Bab 14

996 19 0
                                    

Setelah selesai mengambil air wudhu mereka ke masjid bersama-sama untuk melaksanakan sholat tahajud bersama.

Setelah selesai melaksanakan sholat tahajud di sambung dengan membaca al-qu'ran menunggu adzan shubuh berkumandang.

"Aku pikir tadi udah pada sholat shubuh rupanya sholat tahajud ah kalian ini ngagetin aku aja," ucap Aina cemberut.

"Hehe lagian kamu sih tidur kayak kebo susah banget buat di bangunin," ucap Adiba.

"Hm."

Adzan shubuh pun berkumandang setelah itu melaksanakan sholat shubuh berjama'ah.

Selepas sholat shubuh semua santri mengikuti tahfidz pagi.

Jam menunjukkan pukul 06.00 WIB. Semua santri kembali ke asramanya masing-masing.

******

Sore harinya sesuai dengan permintaan umi Alimah semalam Adiba, Mahreen, dan Aina membantu masak menu malam ini adalah sambal telur, oseng tempe, tak lupa ayam semur dan lalapan menjadi menu malam ini.

Harum yang menyeruak dari dapur membuat siapapun yang mencium baunya pun perutnya akan merasa lapar.

Setelah di rasa semua pekerjaan telah selesai Mahreen, Adiba, dan Aina berpamitan untuk melaksanakan sholat maghrib berjama'ah.

"Kami pamit dulu umi mau sholat maghrib dulu," ucap Mahreen.

"Nggih silahkan nanti abis sholat jam makan malam kalian ke ndalem ya kita makan bareng-bareng sayang loh udah masak yang banyak," ucap umi Alimah.

"Nggih umi assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," setelah kepergian mereka umi Alimah pun melaksanakan sholat maghrib.

******

Setelah sholat maghrib selesai para santri kembali ke asrama untuk makan malam.

Adiba, Mahreen, dan Aina pun ke ndalem sesuai permintaan umi Alimah.

"Assalamualaikum," sapa mereka bertiga.

"Waalaikumsalam," jawab orang yang ada di ndalem.

"Mari masuk nduk kita makan bersama," mereka bertiga pun mengangguk mengikuti umi Alimah dari belakang.

"Tapi abah sama Gus Azzam belum ada umi ndak enak kalo duluan," ucap Mahreen.

"Tuh mereka," mereka bertiga melihat ke arah belakang nampak Gus Azzam, abah Raidan, Zidan, dan Alfares masuk ke dalam.

"Ayo duduk semua," ucap umi Alimah.

Mereka pun mengambil posisi duduk masing-masing abah Raidan duduk bersebelahan dengan umi Alimah Gus Azzam berhadapan dengan Mahreen Zidan berhadapan dengan Adiba dan Alfares berhadapan dengan Aina mereka menikmati makan malam.

"Ma Syaa Allah siapa yang masak ini enak banget," puji abah Raidan.

"Mahreen Adiba dan Aina bah tadi mereka bantuin umi masak," sahut umi Alimah.

"Udah pas jadi istri beruntung banget nanti yang dapet jadi suami mereka ya bah?" tanya umi Alimah.

"Nggih umi Mahreen sama Azzam Ustadz Zidan dengan Adiba dan Ustadz Alfares dengan Aina," ucap abah Raidan.

"Uhuk uhuk!" semua tersedak karena mendengar ucapan abah Raidan terkecuali umi Alimah dia hanya tersenyum melihat mereka.

"Pelan-pelan nak gak bakal habis kok masih banyak tuh," ledek umi Alimah.

"Gimana gak kesedak umi abah ngomong gitu lagi makan udah pasti kesedak," ucap Alfares.

"Iya nih abah gak liat situasi untung gak kenapa-kenapa," timpal Gus Azzam sedangkan ketiga gadis itu hanya menahan malu kalian tau sendiri jika Adiba dan Aina mencoba untuk tidak mempermalukan diri mereka sendiri.

"Hehe maaf lagian kalian udah dewasa apalagi Azzam udah tua Zam abah juga pengen nimang cucu iya kan mi?" ucap abah Raidan.

"Sudah bah nanti saja bahas itu selesaikan dulu makannya nambah lagi nak masih banyak abisin aja ndak papa," ucap umi Alimah melerai.

Setelah selesai makan malam umi Alimah dan ketiga gadis itu mencuci piring kotor dan yang lainnya.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang