Bab 16

1K 21 0
                                    

Sepuluh menit berlalu sampailah mereka di sebuah toko buku bertuliskan *book store* toko itu cukup besar.

Mahreen dan Zidan masuk ke dalam memilih buku yang akan di beli oleh Zidan.

Mahreen melihat di sekeliling toko itu dia merasa takjub dengan deretan buku-buku berbagai macam buku ada di dalam rak buku itu masih tersegel.

Setelah beberapa menit memilih buku akhirnya Zidan memilih untuk membayar ke kasir setelah itu mereka berdua keluar dari toko dan kembali lagi ke pesantren.

Mereka pun mampir ke salah satu toko es krim dimana menjual berbagai macam es krim.

"Pilih dek mau yang mana nanti abang yang bayar," ucap Zidan.

Mahreen pun memilih es krim setelah selesai memilih Mahreen memberikan kepada kasir untuk di bayarkan setelah itu mereka kembali ke pesantren.

Sampailah mereka di pesantren.

"Makasih bang udah beliin Aren es krim ya udah Aren balik ke asrama dulu ya bang," ucap Mahreen.

"Nggih dek ya udah abang balik dulu ke asrama," .

******

Keesokan harinya mereka sudah bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Aina kemana Diba tumben gak keliatan tuh anak?" tanya Mahreen.

"Dia udah ke sekolah duluan katanya ada piket kelas," jawab Adiba sedangkan Mahreen hanya ber oh ria.

Setelah semua siap mereka berjalan beriringan menuju ke kelas karena waktu sudah siang.

Sesampainya di kelas Aina sedang duduk.

"Shobahul khoir sahabatku yang cantik," sapa Aina dengan senyum mengembang di balik cadar.

Mahreen dan Adiba terkekeh melihat keceriaan sahabatnya yang satu ini di kenal dengan cerewet dan super jailnya.

"Shobahunnur sahabat aku yang paling cerewet," Aina yang mendengar itu hanya mendengus kesal dan berlalu keluar dari dalam kelas meninggalkan kedua sahabatnya kemudian mereka menyusul Aina.

"Jangan ngambek dong Aina yang paling cantik sedunia aku cuma bercanda kok," ucap Mahreen.

"Biarin," sahut Aina dengan nada ketus.

"Aina yang cantik maafin aku ya Ai," ucap Mahreen meminta maaf.

"Hm."

"Udah Ai lagian Mahreen cuma bercanda kok udah dong ngambeknya masa gitu aja ngambek," timpal Adiba.

"Huft iya deh iya aku minta maaf ya udah ngambek sama kamu Reen maafin aku cuma drama aja hehe," Aina terkekeh walaupun Aina terkenal dengan sikapnya yang bar-bar tidak sedikit pun Aina marah jika orang lain tidak melakukan kesalahan.

"Ya udah yuk kita masuk ke kelas bentar lagi bel masuk," ucap Adiba kedua sahabatnya itu mengangguk.

🌿🌿🌿🌿

Waktu ini sangat di tunggu oleh semua siswa bel sekolah pun berbunyi semua siswa pulang ke asramanya.

Saat keluar kelas nampak Aina sedari tadi hanya terdiam tidak biasanya anak ini jadi pendiam.

"Ai kamu kenapa?" tanya Mahreen.

"Huft aku pusing aja sama pelajaran matematika Reen," keluh Aina ya memang sedari tadi pelajaran matematika membuat otak mereka terasa sakit melihat angkat yang berderet.

Mahreen tertawa pelan mengusap bahu sahabatnya dengan lembut.

"Sabar ya Ai nanti kita belajar bareng-bareng iya kan Diba?" Adiba mengangguk tanda setuju.

"Daripada pusing mending kita pulang dulu bentar lagi mau adzan dzuhur," mereka pun berjalan ke asrama.

Setelah ba'da dzuhur seperti biasa semua santri mengikuti kajian kitab kuning di aula pondok putri.

Setelah selesai kegiatan tersebut semua santri kembali ke asrama untuk makan siang.

"Sekarang giliran siapa yang mandi?" tanya Aina di sela sedang makan.

"Najwa tadi dia izin pake kamar mandi asrama kita jadi nanti aku abis Najwa giliran mandinya," ucap Adiba.

"Owalah ya sudah aku abis kamu ya nanti Mahreen abis aku gimana setuju ndak?" tanya Aina.

"Setuju deh yang penting aku dapet kamar mandi," jawab Mahreen.

******

Setelah sholat isya semua santri berada di aula pesantren mereka mengikuti kegiatan setiap malam jum'at yaitu membaca kitab berzanji sedangkan malam ahad biasanya para santri mengadakan kegiatan belajar tilawatil qur'an bersama.

Setelah selesai semua santri masuk ke dalam asrama.

******

Keesokan harinya saat Mahreen berjalan-jalan di sekitar area pesantren Mahreen melihat anak kecil sedang terjatuh.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang