Keputusan Biya 2

1 0 0
                                    

Setelah biya berbicara mereka terdiam dengan pikirannya masing masing, dewa merasa hati nya sangat penuh saat ini. Penuh dengan setengah kebahagiaan dan setengah kesedihan karena beberapa tahun yang akan datang ia tidak bisa bertemu dengan biya bahkan untuk mendengar suara saja ia tidak akan bisa.

Bahkan untuk sekadar aku mendengar suarumu dari telepon itu tidak boleh bi? tanya dewa yang memandang wajah biya dengan sendu

Maaf tidak bisa dewa, itu sudah perjanjian ku dengan diriku sendiri, perjanjian ku dengan bang haqi dan juga sudah aturan yang ditetapkan oleh agamaku

Bi hanya telpon lima menit saja, seminggu sekali deh

Enggak bisa dewa, kalau kamu terus maksa seperti ini lebih baik jangan mencari aku lagi

Eh iya iya bi iya aku minta maaf, berarti hari ini jadi hari terakhir kita bertemu dong

Iya, yaudah aku gak bisa berlama lama disini dewa, aku pulang dulu Biya berdiri diikuti oleh ziya

Eh sebentar bi sebentar saja, ada yang mau aku sampaikan juga

Cepetan jangan lama lama, kamu mau bang haqi kesini karena biya terlalu lama disini hah Ziya memotong pembicaran dewa dan mereka pun duduk kembali

Aku terima keputusan kamu bi semuanya, sebelumnya aku mau bilang makasih kamu sudah memberikan keputusan yang memang aku tunggu tunggu, terimakasih kamu mau menunggu aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Aku sudah menetapkan hati aku kepada islam bi semakain hari semakin aku merasakan indahnya islam, aku berencana sebelum pergi untuk kuliah di inggris aku ingin masuk islam bi, satu lagi permintaan aku bi tapi aku tidak memaksa, jika kamu berkenan dan kamu bisa datanglah disaat aku akan mengucapkan dua kalimat syahadat itu. Datanglah bersama bang haqi aku akan memberi tau kamu dimananya nanti

Masyaallah dewa kamu serius Sela biya ditengah tengah pembicaraan dewa

Aku serius bi, sudah sangat serius. Besok orang tua dan adik aku pulang dari luar kota dan aku akan langsung memberi tahu dan meminta izin kepada mereka bi

Aku kira kamu sudah memberi tahu keluargamu

Aku ingin memberi tahu mereka secara langsung bi, entah apa respon dari mereka aku akan tetap memeluk islam bi karena hati aku sudah mengatakan ini adalah jalan yang baik

Seperti yang pernah aku bilang jangan sampai kamu memutus silaturahmi kamu dengan keluarga karena hal ini dewa, mereka tetap harus kamu hormati, mereka tetap orang tua kamu ya

Andai kamu tau bi bagaimana keadaan aku dan keluargaku, kacau bi ucap dewa di dalam hatinya

Iya bi aku akan mengingat itu

Yaudah aku pulang dulu ya

Bi, sekali lagi terimakasih dan tunggu aku sampai waktu nya tiba aku janji akan menepati itu semua, aku akan menjadi imam yang baik untuk kamu Biya hanya tersenyum mendengar kalimat dewa itu dan dia berjalan meninggalkan dewa bersama ziya untuk menuju kerumahnya

Ya Allah entah aku pantas atau tidak mengatakan ini, tapi aku benar benar berterimakasih dengan jalan yang dipilih oleh biya ini, semoga jalan kami berdua kedepannya bisa menjadi jalan yang terbaik dan banyak kebahagian yang akan menghampiri kami Aamiin Ujar dewa di dalam hati nya, ia pun bangkit untuk berjalan pulang kerumahnya

**

Tepat adzan dzuhur berkumandang biya dan ziya sudah sampai dikamar biya, tidak lama hp biya bergetar Bi, bang haqi telpon

Biyapun segera mengangkat telpon bang haqi Assalamualaikum bang

Waalaikumsalam, kamu sudah selesai bicara dengan dewa dek? Kamu sudah dirumah? tanya bang haqi dengan beberapa pertanyaan

Satu satu dong abang nanya nya

Hehe iya jadi gimana dengan pertanyaan abang

Iya biya sudah dirumah dan juga sudah berbicara dengan dewa

Jadi bagaiamana?

Sesuai dengan yang kita bicarakan kemarin bang, dewa oke dengan itu semua

Juga dengan tidak berhubungan melalui apapun, melalui telpon bahkan chat

Iya abang dewa sudah setuju juga dengan itu

Alhamdulillah, lega rasanya hati abang bi Dari pagi hati haqi tidak tenang menunggu waktu biya akan bertemu dengan dewa, rasanya ada yang mengganjal sebelum adiknya itu selesai bertemu dengan dewa, bahkan bang haqi juga mengechat ziya dari pagi minta tolong datang tepat waktu menemani biya, ia takutnya ziya telat dan biya pergi sendirian untuk bertemu dengan dewa.

Iya abang tenang aja, aku sudah dirumah kok dan tadi bertemu dewa nya dari awal datang juga bersama ziya

Oh iya bagus deh dek padahal haqi sudah tau karena dia mengechat ziya terus bahkan minta dikirimka foto kalau memang mereka pergi berdua

Yaudah deh dek abang kerja lagi ya, Assalamualaikum

Waalaikumsalam bang

Kenapa kamu mandang aku gitu banget zi

Itu bang haqi cuman bicara sama kamu? Gak mau gitu bicara sama aku hehehe

Heh kamu ni ya bukan muhrim

Nantikan bang haqi mau jadikan aku muhrim dia bi hahahahaha

Aku aamiin kan gak ya, tapi kayaknya pikir pikir dulu deh hehe

Ah resek kamu bi cemberut ziya dengan candaan biya

Tapi bi gimana kamu akan datang saat dewa memeluk islam nanti?

Hmmmmm seperti nya aku akan mendiskusikan itu dengan bang haqi dulu zi

Ziya hanya mengangguk ngangguk dengan jawaban dari biya itu, dia tidak mau terlalu memaksa dan memberikan banyak pertanyaan ke biya. Ia tahu sudah banyak yang harus dipikirkan oleh biya dan ziya juga tau sebenarnya ada kesedihan yang biya simpan dalam dalam karena harus berpisah dengan dewa.

Yaudah ayo kita sholat dzuhur zi

Aku perlu menyelipakan doa buat kamu sama dewa gak nih Canda ziya untuk mencairkan suasana hati biya

Ihhh kamu ni ya zi, cepetan ayo bediri kita wudhu

Merah tu pipi

Ziyaaaaaaaa

Hahaha iya iya, jadi mau selipakan doa gak nih Ujar ziya memandang biya sambil menaik turunkan alisnya

Boleh deh hahahaha tawa biya sambil lari menuju tempat wudhu

Heiiiii biya kamu ya tapi oke deh aku akan doakan hahahah Merekapun sama sama mengambil wudhu dan melaksanakan sholat dzuhur

Ya Allah terimakasih atas kelancaran yang engkau berikan hari ini, kelancaran biya untuk berbicara dengan dewa dan kelancaran atas keputusan keputusan kami. Ya Allah berikanlah kamu kekuatan hati, pikiran dan mata untuk tetap pada tujuan awal kami, jauhkanlah kami berdua dari godaan godaan yang akan membawa kami dalam keterpurukan. Berikanlah kelancaran kepada kami dalam meraih impian impian kami, semoga ini bisa menjadi awal yang baik bagi kami berdua, lancarkanlah juga niat baik dewa untuk memeluk islam Ya Allah aamiin Biya menangkupkan kedua tangannya di wajah, tidak terasa air matanya mengalir begitu saja. Ziya yang tau akan hal tersebut hanya diam membiarkan biya mengatur hatinya karena ziya juga sudah tau dengan janji biya untuk tidak memikirkan dewa bahkan sampai menangiskannya lagi.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang