Bab 18

905 20 0
                                    

Setelah selesai dengan urusannya Mahreen kembali ke asrama dia duduk di dalam asrama melihat gemericik air biasanya jika hujan begini semua santri berada di dalam asrama.

Setelah dua jam dia terkena hujan kepalanya terasa pusing.

"Ya allah pusing banget kepalaku," Mahreen memijat pelipisnya.

******

Setelah ba'da ashar Mahreen lebih dulu menyetorkan hafalannya dia tidak kuat setelah selesai menyetorkan dengan segera Mahreen menidurkan kepalanya.

"Mahreen buka pintunya," Mahreen yang sedang terbaring lemas di ranjangnya dengan sekuat tenaga bangkit dari tempat tidurnya membukakan pintu asrama.

"Kok lama banget Reen lagi tidur? Udah sore loh gak baik tidur sore-sore," cerocos Aina.

"Aku gak tidur Ai cuma baring-baring aja,"

"Loh kok kamu pucet Reen kamu sakit?" tanya Adiba rasa khawatir menyeruak dalam dirinya.

"Aku cuma pusing aja kok,"

Tiba-tiba...

Bruk!

Mahreen pun pingsan di tempat membuat Adiba dan Aina panik.

"Ya Allah Reen bangun Reen Aina bawa Mahreen ke UKS," dengan sigap mereka membawa Mahreen ke uks walaupun harus bersusah payah akhirnya mereka berhasil membawa Mahreen ke UKS untung saja Mahreen kurus jadi bisa di angkat.

Dokter pun segera mengecek suhu badan Mahreen.

"Gimana dok keadaan Mahreen?" tanya Adiba.

"Dia hanya demam apa tadi dia  hujan-hujanan?" tanya dokter itu.

"Kami kurang tau dok soalnya tadi kami keluar,"

"Oh gitu ya sudah biarkan dia istirahat dulu," ucap dokter itu.

"Baik dok terimakasih,"

"Ai sebaiknya kita temuin Ustadz Zidan sama Ustadz Alfares kalo adiknya lagi sakit," ucap Adiba.

"Ya sudah ayo," mereka pun berjalan ke asrama Zidan.

Sesampainya di sana mereka bertemu dengan salah satu santriwan di sana.

"Maaf akhy boleh minta tolong?" tanya Adiba.

"Minta tolong apa ukhty?"

"Tolong panggilkan Ustadz Zidan dan Ustadz Alfares ada yang ingin di sampaikan,"

"toyyib,"

Santriwan itu pergi ke asrama pengurus tak berselang lama kedua laki-laki tampan datan menghampiri mereka.

"Ada apa?" tanya Zidan.

"Anu tadz Mahreen lagi di UKS dia lagi sakit," jawab Aina.

"Astaghfirullah ya allah dek ayo Res," mereka berempat pergi ke UKS menghampiri Mahreen.

Sesampainya di sana terlihat Mahreen terbaring lemas di atas brankar.

"Kenapa bisa begini?" tanya Zidan.

"Kami gak tau tadz waktu kami masuk ke dalam asrama tiba-tiba Mahreen pingsan," jelas Adiba.

"Pasti dia hujan-hujanan," timpal Alfares.

Tak lama Mahreen tersadar dari pingsannya.

"Eugh" lenguhnya.

"Alhamdulilah akhirnya adek udah sadar gimana keadaannya dek?" tanya Zidan.

"Masih pusing sama lemes bang kok aku ada di UKS?" tanya Mahreen.

"Tadi kamu pingsan Reen di asrama makanya kami bawa ke sini biar di obatin," ucap Aina.

"Makasih ya udah bawa aku ke sini maaf udah ngerepotin kalian," ucap Mahreen.

"Ndak papa kok Reen sudah tugas kita saling menolong," ucap Adiba memegang tangan sahabatnya itu.

"Aren abis hujan-hujanan ya?" tanya Alfares.

"Kok abang tau?" tanya Mahreen.

"Ya pastilah kamu kan suka hujan cuma kondisi kamu tidak mendukung," jawab Alfares.

"Bener itu dek?" kini Zidan beralih bertanya.

"Eum bener bang tapi abang jangan marah ya Aren tadi lagi angkat jemuran yang jatuh di tanah posisinya hujan lagi deres banget," jelas Mahreen.

"Ada-ada saja kamu ini dek," ucap Zidan.

"Ya udah adek istirahat ya jangan banyak gerak dulu adek harus bener-bener di rawat di sini dulu sampe sembuh ya atau mau ke rumah sakit biar di rawat di sana?" tanya Zidan.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang