Izin dari Bang Haqi

1 0 0
                                    

Weekend ini biya bersama bang haqi berencana untuk pergi menonton bioskop, awalnya mereka akan pergi berempat bersama abi umi nya juga namun abi nya memeliki undangan pengajian di luar kota dan umi akan selalu menemani abi kemana pun pergi.

Maka dari itu tinggalah biya dan haqi berdua dirumah, setelah selesai sholat subuh dzikir dan mengaji biya sudah sibuk membuatkan sarapan untuk abangnya. Hari ini biya ingin dia yang membuatkan sarapan untuk abang nya Sini bibi bantuin biya ucap pekerja dirumah biya

Gak usah bi biar biya sendiri aja plisssss Biya memasang muka memohon kepada sang bibi

Soalnya biya mau buatkan sarapan special buat bang haqi yang hari ini mau biya porotin uang nya hahahaha Canda biya, padahal biya ingin membuatkan sarapan special untuk abangnya dalam rangka berterimakasih karena bang haqi sudah sangat peduli dan sayang kepadanya

Hehehe yaudah bibi kebelakang dulu mau lanjut nyuci baju ya

Biya akhirnya sendiri memasak dengan keahlian nya yang lumayan itu akhirnya biya selesai membuat dua menu sarapan, yaitu scrambled egg sarapan kesukaan biya dan sandwich double keju kesukaan abangnya.

Setelah semuai siap di atas meja makan biya melihat jam tangannya menunjukkan pukul tujuh pagi, ia pun berniat menuju kamar bang haqi untuk mengajak abangnya sarapan namun baru saja biya beranjak tidak jauh dari meja makan hp ia berbunyi, biya melihat ada chat dari dewa yang berisi Assalamualaikum biya, bagaimana kabar kamu? Aku ingin mengabari kamu bahwa hari ini selepas isya aku akan memeluk islam, proses nya akan dilangsungkan di Masjid Al-Ikhlas. Aku harap kamu bisa hadir bi

Setelah membaca pesan itu biya langsung kembali ke meja makan untuk duduk dan meminum air putih, rasanya dada nya sangat penuh ada rasa senang yang tidak terhingga di hati nya tersebut. Ia mencobe menetralkan hati nya dulu sebelum kembali menuju ke kamar bang haqi dan akan mendiskusikan hal ini juga ke bang haqi.

Sebelum ke kamar bang haqi biya membalas pesan dewa terlebih dahulu Waalaikumsalam, aku turut senang mendengar kabar ini insya allah aku akan hadir bila memang mendapatkan izin dari bang haqi setelah membalas pesan itu biya lanjut berjalan menuju ke kamar abangnya.

Tok..tok..tok Assalamualaikum bang

Waalaikumsalam masuk dek

Biya membuka pintu kamar abang nya dan memunculkan kepala nya saja Abang ayo kita sarapan, biya sudah buatin abang sarapan

Wahhh pas banget cacing diperut abang sudah demo minta makan hahaha

Heh abang bisa aja, biya tunggu di bawah ya

Okeey cantik

Tak lama bang haqi sudah turun dan langsung mereka menyantap sarapan yang telah biya buat Masyaallah enak dek masakan kamu bisa dah ini buka restoran

Alhamdulillah, aamiin dulu deh bang haha

Aamiin setelah itu mereka makan dalam diam sampai semua makanannya habis

Terimakasih ya dek udah masakin abang, ntar siang kita jadikan nontonnya

Jadi dong sama boleh gak bang belanja hehehe

Kamu mau beli apa

Beli beberapa gamis buat nanti dibawa ke turkey boleh gak

Boleeeh, beli yang lainnya juga boleh keperluan keperluan yang kamu butuhkan untuk di turkey nanti, tapi belanja nya selesai nonton ya

Iya boleh bang terimakasih ya

Sama sama adik abang yang masyaallah cantik, yaudah abang mau keruang kerja dulu ya ada pekerjaan yang mau abang selesaikan sebentar

Ehhh abang boleh gak biya mau bicara sebentar Biya menahan haqi yang hendak pergi dari meja makan tersebut

Kenapa ada apa? Soal dewa? Entah kenapa haqi langsung bisa menebak dari ekspresi biya

Tau aja si abang, iya tentang dewa

Ketara tau dek, yaudah kenapa itu

Jadi tadi dewa ada chat biya mengabari bahwa nanti malam selepas isya dia akan melangsungkan rencananya untuk memeluk islam dan akan dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas, dia minta biya untuk datang kesana menyaksikannya bang Biya menunduk ia takut untuk melihat wajah abangnya

Masyaallah Alhamdulillah abang turut senang dengan berita ini, namun kalau boleh jujur sebenarnya abang tidak ingin kamu bertemu dengan dewa, bukannya abang egois tapi abang hanya takut pertemuan itu bisa mengembalikan perasaan menggebu gebu kalian. Abang hanya takut rencana rencana dan janji janji yang telah kita sepakati buyar hancur hanya karena pertemuan nanti malam

Biya merasa lemas dengan jawaban dari bang haqi Bang biya janji hal tersebut tidak akan terjadi

Kamu yakin, apakah abang benar benar bisa memegang omongan kamu itu

Insyaallah biya yakin bang, tujuan biya kesana hanya ingin menyaksikan keindahan yang dikehendaki oleh Allah SWT dimana salah satu ciptaannya sudah memilih jalan untuk menikmati indahnya ajaran islam ini bang Biya berusaha meyakinkan bang haqi

Hemmmm abang selalu bisa luluh dengan jawaban indah kamu itu, kalau memang kamu mau hadir nanti malam insyaallah abang perbolehkan dan pastinya abang juga akan ikut bila memang kamu mau pergi bagaimana?

Setuju hehe

Okey tapi abang juga ikut ya

Hehehe iya abang, biya juga gak akan pergi bila tidak ada yang menemani kok, terimakasih ya bang Biya menunjukkan senyum merekah nya, hatinya sangat senang mendapatkan jawaban itu

Yaudah abang nyelesaikan kerjaan abang dulu ya, berarti kita pergi nanti selepas sholat dzuhur ya

Siap abang biya yang masyaallah ganteng hehehe

Lagi seneng aja baru abangnya dipuji

Siapa bilang, biya setiap hari memuji abang loh abang aja yang gak tau gak sadar nih

Idihhh kapan dimanaaa gak ada abang gak ada denger juga

Ada tau abaaaang, biya tiap hari memuji abang biya ini tapi di dalam hati hehehe

Ohhh sekarang udah bisa jail ya, oke ntar abang balas awas aja hahahahaha Jawab haqi sambil berjalan menuju ruang kerjanya

Serem banget ketawanya bang Biya masih dengan senyum lebar nya langsung membuka hp nya dan mengirim pesan kepada dewa Alhamdulillah bang haqi mengizinkan aku untuk pergi nanti malam tapi bang haqi juga akan ikut kesana, insyaallah bila tidak ada halangan apapun aku akan datang nanti malam

Dari kejauhan bang haqi yang ternyata masih memperhatikan biya, ia melihat senyum adiknya yang seperti dulu. Ada rasa senang di hati haqi melihat adiknya sudah bisa seperti dahulu lagi, namun juga ada rasa takut di hati haqi bila adiknya salah jalan dalam segala keputusannya. Untuk saat ini ia masih bisa sedikit tenang karena walaupun ia dan biya merahasiakan ini semua dari abi serta umi nya, namun ia masih lega karena biya masih mau bercerita bahkan meminta masukan serta izin kepadanya.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang