Bab 38

655 16 0
                                    

"Awa kesini bukan cuma mau main aja bah tapi ada yang mau Awa sampein sama Azzam," ucap Zahwa.

"Boleh nak silahkan," ucap umi Alimah.

Azzam dan Zahwa duduk berhadapan beberapa menit kemudian Zahwa tersenyum kepada Azzam.

"Azzam mau ke tarim ya?" tanya Zahwa.

"Iya Wa kita lama ketemunya nanti mungkin setelah Azzam lulus dari tarim kita ketemu lagi kok," ucap Azzam.

"Jujur ya Azzam Awa sedih harus jauh dari Azzam karena Azzam cuma sahabat Awa yang selalu temenin Awa main," ucap Zahwa sedih.

"Jangan sedih ya Awa maafin Azzam ya kalo nanti kita sudah dewasa Azzam janji Azzam akan menikah dengan Awa karena Azzam mencintai Awa," ucap Azzam.

"Beneran Zam?" tanya Zahwa.

"Iya Wa tapi kalo itu allah menakdirkan kita Wa kalo emang jodoh nanti kita pasti di bersamakan," ucap Azzam.

"Iya Azzam," ucap Zahwa.

Setelah mereka berbincang Zahwa dan Azzam kembali menemui orang tua mereka.

"Udah ngobrolnya nak?" tanya umma Nisa.

"Udah umma," jawab Zahwa.

"Raidan Alimah," panggil abah Rizwan.

"Inggih kenapa Rizwan?" tanya abah Raidan.

"Saya punya rencana bagaimana anak kita di jodohkan saja gimana menurutmu Dan?" usul abah Rizwan.

Nampak umi Alimah dan abah Raidan berfikir sejenak.

"Saya setuju saja Rizwan tapi gimana nanti saja kedepannya kalo mereka sudah sama-sama dewasa dan sama-sama sudah menyelesaikan pendidikannya kalo memang mereka di takdirkan bersama baru kita jodohkan mereka," ucap abah Raidan.

"Saya juga sependapat dengan abah Rizwan kalo kita jodohkan sekarang kita tidak tahu skenario allah bagaimana," timpal umi Alimah.

"Kalian ada benarnya tapi kalo emang Azzam sudah memilih wanita lain saya juga tidak bisa memaksa terlebih Zahwa juga mencintai Azzam," ucap abah Rizwan.

"Iya Riz kita berdoa saja minta yang terbaik dari allah," ucap abah Raidan.

"Aamiin Allahumma Aamiin," ucap abah Rizwan.

*Flashback Off*

"Begitu ceritanya sayang," ucap Azzam.

"Berarti masih ada secercah hati untuk Ning Zahwa kan mas terlebih dia sudah kembali di kehidupan mas yang baru bukankah mas sangat mencintainya," ucap Mahreen.

"Itu dulu sayang perasaan mas sudah tidak ada lagi untuk Zahwa mas sudah sepenuhnya mencintai istri mas bukan Zahwa sayang," ucap Azzam.

"Tapi tetap aja mas dia cinta pertama mas bukan? Bagaimana pun cinta pertama itu menjadi kenangan paling terindah di kehidupan seseorang mas asal mas tau sendiri jujur aja mas aku denger ucapan umi tadi shock banget terlebih dia mau nyantri di sini tidak ada alasan dia mau kembali sama mas" dadanya sudah terlalu sesak untuk mengatakan hal ini semua.

"Dengar sayang walaupun dia mau nyantri di pesantren abah mas tidak mungkin akan mau menerima dia lagi dia cuma sahabat mas tidak lebih sayang," ucap Azzam.

"Terserah mas saja kalau sampai ning Zahwa berbuat macam-macam ingin merusak rumah tangga kita aku tidak akan tinggal diam mas," Mahreen berlalu pergi meninggalkan kamarnya.

"Mau kemana sayang?" tanya Azzam menyusul istrinya.

"Tinggalkan aku mas aku mau nenangin diri aku cukup renungi saja ucapanku tadi mas," Mahreen berlalu pergi.

"Jangan kemana-mana sayang mas khawatir sama kamu sayang inget ada bayi kita yang harus di jaga sayang," cegah Azzam mencekal tangan istrinya.

"Lepasin aku mas aku gak bakal ngelakuin hal yang bodoh mas," ucap Mahreen.

"Tapi sayang,"

"Lepasin aku atau jangan harap bisa menyentuhku apalagi bertemu denganku lagi mas," ucap Mahreen Azzam pun melepaskan tangan istrinya dia hanya menghela pasrah.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang