Belum berganti hari berita tentang kejadian tidak terpuji Heejin sudah tersebar luas ke seluruh karyawan Lee Inc, bagaimana tidak, jika Giselle bercerita kepada teman sedivisinya dengan begitu heboh, lalu teman satu divisinya itu bercerita ke divisi yang lain, terus tersebar dari mulut ke mulut. Beberapa yang penasaran mengintip apakah Heejin masih duduk nyaman di kursi khusus sekretaris itu, nyatanya batang hidungnya tidak terlihat lagi. Mereka menyimpulkan bahwa Heejin sudah terdepak.
Sebelum kejadian menyebar Serena sudah tidak ada lagi di kantor Jeno, dia sudah pergi bersama mertuanya ke salah satu mall terbesar dan terlengkap untuk membeli kebutuhan baby. Sebenarnya, baik Jeno maupun Serena tidak mengingat sama sekali kalau mereka belum menyiapkan satu pasang pun pakaian untuk sang bayi. Soal kamar bayi? Wah, ini jangan ditanya lagi, tentu saja belum ada.
Jadi sorenya Serena sudah duduk santai memilih pakaian bayi yang sesuai dengan seleranya. Baik calon mertuanya dan dirinya sendiri benar-benar kalap, alhasil tumpukkan belanjaan mereka yang tersusun rapi di sofa sebelah.
"Untuk mengisi kamar bayi bagaimana? Mau sekalian hari ini apa mau bersama Jeno saja belanjanya?" Rosé menanyai calon menantunya.
"Hari ini saja, Mom, sekalian."
"Baiklah, ayo." Rosé menggandeng lengan Serena. Keduanya diikuti oleh beberapa orang yang membawa semua belanjaan mereka.
Baru saja masuk keduanya sudah berbinar-binar melihat segala macam perabotan untuk mengisi kamar sang bayi.
"Coba sebutkan kamu mau apa saja?"
"Yang pasti tempat tidurnya, ranjang tidak terlalu besar untuk ditengah dan yang kecil untuk sementara gabung di kamar ku. Lemarinya, serta pernak pernik apa ya? Membingungkan."
"Kita beli yang diingat saja dulu bagaimana? Sekarang sudah jam empat sore, kamu sudah keluar terlalu lama."
"Oh ya?" Serena tidak merasa kalau sudah selama itu.
Sibuk kesana-kemari penuh pertimbangan memilih barang yang benar-benar sesuai selera ternyata cukup melelahkan. Tidak terasa sudah hampir dua jam mereka mendekam di tempat yang sama, Serena sudah duduk di sofa menunggu calon mertuanya membayar semua belanjaan. Sibuk berselancar memainkan media sosialnya, sampai ia posting foto yang dia ambil di rumah dengan caption yang menyindir, untung tidak sekalian ia sebutkan nama lengkap Heejin. Tak lama dari itu ada pesan yang masuk berupa video.
"Oh, dari Hendery."
Memutar video tersebut dengan volume tidak terlalu besar, sampai ia tempelkan di telinga melihat pesan teks yang katanya bukti tentang sifat Min Sera.
"Aku menyuruh kau untuk menjadi mata-mata, bukan menggoda Jeno, Heejin! Berani sekali kau mengambil kesempatan."
"Aku menggodanya sesuai dengan yang kau perintahkan."
"Menggoda seperti apa yang kau lakukan? Kenapa sampai kau yang didepak bukannya membuat hubungan Serena dan Jeno merenggang, kau memang tidak berguna."
"Jeno tidak semudah itu untuk digoda. Kau saja menjebak dia sehingga kau bisa hamil, coba kalau dalam keadaan sadar, apa kau mampu?"
"Itu namanya cerdik, Heejin."
"Kalau kau cerdik harusnya kau datang ke keluarga Lee setelah bayi yang kau kandung telah lahir. Lihat, Jeno tanpa perasaan membunuh janin yang masih berupa gumpalan darah."
"Kalau kau tidak tahu keadaan waktu itu mending kau tutup saja mulutmu sebelum ku robek!"
"Bagaimana Jeno mau lirik kalau kau setidak menarik ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby of a Business Rival ^ Revisi
FanfictionWarn! Baca sesuai sama nomor, karena urutan bab teracak oleh WP. Serena dengan obsesinya menginginkan seorang anak dari seseorang yang dia anggap bisa memberikannya keturunan yang sempurna. Sosok laki-laki itu adalah saingan bisnisnya sejak 10 tahun...