28. KABUR

63 10 6
                                    

Halo, Guys!

Walaupun besok udah Senin lagi, tetap semangat, ya! Aku bawain asupan Ketua Angkatan dulu.

Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah dan tulis komentar kalian untuk BAB ini, ya.

Selamat membaca!

**

28. KABUR

Siapa lagi yang bisa dijadikan tempat curhat Siyeon jika bukan mantan ketua OSIS-nya dulu. Baru hendak ke kantin, Chaeyeon sudah didatangi Siyeon di depan kelas dan gadis itu meminta waktu Chaeyeon untuknya. Tentu saja Siyeon harus menerima lirikan kesal Rose yang sudah menunggu Chaeyeon sedari tadi.

"Hehe, punten banget ini mah, Kak Rose," kata Siyeon dengan muka memelasnya.

Rose mengalah. Gadis itu pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. Jika tahu Chaeyeon tidak pergi ke kantin, seharusnya tadi dia ikut pergi bersama Yuju saja. Menghabiskan lima menit sia-sia sama dengan berbaik hati mengurangi antrean bakso kantin.

Chaeyeon menurut saja saat Siyeon mengajaknya ke ruang OSIS. Dari luar Chaeyeon bisa melihat banyak sepatu. Artinya kemungkinan besar pengurus OSIS sedang berkumpul sekarang.

Pintu dibuka dan atensi semua siswa langsung tertuju pada ketua dan mantan ketua OSIS tersebut. Mereka menghela napas lega, seolah akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba juga.

Sejujurnya Chaeyeon cukup bingung mengapa ia kembali dilibatkan. Kegiatan class meeting maupun bazar buku berjalan lancar. Seharusnya tidak terjadi masalah yang berarti saat mereka evaluasi.

"Jihoon bawa kabur uang kas," kata Yunjin si bendahara OSIS.

Chaeyeon terkejut mendengarnya. Seumur-umur baru kali ini ada kejadian di luar nalar selama OSIS SMA Bina Visual berdiri.

"Kok bisa?" tanya Chaeyeon. "Maksudnya, coba deh jelasin gimana kronologinya."

Siyeon yang sedari tadi menggigit jarinya karena cemas, mau tidak mau bersuara. Jujur kepalanya terasa ingin pecah sekarang. Masalahnya datang bertubi-tubi. Uang OSIS dibawa kabur, belum lagi hubungannya dengan Jeno... Ah! Fokus Siyeon!

"Jihoon datangin Yunjin buat pinjem uang kas. Aku enggak tau dia mau apain sampai pinjem uang kas gitu, Jihoon juga enggak bilang ke Yunjin. Mbak Chaeyeon tau sendiri kan kita adain kas karena inisiatif sendiri. Memang selama ini tanpa mengumpulkan uang kas pun kita bisa tetap dapat dana, baik dari sekolah maupun cari sponsor. Dana bukan masalah selama ini...."

"Siyeon, jangan blunder! Kamu jelasin langsung ke intinya," kata Chaeyeon tak sabaran.

Air mata Siyeon sudah di ujung, hidung gadis itu bahkan memerah menahan tangis. Menyadari hal itu, Chaeyeon tersadar bahwa ia tidak seharusnya menekan Siyeon.

"Sorry, pelan-pelan aja ceritanya," lanjut Chaeyeon sambil menggenggam tangan Siyeon.

Siyeon mengadahkan kepalanya, berharap air matanya tak jatuh saat itu juga. "Jadi memang uang itu kami inisiasi untuk keperluan mendadak, seperti mengunjungi rekan yang sakit dan semacamnya. Jihoon cuma bilang dia butuh uang karena hal yang mendadak dan merasa berhak atas uang itu. Sayangnya, dia enggak berkoordinasi sama siapapun dan langsung datangi Yunjin. Udah pasti Yunjin enggak kasih. Akhirnya Jihoon ambil diam-diam uang kas dari tas Yunjin pas Yunjin ke toilet. Kami tau setelah cek CCTV."

Yunjin menunduk, begitu pun anggota OSIS lainnya.

"Mbak, kalau ini jadi aib OSIS gimana? Sekarang udah tengah semester dan artinya gak lama lagi bakal ada pergantian OSIS. Gimana kalau periode kepengurusanku dipandang jelek, Mbak. Ini bukan tentang aku aja, tapi tentang semua anggota OSIS. Aku takut mereka hilang kepercayaan ke OSIS dan meremehkan kami semua," ujar Siyeon diakhiri dengan tangisnya.

KETUA ANGKATAN | 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang