Chapter 45

433 58 10
                                    

*sesuai perkataan saya di komentar pada chapter 44 ya, jangan komplain dulu. Dibaca dulu oke? Biar paham perubahan skenario nya author, hihi

Oke, kita mulai.

...............................................................................................

3 tahun penantian, akhirnya aldo berhasil meraih cita-cita nya sebagai seorang tni. Walaupun pelantikannya hanya dihadiri oleh langit, aksa, Haidar, Rayyan, Dave dan cakra, namun itu semua tidak menjadi penghalang aldo untuk terus melangkah ke depan.

Ia sangat bahagia dapat memakai seragam impiannya itu secara SAH dalam negara. Sekarang ia sedang berada di kediaman zee dan harsa. Orang tua zee dan harsa, daren dan rona, tidak dapat menemani anak-anak nya karena pekerjaan penting di Australia selamanya 2 tahun.

Aldo pergi ke rumah zee dan tentunya memakai seragam barunya dengan tujuan memberi tahu kekasihnya bahwa ia telah berhasil membuktikan bahwa perjuangannya selama 1 tahun pendidikan tidak sia-sia.

Aldo tak lupa membeli buket dan sebuah sepatu yang ingin zee beli sebelumnya.

( zee udah lulus ges ya, dia tinggal di bandung sama abangnya dan kuliah disana  )

"Huh, kuat do, kuat... " ucap aldo yang tangannya sudah gemetar dibalik pintu rumah zee.

Aldo mendorong dirinya untuk berani mengetuk pintu rumah tersebut. Sehinggalah ia menempelkan tangannya dan mengetuk pintu itu.

"Assalamualaikum zee, aku pulang.. " ucap aldo

Zee yang mengenali suara tersebut pun berlari menuju pintu yang diketuk oleh pacarnya.

Ia membuka pintu itu dan...

"Hai sayang, gimana kabarnya? Maaf ya aku ga ada kabar selama 1 tahun ini, aku pendidikan" ucap aldo yang merentangkan tangannya.

"A-aldo? " ucap zee

"Iya sayang, sini" jawab aldo yang setia menunggu zee memeluknya.

"Hikss... Maaf aku gabisa datang di pelantikan kamu do, tapi kami harus tau aku bangga sama kamu. Doa aku selama ini ga sia-sia" kata zee yang memeluk aldo erat, sangat erat.

"Aku kangen kamu zee, aku kangen kamu kaya gini ke aku. Terakhir kita ketemu kan waktu aku pamit ke kamu buat ikut casis tni kemarin" jawab aldo yang menciumi pucuk kepala pacar terkasih nya itu.

"Ayo masuk do, duduk disana sama bang harsa dan kak eve yuk" kata zee menggandeng tangan aldo

"Selamat siang bapak harsa, boleh saya duduk disini? " ucap aldo yang memakai kacamata hitam dan juga masker yang menutupi wajahnya.

Memang, ruang keluarga yang harsa tempati agak jauh dengan pintu utama, jadi ia tidak mendengar apapun.

Harsa kaget setengah mati ketika pria berpostur tinggi dan kekar duduk disebelahnya.

"Siapa dek?" tanya harsa cemas

"Gak usah cemas gitu lah bang, ini gua aldo." sahut aldo sambil membuka kacamata dan maskernya.

"WOY ANJING? DEMI APA SIH? LU JADI BENERAN DO? " teriak harsa

"Biasa aja keles. Lagian lu juga udah lama jadi polisi juga ga ngabarin" jawab aldo yang dipeluk erat oleh harsa

"Gua ngabarin pake cara gimana coba? Lu aja pendidikan, udah pasti ga boleh pegang hape" ucap harsa ketika melepaskan pelukannya.

"Hehe, maaf bang. Eh? Ada ka eve juga" kata aldo dan menyalimi tangan eve dan harsa.

"Ini pacarnya zee bukan? Zee selama setahun kemarin nangis mulu kerjaannya, yang kangen lu lah, yang apalah" jawab zee

"Waduh, biasa lah kak. Saya kan ngangenin emang" ucap aldo dengan santainya

you are my choice.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang