51

624 37 0
                                    

" INJUUUNNN!! "

suara Haechan memenuhi ruangan Renjun.
semua yang ada di ruangan terkejut akan teriakan Haechan. hampir saja jantung mereka pindah ke usus karena kaget.

" jangan teriak-teriak bear " Mark muncul dari balik pintu setelah Haechan masuk, begitu juga dengan Yeonjun dan Soobin.

Renjun berbinar melihat kedua teman nya datang, Haechan dan Yeonjun langsung menghampiri Renjun yang berada di atas ranjang rumah sakit lalu memeluk Renjun.

" bagaimana kalian tau aku di sini? "

" mereka yang memberitahu " Yeonjun menujuk Soobin dan Mark

Renjun mengangguk. pasti Mark dan Soobin mengetahui nya dari Jaehyun dan Jaemin.

Jaehyun, Jaemin, Mark dan Soobin berjalan menjauh dari pada submissive dan Nara lalu duduk di sofa.

" bagaimana keadaan mu? " tanya Yeonjun

" sudah membaik " jawab Renjun

" janin kamu gimana? " tanya Haechan

Renjun terkejut. bagaimana teman-teman nya tau bahwa ia hamil?

" kenapa tidak bilang pada kami kalau kau hamil???" tanya Haechan kesal

" aku.. " Renjun menunduk. tidak ingin melihat teman-teman nya.

" Injun tidak ingin kalian terbebani dengan masalah nya " Nara menjawab, mewakili Renjun

" oh ayo lah, kamu tidak menganggap kami teman mu? " Haechan terdengar kesal

" bukan seperti itu" jawab Renjun dengan cepat

" aku hanya tidak ingin mengatakan nya pada kalian " lanjut Renjun

" wahh seperti nya dia memang tidak menganggap kita teman nya can" kata Yeonjun dengan dramatis

" iya kau benar "

" kita pergi saja dari sini "

Haechan menarik tangan Yeonjun, seakan mengajak Yeonjun untuk pergi dari sana.

" tidak! jangan pergi! maafkan aku" pekik Renjun membuat ketiga dominan yang sedang asik mengobrol tersebut mengalihkan pandangan mereka pada ranjang Renjun

" ada apa little foxy? " tanya Jaehyun

" tidak! tidak ada apa apa hehe " Haechan dan Yeonjun menjawab bersamaan sambil melepas pengan tangan mereka.
entah mengapa mereka jadi takut.

" jangan pergi... " Renjun menggenggam tangan Haechan dan Yeonjun

" tidak, tadi kami hanya bercanda " Yeonjun menenangkan Renjun

" tapi kalau kamu tidak mau menceritakan segala nya lagi pada kami, kami akan benar-benar meninggalkan mu " Haechan mengancam dengan wajah sangar nya. Renjun mengangguk dengan cepat.

" jadi bagaimana janin kamu? " tanya Haechan lagi

" kata dokter, kandungan ku lemah, jadi aku harus menjaganya dengan baik " Renjun mengelus perut nya yang masih terlihat rata dengan senyuman

Yeonjun dan Haechan mengangguk. Renjun menoleh ke arah Jendela yang berada di samping ranjang nya.

" Aunty " pangil Renjun tanpa mengalihkan pandangan nya

" iya jun? butuh sesuatu?" Nara menoleh dengan cepat pada Renjun, tatapan nya terlihat khawatir, begitu juga dengan Yeonjun dan Haechan.

" Injun boleh keluar? " tanya Renjun dengan wajah memelas.
sungguh. Renjun sudah beberapa hari ingin keluar dari ruangan ini karena ia sudah mulai bosan hanya berdiam diri di dalam ruangan rawat ini. namun Aunty nya, Jaehyun dan juga Jaemin tidak mengizinkan nya karena menurut mereka Renjun masih terlalu lemah untuk dapat berjalan sendiri dan mereka juga takut akan terjadi sesuatu pada Renjun dan bayi nya saat Renjun keluar dari ruang rawat nya. agak berlebihan tapi itu lah mereka, padahal dokter sudah mengijinkan jika Renjun ingin keluar hanya untuk sekedar menghirup udara segar

Nara diam sejenak " coba tanya pada mereka" lanjut Nara sambil menunjuk para dominan yang sedang asik mengobrol.

" biar aku saja yang memin izin " Yeonjun mengajukan diri.

Renjun mengangguk semangat, lalu Yeonjun pun berjalan menghampiri Soobin yang kebetulan duduk di samping Jaemin. terlihat Yeonjun tengah mengobrol pada Jaemin dan Jaehyun, wajah nya memelas. sepertinya Jaemin dan Jaehyun tidak akan mengizinkan nya. Renjun menghela nafas nya.

tidak lama setelah itu Yeonjun datang

" ayo kita jalan-jalan " ucap Yeonjun setelah nya

" boleh? " tanya Renjun ragu

Yeonjun mengangguk " tapi harus selalu bersama aku, ecan dan aunty " lanjut Yeonjun

seketika wajah Renjun kembali ceria, segera ia turun dari kasur nya dengan semangat, sampai ia lupa bahwa tangan nya masih tersemat jarum infus. Renjun meringis saat merasakan sakit pada tangan nya, sontak hal itu membuat ketiga orang yang ada di dekat Renjun panik.

" ada apa? kenapa? apa yang sakit? " tanya Haechan panik

Renjun mengangkat tangan nya yang terdapat jarum infus, terlihat kulit nya memerah.

" hati-hati sayang " Nara mengelus lembut tangan Renjun

" hehehe maaf "

.
.
.
.
.

Renjun, Nara, Haechan dan Yeonjun saat ini tengah berjalan beriringan menuju salah satu bangku yang berada di taman rumah sakit.

" hahh, segar nyaaa " ucap Renjun sesaat setelah duduk di bangku tersebut. mereka berempat pun duduk di bangku yang sama dengan Renjun, karena bangku tersebut cukup panjang sehingga bisa untuk mereka berempat.

sekitar limabelas menit mereka saling bertukar cerita. Tiba-tiba saja Soobin datang dari arah belakang mereka.

" seru sekali seperti nya "

mereka berempat pun menoleh ke arah suara yang sangat mereka kenal

" iya seru, sampai kau datang menghancurkan nya " timpal Haechan membuat Soobin berdecak
" Njun, ayo pulang "

" mengapa cepat sekali? " Yeonjun mengerucutkan bibir nya

" kita harus pulang, ada seorang pengganggu yang datang ke rumah kita " jawab Soobin

" pengganggu? " tanya Haechan pada Soobin

" kekasih pertama nya " timpal Yeonjun, terlihat perubahan ekspresi wajah Yeonjun saat Soobin mengatakan ' pengganggu '

" wah, kau belum memutuskan nya? " Haechan bertanya dengan nada yang sedikit tinggi

Soobin merotasikan bola mata nya

" sudah, tapi dia tidak mau putus dari ku "

" dia pasti tidak mau kehilangan sumber penghasilan nya " Haechan berucap remeh

" sudah lah, aku pergi dulu ya " Yeonjun bangkit dari duduk nya kemudian pergi dari sana bersama Soobin

" Injun, kita masuk yuk, hari mulai panas, dan tempat kita mulai tersorot cahaya matahari " ajak Nara

" iya ayo " Haechan berdiri lalu menggenggam tangan Renjun, Renjun mengangguk dan mereka pun pergi dari taman tersebut.

saat pintu lift terbuka, Nara dan Renjun segera keluar, namun tidak dengan Haechan karena ia baru mendapatkan pesan dari Mark bahwa Mark meminta Renjun pergi ke kantin rumah sakit untuk menemani nya makan.

baru beberapa langkah menjauh dari lift Nara tiba-tiba saja merasakan ingin buang air.

" Injun sayang, kamu bisa pergi ke kamar sendiri? Aunty harus pergi ke toilet, sudah tidak tahan " tampa mendengar jawaban dari Renjun, Nara langsung mengeser tiang infus Renjun yang sedari tadi di dorong nya mendekati Renjun lalu segera pergi masuk ke dalam toilet yang tidak jauh berada di depan mereka.

Renjun hanya menggelengkan kepala nya lalu melanjutkan berjalan menuju kamar nya sambil menarik tiang infus milik nya.
saat melewati kamar sebelum milik nya, tiba-tiba saja seorang perawat keluar dari kamar tersebut, ia tersenyum pada Renjun lalu berlalu begitu saja, Renjun membalas senyuman perawat tersebut. mata nya tidak sengaja melihat siapa yang berada di kamar tersebut. tubuh nya hampir seluruh nya di balut oleh perban.
Renjun menggenggam erat tiang infus nya. haruskah ia masuk?













⋇⋆✦⋆⋇ 




Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang