Janji Dewa

6 0 0
                                    

Hari ujian kelulusan telah selesai dewa bersama teman temannya maupun biya bersama sahabat sahabat nya telah berupaya semaksimal mungkin dalam ujian mereka, selama beberapa bulan ini dewa tidak pernah lepas dalam mempehatikan biya dari kejauhan.

Setelah biya dan teman-temannya selesai dari cafe baru yang mereka kunjungi, ziya berencana untuk mengantar pulang satu persatu sahabat sahabatnya tersebut Gais aku anter kalian semua pulang ya

Eh gak usah zi, aku pulang naik angkot aja gak apa tolak biya

Kenapa emangnya bi, gak apa kalik santai kan aku sekalian jalan jalan dan sekalian kalik bisa ngeliat bang haqi gituuuu hehehehe canda ziya

Bang haqi nya yang gak mau ketemu sama kamu tau gak hahahaha goda yasna yang memang sangat senang menjatuhkan ekspektasi ziya

Diam kamu yasna ziya hampir saja menyumpal mulut yasna yang sedang tertawa itu dengan roti yang dipegangnya untung saja biya langsung menengahi pertengkaran itu

Ehhhh sudah sudah kalian ini bertengkar terus, lagian bang haqi gak ada dirumah ziya kan bang haqi masih kerja jam segini dan aku bukannya gak mau diantar sama kamu tapi aku mau ke toko buku dulu, jadi gak apa kalian pulang duluan aja ya kasian juga nawal sudah ditunggu oleh keluarganya sebelum mereka keluar dari cafe tersebut nawal di telpon mama nya untuk segera pulang karena mereka akan pergi ke acara keluarga

Beneran ni biya gak apa kamu sendiri, atau yang lain siapa yang bisa temenin biya dulu gih ke toko buku Nawal merasa gak enak harus meninggalkan biya seorang diri

Udah gak apa aku sendiri lagian cuman cari satu buku aja sebentar, udah udah kalian pulang cepetan sanaaaa biya mendorong tubuh sahabat sahabatnya untuk menuju ke mobil ziya

Mereka semuapun akhirnya pulang bersama diantar oleh ziya, mereka tidak ada yang bisa menemani biya ke toko buku karena memang sudah memiliki janji bersama keluarganya semua. Akhirnya biya berjalan menuju ke pangkalan angkot yang akan membawa ia ke toko buku.

Dari kejauhan ada sosok laki laki yang dari tadi berharap namun juga yakin akan ada momen dimana biya sendiri yang membuat ia bisa berbicara dengan biya, dengan cepat dewa menyusul biya naik ke dalam angkot tersebut tapi dewa duduk didepan disamping pak supir sedangkan biya duduk di belakang paling ujung dekat pintu masuk, alhasil biya tidak menyadari bahwa saat itu ia berada satu angkot dengan biya.

Sesampainya di depan toko buku dewa dengan cepat membayar ongkos angkot lalu turun duluan dan memasuki toko buku tersebut, disusul oleh biya yang membayar ongkos angkot terlebih dahulu baru memasuki toko buku. Disana biya ternyata mencari buku cerita yang sedang populer, yaitu tentang cinta beda agama, ia melihat buku tersebut sekilas di internet dan penasaran dengan isinya makanya ia ingin segera memiliki buku tersebut. Selama itu pula dewa terus memperhatikan kegiatan biya dari kejauhan.

Setelah mendapatkan buku yang dicarinya biya segera membayar dan dengan cepat menuju ke halte bis yang sebentar lagi akan lewat. Biya naik ke bis terlebih dahulu dan memilih duduk di bangku pojok paling belakang sedangkan dewa memilih untuk duduk di kursi bis paling depan, saat itupun biya masih belum menyadari akan adanya sosok dewa yang sangat dekat dengannya.

Setelah sampai di depan jalan komplek mereka dengan cepat dewa turun dan bersembunyi di balik pepohonan depan komplek, biyapun turun dan berjalan menuju kerumahnya diikuti oleh dewa yang sudah keluar dari persembunyiannya. Seperti biasanya biya kalau sudah sendiri dan sedang banyak pikiran dia tidak akan langsung pulang kerumah melainkan akan mampir terlebih dahulu ke taman komplek.

Dewa yang menyadari bahwa biya berbelok menuju taman komplek sangat senang karena ia mendapatkan kesempatan yang besar untuk bisa berbicara dengan biya.

Seperti biasa biya duduk dibangku tempat favorite nya di taman ini, yaitu bangku yang menghadap ke kolam ikan yang ada du taman tersebut. Awalnya dewa masih ragu untuk menemui biya jadi dewa masih memperhatikan biya mulai dari biya membuka bungkusan buku yang baru dibelinya hingga biya sudah selesai membaca satu bab buku tersebut barulah dewa berjalan untuk mendekat ke arah biya.

Hai Assalamualaikum sapa dewa kepada biya

Iya waalaikumsalam jawab biya sambil mengangkat kepala nya, betapa terkejutnya biya ternyata orang yang mengucapkan salam itu adalah dewa

Dewa... kamu... biya benar benar bingung mau berbicara apa

Boleh aku duduk disebalah kamu

Kamu? Sejak kapan kamu berbicara aku kamu, biasanya lo gue biya juga terkejut dengan dewa yang berbicara memakai aku kamu tidak seperti biasanya yang lo gue, biya juga bertanya hal tersebut agar terlihat santai menghadapi kehadiran dewa tersebut. Nyatanya hati biya saat itu tidak lah baik baik saja dengan kedatangan dewa yang tiba tiba itu.

Sejak hari ini, saat ini, disini bersama kamu

Hemmmm ada apa biya sudah tidak tahan lagi untuk bertanya apa maksud dewa menemui dia lagi

Apakah ini harus langsung ke inti semua permasalahannya dewa sebenarnya masih ingin bertanya terlebih dahulu tentang kabar biya, tentang keadaan biya tapi sepertinya biya ingin langsung ke inti nya saja.

Iya langsung saja, aku tidak memiliki banyak waktu untuk hal yang tidak penting Biya berusaha untuk mempercepat percakapan itu karena sebenrnya entah mengapa hati dan mata biya sudah ingin menangis

Sebelumnya aku mohon maaf lagi untuk semuanya biya, untuk kesalahan kesalahan yang telah aku perbuat, untuk ucapan ucapan yang aku keluarkan dan membuat hati kamu sakit. Aku bukannya menjadi pengecut biya, beberapa bulan ini aku selalu memperhatikan kamu dari kejauhan, aku mulai memantaskan diri aku untuk bisa bersama kamu biya. Aku telah mempelajari mengenai islam, awalnya memang hal tersebut semua semata mata karena kamu tapi seiring berjalannya waktu semua bukan lagi semata hanya karena ingin bisa bersama kamu tapi karena diri aku sendiri dan karena islam ternyata sangat indah bi

Masyaallah biya tidak sanggup lagi untuk menahan air matanya

Aku sudah banyak mempelajari tentang islam bi, aku sudah bisa wudhu bahkan aku sudah bisa gerakan serta bacaan sholat bi, aku sangat menyukai bila teman aku dafa membaca lantunan ayat suci Al-Quran rasanya hati aku sangat nyaman bi. Namun aku masih membutuhkan waktu bi, aku masih membutuhkan waktu untuk aku siap menyampaikan ke orang tua aku tentang keputusan ini bi, aku juga masih ingin mempelajari islam lebih luas lagi sambil melanjutkan pendidikan aku bi. Jadi intinya aku ingin kamu menunggu aku biya, tunggu aku saat waktu nya tiba aku akan melamar kamu dalam satu agama biya Biya benar benar tidak bisa lagi menahan tangisannya, hatu nya campur aduk ia bingung harus bagaimana, di dalam lubuk hati nya yang paling terdalam ia merasa rela untuk menunggu dewa namun ia juga harus mendiskusikan hal ini kembali dengan keluarganya, bahkan bila ia takut untuk berbicara ke abi umi nya, biya akan memilih mendiskusikan hal ini dengan bang haqi terlebih dahulu.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang