49

1K 95 0
                                    

Renjun memejamkan mata nya. menyamankan diri pada pelukan hangat yang sangat ia rindukan. usapan di kepala nya benar-benar membuat nya semakin nyaman.

" tidak mau lepas? " tanya Jaemin

" tidak" Renjun semakin mengeratkan pelukan nya

" lepas sebentar saja yaa Nana mau ke toilet dulu " Jaemin berusaha membujuk Renjun agar melepaskan pelukan nya. jujur ia butuh ke toilet sekarang.

Renjun mendongak

" ikuttt " Renjun berkata dengan polos nya

Jaemin terkekeh lalu mengecup bibir Renjun.

" kamu masih sakit, lepas yaa sebentar saja, selesai dari toilet Nana ke sini lagi, kita cuddle lagi ok? "

" emm baiklahh tapi benar yaa ke sini lagi " Renjun mengerucutkan bibir nya membuat Jaemin kembali terkekeh, ia ingin mengecup bibir Renjun namun ia tahan.

" iya " Jaemin melepas pelukan Renjun dengan perlahan lalu turun dari ranjang rumah sakit.
sedari tadi memang mereka saling memeluk di atas ranjang pasien karena Renjun yang memaksa, dengan alasan si dedek bayi yang minta. Awal nya Renjun tidak ingin memberitahu tentang kehamilan nya. namun karena dokter sudah lebih dulu mengatakan nya pada Jaemin jadi lah Renjum tidak jadi merahasiakan nya.

setelah Dokter pergi Renjun memaksa Jaemin untuk tidur berdua dengannya di ranjang pasien karena ranjang untuk pasien VIP ini cukup besar.

beberapa detik setelah Jaemin masuk kedalam toilet, dari arah pintu masuk terlihat Nara memasuki rungan Renjun. senyum Renjun kembali mengembang melihat Nara.

" aunty!! " pekik Renjun

" Injun! " Nara ikut memekik sambil berlari kecil ke arah Renjun

" aunty dari mana? " tanya Renjun, ia kembali mengerucutkan bibir nya, Nara tersenyum lalu menunjukan kantong plastik yang di bawa nya.

" Aunty membeli makanan dan minuman, kamu belum makan kan " ucap Nara sambil mengelus perut Renjun. Renjun mengangguk.

Nara mengeluarkan apa saja yang baru ia beli. beberapa makan dan satu kopi. Renjun mengernyit melihat kopi tersebut.

" kenapa aunty membeli kopi? " tanya Renjun. setahu Renjun aunty nya tidak bisa minim kopi, apa lagi jika malam hari, ia pasti akan mengeluh tidak bisa tidur.

" karena Nana yang minta, terimaksih aunty " Jawab Jaemin sambil mengambil kopi yang berada di meja dekat ranjang pasien lalu duduk di samping Renjun.

Renjun menatap Jaemin dan Nara bergantian. Jaemin sibuk meminum kopi nya sambil mengelus tangan Renjun. Nara sibuk memakan makanan nya sambil menyuapi Renjun.

" Aunty kenal Nana? " tanya Renjun dengan mulut penuh nya.

Jangan heran kenapa Renjun memanggil Jaemin dengan Nana saja, tanpa embel-embel daddy karena saat pertama melihat Jaemin, Renjun ingin sekali memanggil nya dengan Nana saja. Jaemin sempat bertanya mengapa Renjun tak memanggil nya dengan daddy lagi, dan Renjun menjawab bahwa ia merasa mual saat memanggil Jaemin dengan sebutan daddy. mungkin efek kehamilan, jadi yasudah lah.

" kenal " jawab Nara singkat sambil terus menyuapi Renjun

" kenal di mana? " tanya Renjun masih dengan mulut penuh nya

" telan dulu sayang " Jaemin mengelus pipi gembul Renjun

" tadi saat kamu sedang di periksa oleh dokter, Nana dan aunty menunggu di luar lalu kita berkenalan dan berbincang sedikit " lanjut Jaemin, Renjun mengangguk saja karena ia tengah minum.

selesai makan Renjun meminum obat yang di berikan oleh dokter lalu mengistirahatkan diri nya dalam pelukan Jaemin. sementara Nara merebahkan diri nya pada sofa yang ada di kamar Renjun, cukup nyaman karena sofa tersebut cukup lebar sehingga bisa di jadikan tempat tidur sementara.

Jaemin menatap Renjun yang tengah tertidur pulas, bibir nya terus tersenyum melihat wajah menggemaskan Renjun saat tertidur.

" Jaemin "

Tiba-tiba saja terdengar seseorang memanggil Jaemin dari arah pintu, Jaemin kaget. saking kaget nya ia sampai terjatuh dari kasur Renjun karena posisi nya yang tengah berada di pinggiran kasur. Jaemin meringis, begitu juga orang yang memanggil nya tadi. beruntung Renjun dan Nara tidak terbabagun.

" aduh " Jaemin mengelus pantat nya yang terasa nyeri lalu perlahan mulai berdiri.

" kau tak apa? " tanya Jaehyun.

ya Jaehyun lah yang berhasil menarik atensi Jaemin dari Renjun hingga jatuh dari ranjang.

" kenapa tidak mengetuk dulu? " tanya Jaemin kesal, pantat nya terasa sakit akibat pria yang sudah dia anggap kakak sendiri itu

" sudah, tapi tak ada yang bersuara " jawab Jaehyun acuh

" bagaimana keadaan nya? " Jaehyun duduk di tempat Jaemin tidur tadi lalu mengelus kepala Renjun

" tadi sempat kesakitan, kata dokter akibat benturan yang keras, jika tidak cepat di tangani Injun bisa keguguran " jawab Jaemin sambil menatap Renjun

Jaehyun mengangguk.

" bagaimana orang itu? "

" sudah kakak bereskan, ia tak akan muncul lagi di depan kita, terutama Rubah manis kita "

Jaemin mengangguk.

" kakak istirahat lah dulu jika lelah, aku mau melihat Jeno " kata Jaemin setelah mengecek pesan yang di kirim kan oleh salah satu anak buah mereka. ia mengatakan bahwa Jeno sudah di pindahan ke ruang rawat di sebelah Renjun.

" pergilah, aku sudah melihat nya tadi, keadaan nya cukup mengenaskan " ujar Jaehyun sambil memposisikan tubuhnya untuk berbaring di samping Renjun

" yah mungkin itu karma untuk nya " kata Jaemin asal sambil mengangkat kedua bahu nya

.
.
.
.
.

Jaemin masuk kedalam ruang rawat yang di tempati oleh Jeno. saat pertama membuka pintu hal pertama yang ia lihat adalah Jeno yang terbaring dengan mata tertutup. hampir seluruh tubuhnya di balut dengan perban. luka yang di alami nya cukup parah, tangan kanan nya patah, terdapat beberapa luka yang cukup dalam sehingga harus di jahit oleh dokter, ia juga sempat mengalami pendarahan yang hebat akibat kecelakaan tersebut.

Jaemin duduk di kursi yang ada di samping ranjang pasien, ia menghela nafas nya.

" seharusnya sekarang kau meminta maaf pada Renjun. tapi lihat, kau malah berbaring di sini dengan nyaman " Jaemin melihat tubuh Jeno dari kaki hingga kepala.

" dasar bodoh " lanjut nya


⋇⋆✦⋆⋇ 

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang