Ujian Kelulusan

5 0 0
                                    

Sudah sebulan berlalu sejak pembicaraan biya dan dewa di taman, semenjak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Seminggu awal setelah terjadinya pembicaraan tersebut, hari hari biya benar benar kacau, hampa, sepi, semua sahabat sahabatnya serta keluarganya bingung dengan perubahan sikap biya itu. Kali ini biya benar benar tidak ada cerita ke siapapun bahkan ke bang haqi orang yang paling ternyaman bagi biya untuk menjadi tempat ceritanya, biya tidak mau menyusahkan orang lain lagi dan biya juga tidak mau semua orang mengetahui bahwa dewa sebenarnya bukam menghilang namun memantau dari jauh. Bukannya biya tidak mau bercerita ke bang haqi tapi biya sangat yakin bila dia cerita, bang haqi akan menjadi marah karena hal tersebut juga karena sikap dan jawaban dewa saat perbincangan mereka terakhir kali itu.

Semua sudah berusaha bertanya, bahkan mendekatkan diri ke biya namun biya benar benar menutup rapat semuanya, dua minggu berlalu biya mulai menunjukkan senyumnya kembali. Biya setiap malam hanya tidur dua jam hingga membuat mata panda nya sangat terlihat, ia banyak memikirkan hal hal tentang dewa, tentang perbedaan mereka dan tentang bagaimana harus menyikapi ini semua. Setiap malam biya mengadu kepada sang pencipta bumi ini, mencurahkan segala isi hatinya serta meminta petunjuk jalan yang harus ia lewati.

Tiga minggu berlalu biya sudah benar benar kembali menjadi biya yang dikenal oleh keluarga nya dan sahabat sahabatnya, biya sudah mendapatkan jawaban atas semua doa doa nya dan ia juga sudah memutuskan untuk mengikhlaskan dewa bila memang agama masih menjadi penghalang bagi mereka berdua.

Sebulan berlalu kehidupan biya menjadi berwarna kembali, semua telah melupakan hal yang terjadi kepada biya dan biya juga sudah berdamai dengan dirinya sendiri.

**

Tepat tiga bulan sudah kehidupan biya kembali berwarna dan tidak ada tanda tanda kembali nya dewa, hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan yang biya dan semua teman teman nya hadapi Kalian pulang ujian terakhir ini pada mau kemana Tanya biya kepada keempat sahabat nya

Aku belum ada rencana mau kemana mana si

Aku juga

Aku juga

Aku adasi biya, aku pengen kerumah kamu sudah lama gak melihat bang haqi hehehehe Canda ziya yang langsung di sorakin sahabat sahabat nya yang lain

Masalahnya bang haqi yang gak mau ngeliat kamu zi, gak berwarnaaaa hahahahahaha Yasna menjatuhkan ekspektasi ziya yang ingin bertemu bang haqi

ZI selera bang haqi itu bukan anak yang baru mau lulus SMA belum tau kedepannya jadi apa yang sekarang setelah selesai ujian masih ngang ngong, pastinya bang haqi nyari yang high value woman hahahahaha Timpal rifa yang sama seperti yasna suka menjatuhkan eskpektasi ziya terhadap bang haqi

Hei sudah sudah, zi kalau belum dicoba kamu gak akan tau gimana hasilnya mana tau kamu bisa jadi kakak ipar biya hahaha Nawal yang selalu membuat harapan ziya naik lagi

Sudah sudah, bang haqi gak ada dirumah dia lagi ada kerjaan di luar kota baru pulang dua minggu lagi itupun kamu sudah berangkat mau liburan kan zi, kamu kurang beruntung si zi hahahahah jarang jarang biya menyaut candaan sahabat sahabat nya

Ihhhh biya udah bisa ngebecandain aku, kamu sehatkan bi Ziya dengan cepat menempelkan tangannya ke dahi biya untuk mengecek suhu badan biya

Isss kamu ni, alhamdulillah aku sehaaaat banget

Sukanya ngeliat kamu udah seceria ini bi Tiba tiba yasna teringat akan biya yang murung terus beberapa bulan lalu

Ah sudah sudah, ayo pulang liat udah sepi itu gimana kalau kita ke cafe baru yang di ujung gang sekolah aja dulu yuk ngopi ngopi cantik hehehehe Tawar nawal ke sahabat sahabatnya, nawal juga menghentikan pembicaraan yasna dengan maksud agar biya tidak mengingat luka luka nya lagi

Rifa dan ziya yang paham dengan maksud nawal pun dengan serentak menjawab Ayoooo gaskan bestieee Mereka semua berdiri dan berjalan menuju cafe baru yang mereka maksud tersebut.

Mereka keluar dari gerbang sekolah dan saat melewati tempat parkiran mobil yang memang ada di tanah kosong sebelah sekolahan mereka, tempat itu memang untuk parkir mobil anak anak yang membawa mobil ke sekolah. Namun sekolahan biya mempunyai peraturan hanya yang sudah mempunyai sim yang bisa membawa kendaraan ke sekolah, jadi setiap mereka mau parkir pasti wajib menunjukkan sim nya terlebih dahulu.

Ehhh kalian mau kemana, sini belok sini dulu Ziya menyuruh sahabat sahabat nya untuk belok keparkiran mobil dahulu

Ngapain zi, mobil siapa yang mau kamu embat hahahaha Yasna bertanya kepada ziya yang memang mereka tau selama ini tidak pernah ada salah satu diantara mereka yang pernah membawa mobil sendiri ke sekolah, setidaknya mereka diantar oleh supir supir mereka

Heh kamu ya yas, aku bawa mobil hehe Mereka semua memandang ziya dengan tidak percaya

"Masaaaaa si" Nawal tidak percaya begitu saja dengan ziya

"Iya bual dosa lo zi" Saut rifa

"Iya kalau orang suka bual bang haqi gak suka zi" Tiba tiba biya menimpali candaan sahabat sahabatnya

Ni ni lihaaat Ziya mengeluarkan kunci mobil nya dari dalam tas dan juga langsung memandang heran ke biya seperti sahabat sahabat nya yang lain

"Biiii ini yang aku suka, kamu harus gini biar semakin berwarna persahabatan kita ini, gak enak lo bi kalau cuman diam senyum gak ikut nimbrung pembicaraan" Yasna takjub dengan kemajuan biya

"Ah sudah sudah kalian ini" Senyum yang sangat lebar diberikan biya ke sahabat sahabatnya, semua benar benar senang dengan biya yang sekarang

Kok bisa zi Rifa teringat dengan ziya dan lalu bertanya heran

Ya bisa la, abi ngizinkan gue boleh bawa mobil di hari terakhir ujian kelulusan ini hehehe, yaudah ayuuuk buru panas ini Ziya berjalan menuju ke mobil nya diikuti oleh yang lainnya

Setelah mereka semua masuk ke dalam mobil dan pergilah mereka menuju cafe baru yang dimaksud mereka tadi.

Dari kejauhan ada seorang laki laki yang memperhatikan mereka semua dari kejauhan, dari mereka keluar dari gerbang sekolah hingga mereka sudah tidak terlihat lagi.

Yaa laki laki itu adalah dewa, ia juga telah melewati ujian kelulusan seperti biya dengan sangat baik. Namun hari hari yang dewa lewati tidak berwarna seperti biya, tidak secerah hari biya banyak pemikiran yang harus ia pikirkan tapi dengan semua hal tersebut dewa tetap belajar dengan giat untuk mengejar sesuatu hal yang sangat berharga itu. Belajar untuk kelulusannya dan juga belajar untuk mendapatkan jalan yang sama dengan biya.

Semua tetap salah sangka kembali dengan dewa selama beberapa bulan ini tidak pernah terlewat oleh dewa untuk melihat biya dari kejauhan, dewa dengan seribu pemikirannya, dewa dengan seribu rencananya dan dewa dengan seribu alasan untuk tetap menjadikan biya pilihan hatinya.

Setelah pembicaraan biya terakhir sama dewa mereka benar2 gak ketemu lagi hingga selesai ujian kelulusan dan ternayat selama itu dewa memantapkan hatinya untuk menggapai biya bahkan ia telah mempelajari tentang islam.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang