bab 34

795 18 0
                                    

"Lagian kamu Zam gak lihat tempat kalo mau bucin di kamar untung umi sama abah yang liat coba kalo santri abah yang liat bisa malu nanti," omel umi Alimah.

"Maaf deh umi Azzam gak bakal ngulangin lagi," ucap Azzam.

"Makanya Zam kalo mau bucin tuh cari tempat yang aman udah kena jewer kan sama umi," ledek abah Raidan.

"Abah juga sama kadang suka bucin depan Azzam," ucap Azzam tak mau kalah.

"Suka-suka abahlah mau bucin dimana," sinis abah Raidan.

"Umi liat abah," rengek Azzam sedangkan abah Raidan malah tertawa.

"Gak malu sama istri sendiri ngerengek gitu nak?" tanya umi Alimah yang geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya dan putranya.

"Yuk sayang kita ke kamar," Azzam menarik tangan istrinya untuk ke kamar karena kesal dengan abahnya sedangkan abah Raidan masih tertawa.

"Sudah bah kasian Azzam di ledekin terus," tegur umi Alimah.

"Hehe iya umi soalnya abah suka banget ngeledekin anak sendiri," ucap abah Raidan.

"Iya deh bah abah mau di bikinin apa kopi atau teh?" tanya umi Alimah.

"Kopi saja mi," jawab abah Raidan.

"Ya sudah umi ke dapur dulu mau bikin kopi," abah Raidan mengangguk kemudian umi Alimah berlalu pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk suaminya.

Sedangkan di kamar Mahreen masih tertawa melihat tingkah suaminya tadi.

"Kenapa sayang dari tadi ketawa terus?" tanya Azzam.

"Gak papa mas lagian mas tadi lucu apalagi abah abis ngeledekin mas," ucap Mahreen.

"Ada-ada saja," ucap Azzam.

"Ya udah mas mandi dulu gih bau asem," ucap Mahreen

"Mas gak bau asem ya sayang mas masih wangi," ucap Azzam.

"Iya deh iya cepet gih mandi dulu nanti gantian sama aku mas," ucap Mahreen.

"Cium dulu dong sayang baru mas mandi," pinta Azzam.

"Mas mau aku tampol nih?"

"Dosa tau tampol suami sendiri cium dulu gih mas gak mau mandi kalo gak cium dulu," ucap Azzam Mahreen mendengus kesal akhirnya dia menuruti suaminya itu.

Cup

Satu kecupan mendarat di pipi Azzam setelah itu Azzam berlalu pergi meninggalkan Mahreen.

"Dasar mas Azzam mencari kesempatan dalam kesempitan," gumam Mahreen.

Setelah beberapa menit Azzam keluar dari kamar mandi.

"Udah mas?" tanya Mahreen.

"Udah sayang mandi gih biar wangi," ucap Azzam.

"Iya mas ini mau mandi kok jubahnya udah aku siapin ya tinggal di pake aja," ucap Mahreen.

"Makasih istriku,"

"Sama-sama mas," Mahreen pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

******

Hari-hari telah berlalu tidak terasa mereka menjalani pernikahan mereka tidak ada yang tidak mungkin jika setiap pernikahan allah memberikan cobaan demi cobaan akan tetapi di balik itu semua akan ada kebahagiaan untuk mereka yang bisa melewati masalah mereka.

Pagi hari ini seperti biasa Mahreen dan Azzam sedang berjalan-jalan di area pesantren untuk mencari angin di pagi hari banyak santri menyapa mereka.

Kini usia kandungan Mahreen berumur empat bulan Mahreen mengandung seorang anak laki-laki kehamilan Mahreen membuat kebahagiaan pada pasangan pasutri ini terlebih dari orang tua dan mertua mereka.

"Gak kerasa ya mas kandungan aku udah empat bulan aja semoga anak kita lahir dengan selamat tanpa ada halangan apapun,"

"Aamiin sayang mas juga udah gak sabar melihat baby boy yang ada di perut istri mas ini,"

"Jangan nakal-nakal ya sayang cepet lahir ke dunia kami tidak sabar mendengar tangisan kamu sayang," ucap Azzam mengecup perut sang istri mengelus dengan lembut.

"Iya abi," ucap Mahreen menirukan gaya bicara seperti anak kecil.

Setelah itu Azzam dan Mahreen ke dalam kamar karena Mahreen merasa lelah setelah berkeliling tadi.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang