Chapter 13

581 54 3
                                    

Didalam mobil, flora hanya memainkan ponsel miliknya dan bersandar di kursi sedangkan Aldo fokus menyetir dengan menghadap lurus ke arah jalan.

Diam-diam, flora memotret tangan Aldo yang penuh dengan urat. Menurutnya itu adalah tangan yang ia dambakan selama ia terobsesi dengan Aldo. Aldo tak menyadari hal itu, flora terus tersenyum menatap handphone yang ia pegang.

Aldo menyadari hal itu, kini wajahnya melirik ke arah flora.

"Flo? Kenapa?" Tanya Aldo.

"Gapapa kok do, lagi lihatin igs random yang kocak" jawab flora.

"Oh, btw mampir dulu ke cafe ya" kata Aldo.

"Cafe mana do?" Tanya flora

"Udah, ntar juga tau" jawab Aldo.

"Tapi mau ngapain?" Ucap flora.

"Ya nongkrong aja, udah lama ga nongkrong" jawab Aldo.

"Tapi kenapa harus sama gue? Kan ada noh temen lu" kata flora.

"Ya gapapa, nambah sensasi baru. Itung-itung biar terbiasa jalan sama lu nanti" jawab Aldo.

"Dih gombalnya ada aja ini anak" gumam flora.

Aldo kemudian fokus kembali ke arah jalanan. Tapi anehnya, tangan Aldo malah mengambil tangan flora yang sedang bermain ponsel.

Ntah setan dari mana yang merasukinya, Aldo seketika menggenggam tangan flora kemudian mengecupnya lama.

"Wangi, gua suka." Ucap Aldo dengan tangan yang masih menggenggam tangan flora dengan erat.

Flora yang diperlakukan seperti itu pun tersenyum malu

"Gini aja ya Flo sampe kita sampai di rumah" kata Aldo membuka suara.

"I-iya do" jawab flora.

Aldo tersenyum lalu melakukan mobilnya.

....

Flora dan Aldo sudah sampai di cafe, Aldo memarkirkan mobilnya di tempat yang semestinya, tetapi tangan flora tetap ia genggam. Ia tak merasa bahwa tangan flora menghalanginya, justru menambah stamina dan energinya.

Ketika mobil milik cornel sudah terparkir sempurna, ia buka pintu dan keluar. Setelahnya ia menuju ke pintu flora dan membukanya. Aldo menggandeng tangan calon kekasih nya menuju ke dalam cafe tersebut.

Flora bingung akan sifat Aldo yang sangat care ini, biasanya saat flora melihatnya, Aldo adalah tipikal orang yang cool, pendiam dan tak suka diganggu. Tetapi ini adalah kebalikan dari sifat Aldo sebelumnya.

Kemudian ia dan aldo masuk ke dalam cafe tersebut. Ia memilih duduk didekat ruang terbuka karena anginnya sedang sejuk. Aldo dan flora memesan makanan dan juga minuman untuk disantap, karena Aldo sangat lapar ia membeli banyak sekali seafood untuk dirinya dan flora makan.

Ketika pelayan sudah mencatat semua menu yang Aldo pesan, pelayan tersebut meninggalkan mereka disana. Aldo mengambil tangan flora dan memperhatikan nya, sesekali mengelusnya lembut. Ia merasa bahwa genggaman tangan flora membawa ketentraman untuknya.

Disaat Aldo sedang sibuk memainkan jari tangan flora, Farel datang. Ya, farel, anak yang pernah flora tolak cintanya.

"Woy bangsat, lepasin tangan cewe gue dari tangan kotor lu itu. Jangan harap lu bisa megang dia tanpa sepengetahuan gue" kata farel dengan nada yang ketus.

Aldo melepas tautan tangannya dan dan flora, kemudian menanggapi farel dengan santai.

"Kenapa? lo ga suka? Jelas-jelas flora nyaman sama gua kenapa lo yang ribet dah?" Tanya Aldo.

"Bener-bener lu ya" kata farel yang kemudian memegang kerah seragam Aldo.

Aldo melepas tangan tersebut dari kerah bajunya.

"Tangan lo kotor rel, jangan pegang seragam gua ntar jamuran" jawab Aldo santai.

"Lu bikin gue emosi sumpah" kata farel dengan wajah yang sangat tidak bersahabat

"Kenapa si lo? Sehat? Ada orang ngedate malah datang-datang ngajak berantem. Emang lo siapa hah?" Tanya flora.

"Flo, jangan sama dia. Dia jahat Flo, please ikut aku" jawab farel dan mengandeng tangan flora.

Flora menghempaskan tangan tersebut dan memeluk lengan Aldo.

"Lo gabisa seenaknya nyentuh gue sekarang. Karena aldo udah jadi pacar gue, Lo gada hak buat ikut campur urusan gue sama Aldo." Kata flora dengan senyum smirk nya.

"Ini semua gara-gara lo." Ucap farel sambil mengepalkan tangannya sendiri. Kemudian dia melayangkan satu pukulan pada rahang tegas Aldo.

Aldo yang diperlakukan seperti itu merasa tidak terima, ia menyuruh flora duduk di kursi nya dan kemudian ia menyeret farel ke tempat yang agak sepi, tak jauh juga dari flora.

Aldo pun menghajar farel habis-habisan karena ia sudah kehilangan kesabarannya.

"Mati lo anjing!!!"

"Lo gatau yang Lo lawan siapa hah? Jangan sombong dan merasa diri lu lebih dari segalanya kontol!!"

bughh

bughh

bughh

Aldo menghajar farel tanpa ampun, farel yang dihajar hanya mampu meringis dan kesakitan. Ia lupa bahwa Aldo adalah mantan geng yang disegani.

Setelah dirasa puas, Aldo berhenti memukuli farel dan mendudukkan dirinya diatas badan farel yang berlumuran darah.

"Sekali lagi lo cari masalah sama gua ataupun temen-temen gua yang lain, gua ga segan-segan buat bunuh lo detik itu juga. Ngerti?" Kata Aldo.

Farel yang lemah pun hanya bisa mengangguk dan setelahnya ia kehilangan kesadarannya.

Aldo yang melihat farel pingsan tak tinggal diam, ia menyuruh anak buahnya untuk mengurus farel yang tidak sadarkan diri melalu media telefon.

Setelah ia mengabari anak buahnya, Aldo meninggalkan farel ditempat itu seorang diri, ia kembali ke tempat flora dan duduk didepan flora dengan keringat yang mengucur.

"Akhirnya gua bisa bales dendam ke dia Flo, gua puas, puas bgt malah." Kata Aldo.

"Stt, diem. Gue bantu lap keringet lo. Telfon anak buah Lo kesini dan suruh mereka bawa farel ke rs terdekat." Jawab flora.

"Udah Flo, makasih ya" kata Aldo.

"Iya, santai aja" sahut flora.

Makanan mereka sampai, kemudian mereka memakan semua makanan sampai habis tak bersisa.




































Done, makasih yang udah vote hehe

you are my choice.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang