Warn! Baca sesuai sama nomor, karena urutan bab teracak oleh WP.
Serena dengan obsesinya menginginkan seorang anak dari seseorang yang dia anggap bisa memberikannya keturunan yang sempurna. Sosok laki-laki itu adalah saingan bisnisnya sejak 10 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tolong baca note dibawah, ya~
*** S💙J ***
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk melihat hasil apakah program bayi tabung berhasil atau harus memulai dari awal lagi. Baik Serena maupun Jeno terlihat tegang. Untuk masalah yang terjadi kemarin, untung tidak terjadi seperti yang Serena takutkan, jadi mereka datang ke rumah sakit besok paginya sesuai dengan jadwal. Di sinilah mereka sekarang, saling bertautan tangan selama pemeriksaan berlangsung.
"Nah, ini dia." Ucapan sang dokter membuat Serena dan Jeno saling pandang.
"Selamat, kalian resmi menjadi orang tua."
Senyum Serena mengembang mendengar kabar yang dia harapkan terkabul. Serena menjabat tangan sang dokter mengucapkan terima kasih. "Terima kasih dokter telah membantu mengabulkan keinginan kami."
"Tidak perlu berterima kasih, saya senang melakukannya."
Namun interaksi keduanya terhenti ketika Serena menunduk melihat tangannya yang basah, lalu dia melihat Jeno yang duduk di sebelah kirinya, yang ternyata pipinya telah basah. Serena sampai terkejut melihatnya. "Kenapa jadi kamu yang menangis?" Tanya Serena heran.
Jeno tidak menanggapi pertanyaan Serena, dia malah menunduk menyembunyikan wajahnya di bahu Serena.
"Bayi besar jangan menangis." Niat hati Serena membujuk seraya menepuk-nepuk lengan Jeno pelan, eh yang didapatinya malah tangisan yang kian mengeras, Serena jadi gelagapan sendiri. Sedangkan sang dokter hanya tertawa melihat pasangan di depannya.
Cukup memakan waktu hingga Jeno bisa berhenti menangis. Serena tidak menyangka bisa melihat Lee Jeno menangis begitu. Sebegitu senangkah? Tapi harusnya dia yang paling senang.
"Siapa yang akan menemanimu di sini? Jeno pasti akan pulang sesekali ke Korea. Apa kedua orangtuamu? Katakan pada mereka untuk menemuiku kalau ke Kanada ya, Serena."
"Sepertinya tidak akan ke sini, aku yang langsung pulang kok."
"Serena, apa kamu lupa usia kandungan dibawah 14 Minggu sebaiknya tidak naik pesawat dulu?"
