Bab 20

985 20 0
                                    

Di asrama terlihat seorang gadis sedang terbaring di atas ranjang miliknya karena dia kepalanya masih terasa pusing.

"Reen gimana keadaannya udah membaik?" tanya Adiba.

"Sudah Alhamdulillah cuma sedikit pusing aja Aina kemana tumben gak keliatan?" tanya Mahreen dia tidak melihat sahabatnya itu sedari tadi.

"Aina lagi di ndalem bantuin umi masak sama Ustadzah ndalem lainnya," jawab Adiba Mahreen hanya ber oh ria saja.

"Makan dulu Reen abis itu minum obat biar cepet sembuh," ucap Adiba Mahreen pun bangun dari tidurnya duduk di ranjang memakan makanan yang di bawa Adiba.

"Aku kasian banget ngeliat Gus Azzam katanya dia lagi sakit karena seharian ini dia gak keluar katanya sih demam," ucap Adiba. 

"Oh gitu syafakallah untuk Gus Azzam," ucap Mahreen.

******

"Di beritahukan ukhtyna Mahreen untuk ke ndalem orang tuanya sambang ke pesantren!" ucap Ustadzah itu.

"Reen orang tua kamu sambang ke pondok cepet gih samperin," Mahreen bergegas menemui orang tuanya.

Kedua orang yang sangat ia sayangi dan cintai kerinduan selama ini yang dia pendam berbulan-bulan lamanya tanpa adanya komunikasi.

Penantian yang sangat dia nantikan selama ini.

Senyuman manis terbit di wajah milik dua orang yang sudah tidak terlihat muda lagi saat sampai di ndalem.

Mahreen segera memeluk kedua orang tuanya melepas kerinduan yang selama ini dia pendam.

Tangisan Mahreen pecah dalam dekapan hangat dari kedua orang tuanya itu mengukir senyum ke arah kedua anak kesayangan mereka.

"Anak ayah sama bunda sehat?" tanya laki-laki itu bernama Yusuf.

"Alhamdulilah sehat ayah bunda," jawab keduanya.

"Ayah sama bunda gimana sehat?" kini Zidan yang bertanya.

"Alhamdulilah kami semua sehat nak," jawab Aisyah.

"Mari duduk dulu," ucap abah Raidan mereka pun duduk bersamaan.

"Ya Allah Syah gimana kabar kamu?" tanya umi Alimah yang tiba-tiba datang langsung memeluk sahabatnya itu.

Singkat cerita umi Alimah dan Aisyah dulu mereka satu pesantren bisa di katakan mereka sangat dekat sekali tidak jarang umi Alimah sering berkunjung ke rumah Aisyah bunda Mahreen begitu juga dengan Aisyah hingga mereka terpisah karena mereka sudah sama-sama menikah.

"Alhamdulilah aku baik Mah kamu gimana sehat?" kini Aisyah balik bertanya.

"Alhamdulilah saya juga baik Syah," jawab umi Alimah.

"Abis dari kantor ya Suf Syah? soalnya jasnya masih di pake dari kantor langsung kesini" tanya abah Raidan.

"Iya Dan soalnya kangen banget sama kedua anak kami," jawab Yusuf terkekeh.

"Kalian mau minum apa? saking keasyikan mengobrol sampe lupa mau bikinin minuman" tanya umi Alimah.

"Apa aja Mah apapun yang di bikin pasti di minum kok," jawab Aisyah.

"Ya udah tunggu sebentar ya saya bikinkan dulu," umi Alimah pun ke dapur membuatkan minuman untuk tamu spesialnya.

Setelah itu kembali ke ruang tamu menghidangkan minuman tak lupa camilan untuk mereka.

"Silahkan di cicipi Suf Syah," ucap umi Alimah.

"Oh iya Azzam mana tumben gak keliatan?" tanya Yusuf yang tidak melihat Gus Azzam sedari tadi.

"Ada sebentar saya panggilkan dulu," umi Alimah kembali ke kamar putranya.

Tak berselang lama mereka pun berjalan ke ruang tamu menemui kedua orang tua Mahreen.

Gus Azzam mencium tangan kedua orang tua Mahreen kemudian duduk di samping kedua orang tuanya.

"Gimana kabarnya Zam?" tanya Yusuf.

"Alhamdulilah baik om," jawab Gus Azzam.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang