Pelajaran berharga

1.9K 75 8
                                    

"Kalau biya belum mau cerita gak apa-apa bang haqi ngerti." Ujar bang haqi sambil menenangkan biya
"Tapi pesan bang haqi kalau kamu nangis ini karna seorang laki-laki bang haqi mohon berhentikan tangisan kamu ini, ingat biya laki-laki itu bukan muhrim kamu." Biya mendongakkan muka nya kehadapan bang haqi
"Ya allah bang haqi benar dia bukan muhrim biya astaghfirullah biya." Ujar biya di dalam hati

"Iya bang biya salah sangat salah, biya menangis ini karna.. Karna... De..wa bang, ya allah astaghfirullah biya sudah dosa dengan memikirkan apalagi menangisi laki-laki yang jelas bukan muhrimnya biya tapi bang...." Ucapan biya terputus karna tangisan nya makin membesar bukan nya malah berhenti

"Hei kenapa makin kencang nangis nya, biya denger abang hentikan tangisan kamu dan cerita sama abang, ingat biya kamu memikirkan dia saja sudah dosa karna dia bukan muhrim kamu apa lagi sampai kamu nangis seperti ini, istighfar biya hentikan tangisan kamu biya." Ujar bang haqi dengan nada sedikit keras dan membentak

Biya pun menghela nafas beberapa kali dan mulai menghentikan tangisan nya "astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah maaf kan biya bang biya akan cerita sama abang kenapa biya seperti ini, de...wa itu dia...dia....."

"Dia kenapa yang jelas biya." Ujar bang haqi

"Tadi di toko buku biya ketemu sama dewa dan teman nya, biya melihat dewa membaca buku surat untuk paulus, dan temannya dewa bilang sembahyang di katedral, awal nya biya masih ragu untuk menebak apa yang di maksud dari yang biya lihat dan dengar itu, tapi setelah teman nya berteriak memanggil nama lengkap dewa, dan dewa nya pun membenarkan apa yang di ucap tentang sembahyang di katedral biya sadar kalau kita ber...beda." Cerita biya ke bang haqi membuat dia harus berkali kali menghela nafas supaya air mata tidak turun lagi

"Astaghfirullah abang ngerti dewa berbeda agama dengan kita biya." Ujar bang haqi dan biya pun hanya bisa mengangguk kan kepala nya

"Biya, pertama kamu salah menangisi laki-laki yang sudah jelas bukan muhrim kamu, kamu memikirkan nya saja sudah dosa apalagi kamu sampai seperti ini menangisi nya, yang jelas-jelas berbeda dengan kita. Kedua, lupakan dia kamu harus bisa keyakinan kalian berbeda walau diluar sana banyak orang yang beranggapan tidak apa-apa berbeda agama tapi dalam agama islam itu dilarang biya ingat dalam surah al-baqarah ayat 221 sedikit abang kutip artinya Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Menghindari adanya pernikahan beda agama yang tidak dianjurkan bahkan dilarang dalam agama islam karena tidak sesuai dengan tujuan pernikahan dalam islam. Dan juga menghindari konflik dalam keluarga dan menjaga kehormatan orangtua terutama keluarga seorang muslim karena biasanya orangtua atau keluarga manapun tidak akan mengijinkan anaknya untuk menjalin hubungan dengan orang yang tidak seiman dan seagama. Kenapa abang disini ngomong nya pernikahan pernikahan karna suatu hubungan pasti akan menuju ke arah pernikahan. Sekarang sudah mau adzan maghrib kamu mandi dan sholat mohon la pada allah untuk mengampuni segala dosa-dosa kamu."

Biya pun menuju kamar nya untuk mandi dan sholat maghrib, "Ya allah biya salah sangat salah menangisi laki-laki yang bukan muhrim nya biya, ampunilah segala dosa-dosa biya ini ya allah, bila dia memang jodoh biya, biya mohon berilah jalan yang terbaik untuk nya dan biya." Setelah sholat dan berdoa biya pun bertekad untuk melupakan dewa yang dengan jelas bukan la muhrim nya juga mereka berbeda, perbedaan yang sangat ditentang oleh agama islam.

















**
Pagi itu biya bangun dengan mata sedikit sembab akibat menangis semalam, semalam dia tidur jam 3 subuh karna dihabiskan nya dengan dzikir dan berdoa atas segala dosa-dosa yang telah ia lakukan berharap pada mahluk yang jelas-jelas tidak boleh dilakukan dan harus bangun jam 4 lewat karna untuk sholat subuh.
"Pagi bang haqi." Sapa biya ke abang nya

"Alhamdulillah adik abang udah gak kayak kemaren, jangan di ulangin lagi ya biya." Ujar bang haqi

"Iya bang, insyaallah biya gak akan menangisi makhluk yang sudah jelas bukan muhrim nya biya." Ujar biya dengan senyum nya. Dan untungnya abi dan umi nya akan pulang pada hari selasa yang tidak akan melihat mata sembab biya tersebut.

Sebenar nya di dalam hati biya masih sedikit tersisa kata kata yang belum sempat terucap dari bibir nya tentang seorang dewa, tapi dia bertekad untuk menghilangkan nya tanpa harus di ungkapkan, biarla hanya dia dan Allah yang mengetahui nya.







**
Biya berangkat sekolah hari ini dengan menaiki bis yang biasa dia naiki, karna bang haqi tidak sempat untuk mengantarnya ke sekolah.
Saat berada di dalam bis betapa terkejutnya biya disana sudah ada dewa yang memamerkan senyum nya pada biya.
Biya pun langsung buang muka, dan jalan menjauhi kursi yang di duduki dewa.

"Hei...hei biya, sini sebelah aku kosong." Ujar dewa, tapi biya tetap tidak memperdulikan nya ia terus saja berjalan ke kursi paling belakang yang di sebelah nya sudah di duduki oleh seorang mba-mba.

Dewa bingung kenapa biya seperti itu, tidak seperti biasa nya biya seperti itu. Dewa pun hanya diam menunggu bis itu berhenti di halte dekat sekolah biya, karna kalau saat itu juga ia meminta penjelasan kenapa biya melewatkan nya, tidak memperdulikan panggilannya bahkan tanpa senyuman yang biasa hadir dari bibir nya itu, pasti akan tambah ribet karna disini terlalu banyak orang yang akan mendengarkannya.










**
Bis pun berhenti di halte dekat sekolah biya, biya pun cepat-cepat turun karna ingin menghindari dewa, tapi dewa sudah lebih dahulu turun dan menunggu biya, lebih cepat dari biya karna dewa tahu pasti biya akan menghindari untuk tidak bertemu dengan dewa.

"Hei biya tunggu, lo kenapa si? Kok lo kayak ngindarin gue." Ujar dewa dengan menghalangi jalan nya biya.
Biya tidak menyahut sedikit pun dan malah berjalan kesamping untuk menghindari dewa, tapi dewa mengejar biya dan tanpa di sengaja dewa memegang tangan biya, yang langsung di tepis oleh biya.

"Sopan sedikit dong sama perempuan, kamu bukan muhrim saya jangan sembarangan kamu memegang saya." Ujar biya dengan nada yang sedikit membentak

"Maaf..maaf gue gak sengaja, bener gue reflek gak sengaja." Ujar dewa meminta maaf pada biya, tapi biya tidak memperdulikan nya dan langsung berlari menghindari dewa masuk ke dalam sekolah nya, karna tinggal sedikit lagi sampai ke gerbang sekolah nya. Dan dewa pun tidak bisa mengejar nya lagi karna sudah kedeluan biya masuk ke gerbang sekolahnya.









MAAF BARU NGELANJUTIN CERITA INI KARNA SAYA KEMAREN LAGI SIBUK JADI BARU BISA NGELANJUTIN NYA, SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA SAMA CERITA SAYA

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang