Bab 4

1.2K 29 0
                                    

"Iya dek semangat ya buat mondoknya kalo ada apa-apa bilang sama abang atau sama bang Ares kalo lagi butuh sesuatu ya," ucap Zidan.

"Siap abangku," ucap Mahreen memberikan hormat kepada Zidan.

"Jangan bandel kalo di nasehatin sama gurunya," timpal Alfares.

"Iya abang Aren bakalan nurut sama Ustadzah Aren selagi itu baik buat Aren," ucap Mahreen.

"Good girl," ucap Alfares sembari mengacak hijab milih Mahreen.

"Ish abang jadi lecek nyebelin banget sih abang liat tuh bang Ares," Mahreen cemberut dia mengerucutkan bibirnya di balik cadar merasa kesal dengan abang sepupunya itu.

"Udah Res gak usah di ganggu mulu nanti dia gak betah mondok di sini," Zidan melerai keduanya.

"Wleee di marahin sama abang," Mahreen mengejek abang sepupunya itu.

"Nyenyenye," Alfares hanya pasrah dengan sikap Mahreen walaupun Mahreen di kenal gadis yang sangat dingin akan tetapi sikapnya akan mencair saat berkumpul dengan keluarganya.

"Udah dek sana gih kasian umi nungguin kamu lama," ucap Zidan.

"Nggih siap dadah abang," Mahreen pun pergi meninggalkan kedua abangnya menghampiri umi Alimah.

"Sudah nduk pamitannya?" tanya umi Alimah.

"Nggih umi sudah," jawab Mahreen.

"Ya sudah mari ke asrama," Mahreen pun mengangguk mengikuti umi Alimah dari belakang sambil membawa barang bawaannya.

Sesampainya di asrama yang bertuliskan *asrama Siti Fatimah* umi Alimah mengetuk pintu asrama itu.

Tok Tok Tok!

Ceklek!

Pintu asrama pun terbuka terlihat seorang gadis cantik membukakan pintu asrama.

"Assalamualaikum," sapa umi Alimah.

"Waalaikumsalam umi mari masuk umi," gadis itu mempersilahkan umi Alimah dan Mahreen masuk ke dalam.

"Di luar saja nduk yang lain pada kemana?" tanya umi Alimah yang tidak melihat santriwati lainnya di asrama yang akan di tempati Mahreen.

"Mereka lagi nyuci umi," jawab gadis itu.

"Owalah ya sudah umi titip Mahreen ya dia santriwati baru di sini berteman dengan baik ya nduk," ucap umi Alimah.

"Nggih umi," ucap gadis itu.

"Umi tinggal dulu ya nduk yang betah mondok di sini," ucap umi Alimah.

"Nggih umi terimakasih maaf sudah merepotkan untuk mengantar sampai kesini," ucap Mahreen.

"Nggih mboten nopo-nopo nduk sudah tugas umi ya sudah umi pamit dulu assalamualaikum," ucap umi Alimah meninggalkan kedua gadis itu.

"Waalaikumsalam," jawab kedua gadis itu bersamaan.

"Mari mbak masuk dulu," ajak gadis itu Mahreen mengangguk mengikuti gadis itu masuk ke dalam asrama.

"Maaf ya tempatnya sedikit berantakan silahkan duduk dulu mbak pasti lelah banget abis dari perjalanan jauh," ucap gadis itu.

"Bye the way kenalin nama aku Adiba Khanza Az-Zahra  panggil senyaman kamu saja kalo nama kamu siapa?" ya gadis yang berbicara kepada Mahreen itu bernama Adiba Khanza Az-Zahra.

"Aku Mahreen Shafana Almayra salam kenal ya semoga bisa berteman baik," ucap Mahreen.

"Aamiin ahlan wasahlan ukhtyna Mahreen," ucap Adiba tersenyum ke arah Mahreen.

"Terimakasih," tak lama datanglah santriwati penghuni asrama Siti Fatimah.

"Assalamualaikum," sapa gadis itu.

"Waalaikumsalam," jawab Adiba dan Mahreen.

"Eh siapa ini Diba?" tanya gadis itu yang terkejut dengan kedatangan Mahreen di asrama mereka.

"Duduk dulu sekalian kenalan," ucap Adiba gadis itu mengangguk dan duduk di samping Adiba.

"Jadi dia siapa Diba?" tanyanya sekali lagi.

"Kenalin Dia Mahreen Shafana Almayra santriwati baru," Adiba memperkenalkan Mahreen.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang