Bab 35

772 15 0
                                    

Sedangkan di luar kamar terlihat suara orang-orang mengisi ruangan tamu.

"Itu kenapa ya mas ramai banget kayaknya?" tanya Mahreen.

"Mas juga kurang tau sayang sebentar ya mas keluar dulu mau mastiin siapa yang dateng,"

"Iya mas," Azzam pun keluar dari ndalem penasaran siapa yang berkunjung ke rumahnya di pagi hari begini.

Saat hendak ingin ke ruang tamu langkah Azzam terhenti kala mendengar suara seseorang yang tidak asing menurutnya karena rasa penasaran yang menyerangnya akhirnya Azzam melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di ruang tamu langkahnya terhenti melihat sosok laki-laki dan wanita paruh baya serta seorang anak perempuan yang sangat dia kenal.

"Abah Rizwan?" gumamnya.

"Zahwa sebenarnya ada apa mereka kesini?" 

Saat hendak ingin kembali ke kamarnya abah Raidan memanggilnya.

"Zam kesini ada abah Rizwan," ucap abah Raidan.

"Nggih bah," Azzam pun menghampiri mereka kemudian duduk di samping uminya berhadapan dengan Zahwa akan tetapi Azzam tidak melihat ke arah Zahwa melainkan ke arah abahnya.

"Gimana kabarnya Zam?" tanya abah Rizwan.

"Alhamdulilah baik bah," jawab Azzam.

"Udah lama kita gak ketemu ya Dan," ucap abah Rizwan.

"Nggih Wan semenjak kamu sibuk mengurusi pesantren kamu sampai tidak sempat sambang ke sini," ucap abah Raidan.

"Nggih Dan kedatangan kami kesini saya ingin menitipkan putri saya Dan dia mau menimba ilmu di sini," ucap abah Rizwan.

"Owalah gitu boleh saja," ucap abah Raidan.

"Memangnya kenapa dengan pesantren yang dulu kiyai?" kini umi Alimah bersuara karena sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan abah Rizwan dan suaminya.

"Pesantren tempat Zahwa menimba ilmu tidak terjadi masalah hanya saja dia ingin belajar ilmu agama lagi di sini," jawab abah Rizwan.

"Oh begitu padahal kalo gak terjadi apa-apa sih kenapa ndak di lanjutkan saja kan lumayan bisa sekalian ngajar di pesantrennya atau mengajar di pesantren punya abahnya sendiri," ucap umi Alimah.

"Umi" tegur abah Raidan.

"Kenapa bah?"

"Gak boleh ngomong gitu gak sopan," ucap abah Raidan pelan.

"Kalo ndak boleh ya ndak papa kok nanti Zahwa kami carikan pesantren lain saja," ucap wanita paruh baya itu bernama umma Nisa.

"Eh boleh kok silahkan saja mau mondok di sini tidak ada yang melarang," ucap abah Raidan.

"Matursuwun Raidan Alimah," ucap umma Nisa.

"Nggih sami-sami," ucap abah Raidan.

"Ya sudah kami pamit dulu ya Dan Mah besok kami antarkan Zahwa kesini," ucap abah Rizwan.

"Nggih silahkan hati-hati di jalan," ucap abah Raidan.

"Matursuwun assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Setelah mobil milik abah Rizwan tidak terlihat lagi abah Raidan lebih dahulu masuk ke dalam sedangkan umi Alimah tidak keluar dia masih di dalam.

Sedangkan di kamar Mahreen merasa khawatir dengan suaminya yang tak kunjung kembali.

"Mas Azzam kemana ya kok lama banget atau aku menyusul dia? Ah iya sebaiknya aku susul dia saja aku juga penasaran," Mahreen pun turun dari ranjangnya menyusul suaminya itu.

Saat ingin ke ruang tamu langkahnya terhenti kala mendengar suara umi Alimah.

"Umi kenapa ya sepertinya sedang marah tapi alasannya kenapa?" gumam Mahreen kemudian dia mendengarkan percakapan mereka di balik tembok.

"Abah kenapa izinin Zahwa nyantri di sini bah? abahnya kan punya pesantren kenapa ndak belajar tempat pondok abahnya saja kenapa harus di sini bah?" tanya umi Alimah.

_"Zahwa? Siapa dia?"_ batin Mahreen.

"Tapi kenapa umi? dia kan cuma belajar di sini gak ada niat apapun lagian Zahwa juga sahabat Azzam dari kecil umi abah faham dia bagaimana" tanya abah Raidan yang bingung dengan sikap istrinya yang tidak suka dengan Zahwa.

"Walaupun dia sahabat Azzam bah tapi dia suka sama Azzam sampe dia bilang ke umi untuk jodohin Azzam sama Zahwa bahkan orang tuanya juga bilang begitu ke kita bah walaupun umi tau dulu Azzam sama Zahwa pernah berjanji akan menikah jika mereka dewasa nanti bah pokoknya umi gak setuju Zahwa nyantri di sini bah umi khawatir dia akan menghancurkan rumah tangga anak kita bah seharusnya abah berfikir dua kali untuk menerima dia menjadi santri di sini bah," ucap umi Alimah yang masih kesal dengan suaminya itu.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang