Bab 28

980 28 0
                                    

Mahreen berfikir sejenak memikirkan panggilan yang pas untuk suaminya itu.

"Pak gimana Gus?"

"Mas belum tua dek udah di panggil pak ngerasa jadi ayah kamu dek," ucap Azzam.

"Hehe em apa ya mas aja gimana?" tanya Mahreen.

"Boleh deh jadi mas manggil adek itu sayang ya dek," ucap Azzam.

"Boleh Gus eh mas," ucap Mahreen yang salah tingkah.

"Ya sudah sayang tidur ya pasti lelah banget seharian ini melayani tamu," ucap Azzam.

"Aku mau ganti baju dulu mas gerah banget soalnya," ucap Mahreen.

"Ya udah mas juga mau ganti baju bareng ya," mata Mahreen melotot mana mungkin dia berganti pakaian di depan suaminya jujur saja dia belum siap dan masih malu.

"Malu mas biar aku duluan nanti kalo udah selesai giliran mas yang ganti pakaian," ucap Mahreen.

"Ya udah deh jangan lama-lama ya sayang," Mahreen mengangguk kemudian bangkit dari ranjangnya meninggalkan Azzam yang masih duduk di ranjang.

Setelah beberapa menit Mahreen keluar dari kamar mandi setelah itu bergantian dengan suaminya.

"Mas ganti baju dulu gih," titah Mahreen.

"Iya sayang," Azzam pun berlalu ke kamar mandi untuk berganti pakaian setelah selesai dia pun menghampiri istrinya.

Terlihat Mahreen sedang duduk di pinggir ranjang memikirkan sesuatu Azzam pun menghampiri Mahreen memeluk Mahreen dari belakang.

Mahreen sangat terkejut dirinya tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang Mahreen melihat siapa yang memeluknya.

Deg!

Jantung Mahreen berdegup kencang dirinya terasa terkunci entah ada apa sehingga untuk melepaskan pelukan Azzam pun tak mampu.

"Kenapa sayang deg-degan ya?" tanya Azzam.

_"Udah tau aku deg-degan pake gak mau lepas lagi nyebelin banget,"_ batin Mahreen dia hanya mampu mengangguk Azzam pun melepaskan pelukannya.

"Ayo sayang kita rebahan sini deket mas," ajak Azzam Mahreen yang merasa canggung pun hanya bisa pasrah bagaimana pun dia adalah suami Mahreen.

Mahreen pun terbaring di ranjang mendekati suaminya tanpa aba-aba Azzam memeluk istrinya kembali Mahreen ingin melepasnya akan tetapi tetap saja tenaga laki-laki sangatlah kuat.

Cup

Azzam mendaratkan satu kecupan di kening istrinya Mahreen terkejut bukan main.

"Mas"

"Kenapa sayang hm?" tanya Azzam.

"Mas main cium aja," kesal Mahreen.

"Emang apa salahnya mencium istri sendiri kan sudah halal jadi pahala toh," jawab Azzam Mahreen hanya mendengus kesal bisa-bisanya dia memperlakukan Mahreen seperti itu Azzam yang melihat raut wajah kesal Mahreen hanya tersenyum gemas bagaimana tidak istrinya terlihat kesal sama membuatnya gemas.

"Jangan kesel mulu mau mas cium hm?" goda Azzam menaik turunkan alisnya.

"Enggak!" jawabnya dengan ketus.

"Lagi kesel aja cantik apalagi marah gemesin banget istri mas ini," Azzam mencubit pelan hidung Mahreen.

_"Dia suami aku atau bukan ya bukannya dulu sebelum menikah dia dingin sekali dengan perempuan jangankan menyapa tersenyum saja tidak setelah menikah jadi bucin akut gini nih nasib nikah sama suami yang spek cool,"_ monolognya.

"Makasih ya sayang udah mau menerima mas jadi suami kamu jujur saja mas sangat bersyukur dan sangat beruntung mendapatkan wanita sebaik kamu sayang," ucap Azzam.

"Hm tapi kenapa mas milih aku? padahal banyak perempuan yang ilmu agamanya jauh lebih tinggi dari aku bahkan sepadan sama mas"

"Karena semua itu dari allah sayang mas memilih kamu karena kamu wanita yang berbeda menurut mas wanita yang mas kenal yang sekarang sudah sah menjadi istri mas ini wanita yang sederhana wanita yang kuat mas mencari istri gak harus sepadan ilmu agamanya selagi dia mau mas bimbing gak papa mas ikhlas mas gak melihat dari kecantikan wajah sayang tapi kecantikan hati kamu yang membuat mas menetap ke kamu allah mempunyai cara yang terbaik untuk mempertemukan kita," jelas Azzam Mahreen yang mendengar penuturan Azzam sungguh terharu tidak menyangka fikirnya.

"Makasih ya mas udah memilih aku jadi istri mas aku bener-bener bersyukur mas allah menakdirkan kita aku gak tau mau bilang gimana lagi kalo baik banget sama aku mempertemukan aku dengan laki-laki sebaik mas jujur aja aku kadang suka insecure ngeliat banyak perempuan yang berebut ingin menjadi istri mas tapi allah dengan cara terbaiknya mempersatukan kita di ikatan halal," ucap Mahreen tak terasa bulir bening yang sudah menumpuk di pelupuk matanya akhirnya jatuh membasahi pipi mulusnya.

"Sama-sama sayang jangan nangis ya mas gak mau melihat istri mas yang cantik ini nangis tetap bersyukur aja ya sayang," ucap Azzam di akhiri satu kecupan.

Cup

"Ya udah tidur yuk udah malem," ucap Azzam Mahreen pun mengangguk akhirnya mereka memutuskan untuk tidur karena waktu sudah semakin malam.

LENTERA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang