Suara riuh mengisi ruangan itu terutama santriwati yang di undang untuk menghadiri pernikahan Azzam dan Mahreen mereka teriak histeris lagi-lagi mereka patah hati.
Suara riuh mengisi ruangan itu terutama santriwati yang di undang untuk menghadiri pernikahan Azzam dan Mahreen mereka teriak histeris lagi-lagi mereka patah hati.
"Terima!" begitulah ucapan dari para tamu undangan Zidan memberikan mikrofon itu kepada Adiba.
"Bismillah jika Ustadz serius sama saya temui orang tua saya saya terima lamaran Ustadz," tepuk tangan sangat riuh Aisyah dan Yusuf tersenyum bahagia akhirnya putranya menemukan sosok yang tepat untuk putranya itu.
"Akhirnya yah," ucap Aisyah tersenyum.
"Ayah gak nyangka aja bun anak kita bisa seberani ini ayah bangga sama Zidan," ucap Yusuf.
"Terimakasih secepatnya saya akan menemui orang tua kamu Adiba," ucap Zidan setelah itu Adiba turun dari panggung dia memeluk kedua sahabatnya.
"Makasih ya allah," jujur saja Adiba tidak sanggup dia terus berucap rasa syukur entah sebahagia apa di nikahi sosok laki-laki yang dia cintai.
"Selamat ya Diba akhirnya dengan kesabaran kamu menanti doa-doa kamu selama ini allah ijabah sekali lagi selamat ya," ucap Mahreen.
"Makasih Mahreen Aina," ucap Adiba.
"Iya Diba selamat cinta kamu di balas," ucap Aina.
"Iya Ai kamu juga harus semangat ya aku yakin Ustadz Al pasti membuka hatinya buat kamu," ucap Adiba Aina tersenyum.
_"Aina menyukai saya selama ini,"_ batin Alfares.
Acara pun selesai semua tamu undangan sudah pulang tinggalah keluarga dari Mahreen.
Mahreen merasa kepalanya sedikit pusing dan sedikit pucat.
"Dek kenapa pusing ya kepalanya? ke kamar aja ya istirahat" Mahreen menurut karena tidak kuat berjalan Mahreen memegang tangan Azzam.
"Ya Allah dek sini mas gendong," tanpa babibu Azzam segera menggendong istrinya ke dalam kamar.
Orang-orang yang melihat itu pun merasa baper terlebih Aina.
"Mahreen beruntung ya dapet suami Gus tampan hafidz qur'an juga kapan ya aku dapet spek gitu coba ya aku yang di posisi Mahreen," gumam Aina.
Di kamar
Mahreen di baringkan Azzam di atas ranjang keluar dari kamar untuk mengambil sesuatu.
Setelah beberapa menit di luar Azzam kembali ke dalam kamar membawa makanan dan juga obat untuk Mahreen.
"Dek makan dulu ya abis itu minum obat baru istirahat," ucap Azzam.
Perlahan-lahan Mahreen bangun dari tidurnya di bantu Azzam.
Azzam kemudian menyuapi Mahreen makan.
"Saya bisa sendiri Gus," tolak Mahreen.
"Gak boleh nolak mas mau suapin istri mas," akhirnya Mahreen hanya pasrah menerima suapan demi suapan dari suaminya tak berapa lama makanan pun sudah habis setelah itu Mahreen meminum obat yang di bawakan oleh Azzam.
"Makasih Gus," ucap Mahreen.
"Jangan panggil Gus sayang kan mas udah jadi suami kamu," ucap Azzam Mahreen yang mendengar kata "sayang" yang keluar dari mulut Azzam seketika pipinya merah merona untung saja dia masih memakai cadar jadi masih aman kalau tidak sudah pasti dia malu.
"Em jadi saya harus manggil apa Gus?" tanya Azzam.
"Terserah adek aja yang penting jangan Gus," jawab Azzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA PESANTREN
Ficção AdolescenteCinta ? Allah selalu mempunyai cara untuk mempertemukan seseorang terkadang apa yang kita rencanakan belum tentu terjadi seperti kisah seorang gadis cantik bernama Mahreen Shafana Almayra tiba-tiba di khitbah oleh seorang Gus tampan di pesantren Al...