Di asrama.
"What kamu di lamar sama Gus Azzam kamu serius?" suara seseorang memekikkan telinganya Mahreen segera menutup mulut Aina.
"Kamu jangan kenceng-kenceng ngomongnya Ai nanti banyak santri yang tau bisa bahaya," kesal Mahreen.
"Hehe maaf ya Reen abisnya aku kaget banget kamu di lamar sama Gus Azzam dan lebih kagetnya lagi Gus Azzam selama ini suka sama kamu cie cie uhuy," ucap Aina pelan membuat Mahreen salah tingkah.
"Selamat ya Reen bentar lagi mau jadi calon ning nih," goda Adiba.
"Aamiin," ucap Mahreen mengAamiinkan doa Adiba.
"Terus kapan nikahnya?" tanya Aina.
"Nanti di bicarakan di rumah aku kalian ikut ya nemenin aku," jawab Mahreen.
"Siap aku sama Aina bakalan nemenin kamu sampe hari H pokoknya kamu harus semangat ya," ucap Adiba.
"Iya tuh Dib tapi kasian ya abang kamu keduluan sama adiknya sendiri," ucap Aina.
"Iya sih lagian juga nanti abang nyusul kok kalo udah ketemu calonnya," ucap Mahreen.
"Aamiin,"
******
Dua hari berlalu Gus Azzam, umi Alimah, dan abah Raidan datang ke rumah Yusuf ayah Mahreen untuk membahas tentang pernikahan Gus Azzam dan juga Mahreen.
Mahreen yang dua hari lalu sudah pulang lebih dahulu karena hari ini libur sekolah bagi kelas 12 dan juga kelas 9 jadi abah Raidan mengizinkan Mahreen untuk pulang sedangkan kedua sahabatnya berangkat bersama satu mobil dengan abah Raidan.
Tiga jam berlalu sampailah mereka di mansion milik Yusuf rumah yang terlihat besar dan mewah membuat siapapun yang melihat sangat takjub.
Mereka pun turun dari mobilnya masuk ke dalam rumah.
Ting tong!
Abah Raidan memencet bel rumah Yusuf.
Ceklek!
Nampak seorang wanita paruh baya menghampiri mereka dia merupakan pembantu di rumah milik Yusuf.
"Silahkan masuk sudah di tunggu di dalam," ucap pembantu itu mereka mengangguk dan masuk ke dalam rumah Yusuf mengikuti pembantu itu.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam akhirnya dateng juga calon besan mari duduk dulu," ucap Yusuf.
Pembantu lainnya menyiapkan hidangan untuk para tamu pembantu di rumah milik Yusuf ada sepuluh pembantu tukang kebun empat orang dan satpam empat orang karena rumah milik Yusuf sangat besar dan mewah tak heran jika rumahnya sangat besar.
"Om tante Mahreen kemana ya kok gak keliatan?" tanya Aina.
"Ada dia lagi di kamar samperin aja," ucap Aisyah.
"Owalah ya sudah kami izin ke kamar Mahreen ya om tante,"
"Iya silahkan," Adiba dan Aina pergi ke kamar Mahreen yang berada di atas.
Sesampainya di kamar Mahreen Aina mengetuk pintu kamar milik Mahreen.
"Mahreen buka pintunya!" teriak Aina.
"Aina jangan teriak-teriak jangan bikin malu deh," gerutu Adiba.
"Gak bakal ada yang dengerin kok lagian kan kamar Mahreen di atas jadi di bawah gak kedengeran," ucap Aina.
"Ya udah deh terserah kamu," Adiba hanya pasrah jika berlanjut terus menerus akan panjang ceritanya.
"Iya tunggu sebentar," sahut dari dalam kamar.
Ceklek!
Pintu terbuka nampak Mahreen tersenyum ke arah kedua sahabatnya.
"Ayo masuk," ajak Mahreen mereka pun masuk ke dalam kamar Mahreen.
Adiba dan Aina terpukau dengan kamar milik Mahreen bernuansakan biru laut dengan tulisan kaligrafi di setiap dinding kamarnya deretan berbagai macam boneka mulai dari boneka panda beruang dan lain dari yang besar maupun yang terkecil.
"Ma Syaa Allah ini kamar kamu Reen cantik banget kalah kamar aku," puji Adiba.
"Rill sih bikin betah udah bersih rapi cantik pokoknya," timpal Aina.
"Alhamdulilah" ucap Mahreen.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA PESANTREN
Teen FictionCinta ? Allah selalu mempunyai cara untuk mempertemukan seseorang terkadang apa yang kita rencanakan belum tentu terjadi seperti kisah seorang gadis cantik bernama Mahreen Shafana Almayra tiba-tiba di khitbah oleh seorang Gus tampan di pesantren Al...