Bab 11

1K 24 0
                                    

Deg!

_"Bukannya dia yang kemarin ya? Ternyata dia anak dari abah Raidan tapi kenapa dia kemarin diam saja tidak berbicara sedikit pun?"_ batin Mahreen.

Mahreen kini duduk di kelas 10A kelas yang di isi siswa yang otaknya pintar.

"Baik Gus," jawab semua murid.

Gus Azzam pun menjelaskan materinya secara detail banyak dari mereka memahami materi yang di sampaikan Gus Azzam karena pembawaannya yang santai walaupun dia terkenal dengan sikap yang dingin berbeda dengan Ustadz Hasan tanpa adanya bercanda sedikit pun selalu saja tegang dan hening.

"Sebentar lagi jam istirahat jika belum ada yang di fahami silahkan bertanya mumpung masih ada waktu," ucap Gus Azzam.

"Saya Gus," suara seseorang memecahkan keheningan di kelas itu.

"Ya silahkan," ucap Gus Azzam.

"Gus sudah mempunyai calon istri?" pertanyaan Nesa membuat satu kelas ternganga.

"Apa-apaan sih Nesa pake nanya gitu Gus Azzam bilang nanya materi malah nanya calon istri," gumam Aina.

Belum sempat di jawab Gus Azzam bel istirahat berbunyi.

"Baik sudah jam istirahat silahkan keluar kelasnya masing-masing," ucap Gus Azzam.

Semua murid pun keluar kelas menuju kantin.

******

Aina, Adiba, dan Mahreen kini duduk di taman yang ada di area pesantren mereka sedang menikmati hembusan angin di siang hari selepas makan siang tadi.

"Gila tau si Nesa berani banget nanyain gitu sama Gus Azzam," ucap Aina.

"Kamu cemburu?" tanya Mahreen.

"Ya cemburu pasti sih cuma aku kan gak ada hak buat itu lagian aku bukan siapa-siapanya Gus Azzam cuma aku heran kenapa dia berani banget nanya gitu sama Gus Azzam aku aja yang udah kenal lama sama Gus Azzam aku gak pernah tuh nanyain langsung ke orangnya justru orangnya juga dulu kuliah di kairo sih jadi ga pernah ketemu pernah ketemu juga satu tahun doang itu juga waktu masih kelas 7 Mts sih iya kan Adiba?" tanya Aina.

"Hm gitulah aku kagum aja dia bisa menyelesaikan kuliah secepet itu di kairo wajar aja sih waktu dia masih di sini dia istirahat dulu katanya setahun mau bantuin ngajar gitu deh aku denger-denger dari umi terus ngelanjut lagi S2 di kairo," timpal Adiba panjang lebar.

"Tapi dulunya Gus Azzam pernah di jodohin cuma Gus Azzam enggak mau nikah dulu kata umi masih mau fokus ngejar karier," sambung Aina.

"Sebenarnya sih aku kalo sama Gus Azzam cuma sekedar kagum aja kalo suka tuh gak ada sama sekali hati aku buat Gus Azzam karena aku mencintai laki-laki lain ya walaupun aku gak tau dia suka aku apa enggak sih," ucap Adiba.

"Fikir aku Gus Azzam yang kamu cintai kita sama Dib lagian aku juga sadar diri kok," timpal Aina.

"Emang yang kalian suka selain Gus Azzam siapa?" tanya Mahreen.

"Dia Ustadz di sini Reen ya walaupun aku cuma santri sedangkan dia Ustadz sih," ucap Adiba.

"Oke sekarang kita jujur aja karena aku udah percaya sama Mahreen dia pasti bisa jaga rahasia kita," ucap Aina.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu Ai?" tanya Mahreen.

"Hati aku yang bikin aku yakin Reen karena aku dari awal ngeliat kamu aku udah yakin kalo kamu orang yang tepat untuk di jadikan tempat penyimpan rahasia dan sahabat terbaik buat kita," ucap Aina.

"Alhamdulilah terimakasih," ucap Mahreen.

"Jadi aku mau jujur sebenarnya aku mencintai Ustadz Zidan selama ini," ungkap Adiba.

"Kalo aku mencintai Ustadz Alfares," ucap Aina.

"Hah kalian serius?" tanya Mahreen yang terkejut dengan kejujuran kedua sahabatnya itu.

"Emang kenapa kok kamu terkejut?" tanya Aina.

"Eh gak papa kok," ucap Mahreen.

"Sebenarnya dua laki-laki yang kalian sebutin namanya itu..." ucapan Mahreen terhenti.

"Sebenarnya kenapa Reen?" tanya Adiba penasaran begitu juga dengan Aina.

"Tapi kalian jangan terkejut ya," ucap Mahreen.

"Iya apaan penasaran nih aku," ucap Aina.

"Mereka itu abang aku," ungkap Mahreen.

"What kamu serius Reen lagi gak bercanda kan?" tanya Aina memastikan mereka benar-benar di buat shock oleh Mahreen.

"Buat apa aku bercanda kalo kalian gak percaya ndak papa kok itu terserah kalian jadi bang Zidan itu abang kandung aku sedangkan bang Ares itu abang sepupu aku dia anak paman aku papa bang Ares itu adik dari ayah aku," jelas Mahreen.

"Ya allah Reen pantes aja kemarin aku liat kamu sama bang Zidan itu pelukan aku aja cemburu ngeliatnya cuma aku gak boleh su'udzon dulu eh ternyata dia abang kamu aku bener-bener gak nyangka loh itu abang kamu Reen," ucap Adiba.

"Ciee cemburu nih ceritanya?" goda Mahreen menyenggol lengan Adiba.

"Ish apaan sih kamu," ucap Adiba yang salah tingkah.

"Tapi jujur aja ya aku setuju kalo kalian sama berjodoh sama mereka cuma aku minta sama kalian untuk merahasiakan ini semua abang juga udah setuju kok," ucap Mahreen.

"Alasannya kenapa?" tanya Adiba.

"Ada deh nanti kalian bakalan tau kok kalo emang nanti kedua abang aku ini nikah bakalan aku kasih tau kok," ucap Mahreen

"Oke deh kamu berhutang janji sama kami iya kan Ai?" Aina hanya menganggukkan kepalanya.

"Ya udah yuk balik ke asrama udah sore juga," mereka pun memutuskan untuk kembali ke asrama untuk melaksanakan sholat ashar berjama'ah.

******

Jam menunjukkan pukul 21.15 WIB. Semua santri selesai mengaji saat ingin ke asrama umi Alimah memanggil Mahreen.

"Mahreen!" panggil umi Alimah.

Mahreen yang merasa namanya terpanggil segera melihat seseorang yang memanggil namanya dia pun segera menghampiri.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang