Pembicaraan Serius Dari Turkey-Inggris

5 0 0
                                    

Setelah selesai acara pembukaan Sarasya Fashion, para orang tua tidak langsung pulang mereka masih akan di turkey selama empat hari untuk menikmati liburan singkat, mereka semua sudah janjian untuk pergi sama sama dan juga pulang sama sama.

Biya dan para sahabatnya itu belum libur kuliah, jadi jalan jalan mengitari turkey nya setengah hari tanpa mereka, jadi para orang tua pergi bersama aisyah dan untuk biya serta sahabat sahabat nya akan menyusul setelah pulang dari kuliah.

Mereka benar benar memanfaatkan waktu yang ada, mereka melepas rindu yang sudah sangat bertumpuk tumpuk itu. Di hari ketiga mereka di turkey setelah asik jalan jalan dan berbelanja mereka sudah lelah dan memilih untuk pulang, sesampainya di apartemen tempat mereka menginap sudah menunjukkan waktu sholat isya.

Pak zikri bagaimana apakah kita jadi untuk membicarakan hal tersebut, namun kita sholat dulu di kamar masing masing, setelah selesai sholat jika bapak berkenan nanti kita bertemu kembali antara saya yang ke tempat bapak atau bapak yang ke tempat saya, bagaimana? Tanya abi biya ke abi ziya

Jadi dong pak bahri, nanti saya saja yang datang mengunjungi tempat bapak gimana

Boleh boleh pak, saya tunggu

Mereka pun berpisah menuju kamar nya masing masing, biya, aisyah, nawal, yasna dan rifa ikut ke dalam apartemen nya abi biya, tadi sebenarnya mereka akan langsung pulang namun abi biya minta mereka untuk mampir dulu karena ada yang mau dibicarakan.

Abi mau ngomong apa ya dek Tanya aisyah ke biya

Biya memasang muka was was nya, ia paling takut kalau sudah abi nya bilang ingin berbicara Aduh gak tau ni kak, biya takut deh kak

Hemmm sama dek, kakak juga takut hehe Ujar aisyah sambil menyengir

Sudah sudah abi gak marah kok ke kamu bi atau ke kak aisyah, lagian muka abi santai saja aku lihat dari tadi Ujar rifa

Iya abi itu yang santai santai lebih menyeramkan fa Ujar biya

Hahahaha benar banget dek

Yaudah kak aisyah dan kamu bi, siap siap kan dulu aja hatinya. Sekarang sholat minta pertolongan sama Allah hahahaha Ujar yasna

Biya dan aisyah hanya memandang malas ke yasna, setelah itu mereka pun langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat secara bergantian. Selesai sholat mereka langsung berkumpul di ruang tamu kecil yang ada di apartemen tersebut, tidak lama bel pun berbunyi. Biya bergegas membuka pintu dan terdapat abi ziya, umi nya juga ziya disana.

Assalamualaikum Ucap mereka

Waalaikumsalam

Duduk pak, bu, ziya Ujar abi biya

Ini kita langsung ke inti pembicaraan ya, soalnya kasian anak anak besok kuliah

Boleh pak bahri silahkan Biya dan aisyah saling pandang, mereka seperti nya paham maksud dari pembicaraan ini, mereka merasa lega karena pembicaraan itu bukanlah tentang mereka.

Sebentar pak, saya telpon haqi nya dulu

Tidak lama haqi pun mengangkat telpon tersebut Assalamualaikum bi

Waalaikumsalam nak, ini abi langsung ya nak karena besok biya dan yang lainnya kuliah jadi takut kemalaman kasian mereka, ini kita mau membicarakan perilah yang haqi bilang ke abi kemarin tentang lamaran kamu dengan ziya

Semua langsung memandang ke ziya, mereka sadar dua bulan lagi akan libur semester artinya mereka sudah setahun kuliah dan seperti janji yang ada mereka akan pulang ke Indonesia untuk melangsungkan acara lamaran ziya dan haqi.

Iya abi boleh langsung saja, sebelumnya apakah haqi boleh mengubah panggilan ini jadi videocall bi

Hemm telpon biasa saja ya nak Ujar abi zikri dan abi bahri bersamaan

Baik bi Sedangkan di dekat haqi disana sudah ada dewa dan yang lainnya, tadinya dewa juga berharap panggilan tersebut bisa berubah menjadi videocall karena ia ingin melihat biya, namun pupus harapannya saat hal tersebut tidak diperbolehkan.

Abi zikri dan umi zafa maaf kalau haqi menyampaikan hal ini melalui telepon, tadinya haqi ingin menyampaikan saat bertemu di turkey namun karena musibah kecil ini haqi harus ke inggris tidak jadi ikut ke turkey. Mengenai lamaran antara haqi dan ziya yang akan dilaksanakan dua bulan lagi, sebenarnya seperti ada yang mengganjal di hati haqi saat kemarin di bandara melihat ekspresi ziya. Jujur haqi tidak ingin memaksakan hal ini bila ziya nya belum siap abi, karena bagi haqi sesuatu yang dipaksa takut tidak akan baik jalannya. Sebelum haqi menyampaikan maksud haqi lebih lanjut, abi zikri haqi minta izin untuk bertanya pada ziya boleh bi

Iya boleh silahkan nak

Apakah ziya siap bila memang kita melaksanakan lamaran ini dua bulan lagi?

Ziya tertunduk mendengar pernyataan dan pertanyaan dari haqi tersebut, awalnya biya merasakan senang yang bertumpuk di hatinya saat awal mendengar suara haqi. Namun setelah mendengar pertanyaan haqi ia tertunduk Bang haqi ni sebenarnya cenayang atau apa si, padahal aku sudah berusaha menyembunyikan ekspresi muka aku saat di bandara. Kok dia bisa paham si ada hal yang aku simpan dalam dalam karena takut sama abi untuk menyampaikannya Ucap ziya di dalam hatinya

Ziya, nak ayo dijawab Ujar umi ziya

Eh iya maaf, sebelumnya ziya juga tidak tahu bagaimana bang haqi bisa mengerti apa yang ziya rasakan saat di bandara. Rasanya ziya sudah mengkamuflase rasa itu sebisa mungkin, namun ternyata masih ada yang mengetahuinya. Abi umi maafkan ziya, rasanya ziya belum siap bila harus lamaran dalam dua bulan lagi. Ziya masih harus menyelesaikan pendidikan ziya paling cepat dua tahun lagi dan itu waktu yang cukup lama bagi ziya bila harus menahan apa yang kedepannya akan menjadi milik ziya bi mi. Ziya takut hal itu akan mempengaruhi biya lebih dalam lagi saat meraih mimpi ziya ini mi, kemungkinan kemungkinan selama dua tahun itu tidak ada yang tahu abi umi. Bila memang boleh rasanya biya ingin lamaran saat satu semester lagi biya mau wisuda, jadi tidak butuh waktu lama untuk menuju ke akad nikah nya. Lagian ziya dan bang haqi tidak akan bertemu karena jarak kami yang jauh ini dan kami juga tidak ada berkomunikasi melalui apapun itu Ziya menyampaikan semua yang ia rasakan dengan tertunduk takut untuk melihat abi dan uminya

Lihat abi nak jangan nunduk seperti itu, abi tidak marah sama kamu sayang. Abi sangat menghargai kejujuran kamu dan maaf bila abi tidak berpikir sejauh itu, abi menyetujui keputusan kamu nak tidak apa sayang Ujar abi ziya sambil memeluk ziya

Pak bahri maaf bila keputusan kita harus berubah, namun saya salah tidak memikirkan hal ini terlalu jauh dan saya juga setuju dengan keputusan yang ziya inginkan

Tidak apa pak zikri, saya juga salah pak tidak jauh memikirkan hal ini dan untuk keputusan ziya itu sama dengan keputusan yang haqi bicarakan sama saya kemarin pak, saya juga menyetujui untuk hal tersebut. Haqi lanjutkan bicara nya nak Ujar abi bahri

Haqi tersenyum lebar mendengar jawaban ziya, ia berhasil membuat ziya berani menyampaikan apa yang terpendam di dalam hatinya dan haqi juga tidak menyangka keputusan yang ziya inginkan sama dengan apa yang haqi inginkan

Iya abi, untuk keputusan yang ziya bicarakan tersebut itu sama dengan apa yang haqi inginkan juga, jadi haqi mohon izin dengan abi zikri dan abi bahri untuk menunda lamaran ini sampai waktu yang kami berdua inginkan tersebut

Inysaallah abi setuju nak Jawab abi bahri dan abi zikri bersamaan

Alhamdulillah Ujar semua yang mendengar pembicaraan itu

Malam itu menjadi malam yang cukup bahagia bagi ziya, ia bisa merasakan sedikit lega namun juga masih ada sedikit yang mengganjal. Sebenarnya ziya termasuk orang yang rambang, ia menginginkan mengejar cita cita nya terlebih dahulu tanpa ada perasaan yang mengganjal seluruh hatinya, namun ia juga ingin cepat cepat bisa menjadi pasangan halal bersama haqi.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang