Bab 29

935 23 0
                                    

******

Jam menunjukkan pukul 03.30 WIB. Azzam terbangun dari tidurnya dia melihat wajah istrinya.

_"Biasanya kalo bangun yang di lihat bantal atau guling sekarang yang saya lihat adalah bidadari cantik yang baru saya halalkan kemarin,"_ batin Azzam tersenyum tipis ke arah Mahreen.

Azzam melirik jam kemudian dia membangunkan Mahreen.

"Sayang bangun yuk kita tahajud berjama'ah," Azzam terus membangunkan Mahreen mengusap pipi mulus Mahreen.

Cup

Satu kecupan mendarat di pipi Mahreen dia pun segera bangun karena suaminya menciumnya.

Kemudian berlalu pergi meninggalkan suaminya karena keterkejutan tadi sedangkan Azzam hanya tertawa pelan melihat tingkah istrinya.

_"Jadi candu cium istri sendiri hehe,"_ batin Azzam.

"Masih mau di kasur mas?" tanya Mahreen.

"Enggak sayang tunggu sebentar ya mas ambil wudhu dulu,"

"Iya mas," Azzam berlalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu sedangkan Mahreen menyiapkan perlengkapan sholat mereka sembari menunggu Azzam selesai berwudhu.

Setelah beberapa menit Azzam keluar dari kamar mandi Mahreen diam mematung dirinya terpesona akan ketampanan suaminya.

_"Mas Azzam tampan juga ya kalo abis ambil wudhu,"_ batin Mahreen.

"Mau ngeliatin suami kamu terus hm? Suami kamu ini emang tampan kok" ucap Azzam dengan pedenya Mahreen yang tersadar segera mengalihkan pandangannya.

"Pede banget mas udah ah mau sampe kapan kelarnya gak jadi-jadi tahajudnya," kesal Mahreen.

"Ya sudah ayo sayang," mereka pun melaksanakan sholat tahajud bersama setelah selesai Mahreen mencium punggung tangan Azzam.

"Hoam," Mahreen menguap dirinya merasa masih mengantuk.

"Masih ngantuk ya sayang? Ya udah kamu tidur sini di pangkuan mas sambil nunggu adzan shubuh sekalian mas mau ngaji dulu," ucap Azzam Mahreen menurut dia pun tidur di pangkuan Azzam.

Azzam membuka kitab al-qur'an memulai membaca suaranya begitu merdu siapapun yang mendengarnya pun merasa tenang dan adem.

Mahreen sangat menikmatinya sampai dia pun terlelap dalam tidurnya.

******

Jam menunjukkan pukul 04.40 WIB. Adzan shubuh pun berkumandang.

"Sayang bangun yuk udah adzan shubuh," ucap Azzam mengusap wajah Mahreen pelan.

"Eugh udah adzan ya mas,"

"Iya sayang ambil wudhu dulu yuk nanti kita sholat berjama'ah," ucap Azzam.

Setelah mengambil air wudhu mereka pun sholat shubuh berjama'ah.

Mereka pun sudah selesai sholat shubuh Mahreen memutuskan untuk membantu bundanya memasak.

"Morning bunda," sapa Mahreen.

"Morning too baby udah bangun sayang suaminya gak di temenin?" tanya Aisyah.

"Enggak bun tadi Aren udah izin sama mas Azzam kalo Aren mau bantuin bunda masak," jawab Mahreen.

"Gak usah sayang kamu temenin aja suami kamu nak lagian ada bibi yang bantuin bunda masak," ucap Aisyah.

"Gak papa aku mau bantuin bunda masak boleh ya bunda?" rengek Mahreen.

Aisyah yang merasa gemas dengan tingkah putrinya pun akhirnya mengizinkan Mahreen untuk membantu di dapur.

Mereka memasak menu opor ayam, telur balado, sayur asem, tak lupa dengan tempe goreng.

"Aren masih inget kan cara bikin telur balado?" tanya Aisyah.

"Masih dong bun," jawab Mahreen.

"Ya udah Aren masak telur balado sama goreng tempe ya biar bunda yang masak lainnya," ucap Aisyah.

"Siap bunda," ucap Mahreen.

Mereka pun mulai memasak.

Jam 06.30 WIB. Akhirnya mereka sudah selesai memasak setelah menata makanan di meja mereka pun memanggil Yusuf dan Azzam untuk sarapan bersama.

Ceklek!

Pintu terbuka terlihat Azzam sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Mas ayo ke bawah kita sarapan dulu," ucap Mahreen Azzam menatap wajah cantik istrinya.

"Ayo sayang," Azzam menghampiri istrinya menggandeng tangannya.

"Mas jangan gandengan tangan lah aku malu kalo di lihat mereka," ucap Mahreen.

"Kenapa harus malu sayang biarin mereka lihat," ucap Azzam.

"Tapi mas," Azzam menutup bibir Mahreen dengan jari telunjuknya.

"No-no gak boleh nolak sayang mau nurut atau mas cium hm?"

"Ish apalah mas tuh pake ngancem cium aku iya deh iya," ucap Mahreen cemberut di balik cadarnya dia hanya pasrah menuruti suaminya.

"Nah gitu dong baru istri mas," jujur saja Azzam ingin tertawa melihat wajah kesal dari istrinya itu mereka pun turun ke bawah menuruni anak tangga.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang