minggu depan " setelah nya semua orang-orang berbadan besar dan berbaju hitam itu pun pergi.
Yeonjun menghela nafas nya. ia menatap kertas yang sedari tadi di genggam nya.
" hah~ aku harus membayar uang yang bahkan tidak ku nikmati sepeserpun " kata Yeonjun dengan lesu.
.
.
.
.
.semenjak kedatangan penagih hutang itu Yeonjun terus memikirkan bagaimana ia dapat menghasilkan uang yang banyak agar dapat membayar hutang ayah nya.
Yeonjun berjalan dengan lesu, ia sangat lelah seharian terus bekerja. ia berjalan melewati jalan yang cukup sepi. walaupun sepi terdapat lampu di sepanjang mata memandang, sehingga jalanan tampak terang dan tidak begitu menakutkan. saat Yeonjun melewati jembatan ia melihat sebuah mobil mewah terparkir di sana. Yeonjun terus berjalan hingga melewati mobil tersebut dan betapa terkejut nya ia saat melihat seseorang tengah duduk di pinggir jembatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
FanfictionRenjun, seorang pemuda miskin yang terpaksa mencari sugar daddy akibat masalah keuangan nya. niat mencari satu sugar daddy tetapi ia malah mendapatkan tiga sekaligus. akan kah Renjun mampu melayani mereka bertiga? apakah Renjun akan betah bersama...