Kebingungan Biya

6 0 0
                                    

Seminggu telah berlalu dari hari saat dewa memaksa untuk berbicara dengan biya, setiap harinya biya melewati hari dengan datang sangat awal ke sekolah dan pulang dengan cepat untuk mengindari dewa, namun dibalik itu semua banyak hal hal yang biya pendam sendiri jauh dilubuk hatinya. Udah seminggu ni biya, seperti nya kita berhasil ngebuat dewa menyerah untuk menemui kamu Ucap ziya

Iya ni, jadi sekarang kamu sudah bisa tenang gak perlu datang ke sekolah awal awal banget dan pulang cepat cepat bahkan hingga lari lari macam takut ketangkap polis abis nyuri ayam heheheh Canda rifa untuk mencairkan suasana hati biya yang ia pahami sedang tidak baik baik saja itu. Terlihat dari wajah Ziya yang sejak datang sekolah tidak ada senyuman sedikit pun, sebenarnya mereka semua tahu bahwa biya masih sulit untuk melupakan dewa, namun mereka semua juga tidak mau biya terjerumus ke jalan yang salah makanya mereka bersikap bahwa semua yang dilakukan biya ini memang jalan yang paling terbaik.

Hehehe iya kalian betul, yaudah aku pulang duluan ya tawa paksa biya berikan kepada sahabat sahabat nya dengan lesu ia berjalan keluar sekolahan, saat telah sampai di depan gerbang sekolah bang haqi telah menunggu, seminggu ini benar benar setiap hari bang haqi mengantar jemput biya sekolah, karena tanpa biya sadari bang haqi setiap hari bertanya kepada ziya tentang hal hal yang terjadi dengan biya disekolahan dan tanpa biya sadari bang haqi juga tau mengenai kejadian dimana dewa memaksa untuk berbicara dengan biya tersebut, bang haqi juga tidak mau biya sampai bertemu lagi dengan dewa.

Bang haqi mempunyai alasan tersendiri untuk tidak memperbolehkan biya bertemu lagi dengan dewa, karena seperti yang diketahui biya sangatlah dekat dengan bang haqi maka dari itu bang haqi sangat memahami akan sifat, sikap dan apapun yang sedang biya sembunyikan. Menurut bang haqi biya merupakan salah satu adik terbaik baginya, ia mau mendengarkan semua omongan orang tua dan abangnya tidak pernah membantah apapun atau melawan orang tua dan abangnya, ia mau menjalankan semua perintah agamanya, namun belakangan ini haqi baru memahami sifat lain yang ada di diri biya.

Iya itu adalah sifat dan sikap biya saat berhadapan dengan yang namanya cinta, haqi mencium bau bau kegoyahan yang ada di dalam diri biya, bukan kegoyahan yang besar namun bisa menjadi besar bila terus larut dan dibiarkan begitu saja. Haqi tau ini adalah kali pertama biya seumur hidupnya merasakan namanya debaran di hati maka dari itu haqi sangat berhati hati untuk adiknya tersebut dan lagi biya sedang dihadapkan dengan yang namanya cinta beda agama, haqi tidak mau bila adiknya sampai memutar haluan demi cinta  itu.

Biya masuk ke dalam mobil haqi Hai adik abang yang masyaallah cantiknya, gimana sekolah nya aman dan lancar?

Alhamdulillah semuanya lancar bang, kok tiap hari abang antar jemput biya terus emang gimana kerjaan abang ditinggal gak apa itu Sebenarnya biya heran semingguan ini bang haqi benar benar mengantar jemput dia, selama ini bang haqi tidak selalu bisa mengantar jemput biya karena banyaknya meeting dan kerjaan lain yang harus di lewatin haqi setiap harinya.

Yaa abang lagi senggang aja seminggu ini jadi pingin ngantar jemput adik abang ini, meringankan abi juga biar abi lebih fokus aja ke kerjaan nya dan juga pastinya meringankan uang abi yang kamu pakai untuk bayar bis atau angkot hahahahaha Ucap haqi sambil bercanda ke biya

Heh abang ini, kan biya udah bilang bolehin biya bawa motor biar gak ngerepotin abang atau abi dan gak ngabisin uang abi untuk bayar bisa atau angkot hehehehe jawab biya juga dengan candaannya, sudah lama biya meminta untuk kesekolah mengendarai motor sendiri, namun abi, umi dan bang haqi tidak mengizinkannya.

Gak ada yaaaaa gak boleh naik motor sendiri bahaya biya, dari pada kamu bawa motor bang haqi rela tiap hari antar jemput kamu. Biarinla kerjaan bisa nanti dulu, pokoknya kamu yang utama lagian kan perusahaannya punya abang hahahaha

Gak boleh gitu abang, kasian client abang yang udah mempunyai janji sama abang harus nunggu lama karena abang ngantar atau jemput biya dulu Biya memasang muka sedihnya memikirkan orang lain harus menunggu lama karena dirinya

Eh eh kok mukanya jadi sedih, ya gak gitu juga biya kan abang bisa minta atur jadwal abang biar saat jam untuk ngantar atau jemput kamu gak ada jadwal apapun, jadinya gak buat orang lain menunggu

Hehehe kirain, yaudah ayo pulang bang

Ini kamu mau langsung pulang atau kita mau makan siang dulu Haqi menawarkan biya untuk pergi makan dulu, haqi ingin membuat biya bisa melupakan dewa sepenuhnya.

Pulang langsung aja deh bang, biya tadi makan banyak di kantin saat istirahat dan sekarang belum lapar lagi, pun biya rasanya ngantuk banget pingin cepar cepat ketemu kasur dan tidur siang hehehe Padahal biya belum ada makan apa apa hari itu, saat jam istirahat tadi ia hanya membeli sebotol air putih. Biya tidak berselera untuk makan karena sekarang pikirannya sedang dipenuhi oleh berbagai macam hal.

Yaudah kita langsung pulang ya Haqi pun melajukan mobilnya untuk segera sampai kerumah.

Maafin biya yang berbohong sama abang tapi sekarang biya benar benar tidak ingin makan apa apa bang rasanya ada yang kosong aja di hati biya, rasanya semua nya hampa, rasanya biya gak semangat untuk menjalani hari hari ini. Biya juga bingung bang biya gak tau sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan hati biya, rasanya hanya benar benar kosong hampa. Ya Allah Astaghfirullah maafin biya abi umi bang haqi, maafin biya ya Allah Ujar biya di dalam hatinya

Sepanjang perjalan menuju rumah biya hanya diam sambil memalingkan wajahnya ke  jendela mobil untuk melihat keluar. Haqi yang melihat semakin kesini sikap adiknya tersebut semakin menjadi pendiam merasakan hati nya sakit, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat biya benar benar bisa melupakan dewa dan kembali menjadi biya yang ceria dan penuh tawa.

Haqi pikir dengan seminggu berhasilnya biya menhindari dewa dan seminggu dewa tidak ada menemui biya akan membuat biya benar benar bisa melupakan dewa dan kembali menjalani hidupnya seperti dulu, namun haqi salah besar ternyata biya malah semakin murung banyak diam dan semakin banyak memikirkan dewa, tapi haqi juga bersyukur karena dewa benar benar menyudahi tekad nya untuk menggapai biya. Sekarang tugas haqi hanya membuat biya bisa kembali ceria dan penuh tawa lagi.

Istiqomah Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang