*** S💙J ***
Serena sudah sibuk menyiapkan dirinya untuk pergi ke acara pembukaan bisnis milik temannya yang dikhususkan untuk kalangan muda. Serena juga kurang mengerti kenapa harus ada dress code segala untuk acara semacam ini? Tapi menilik dari kepribadian temannya itu, mungkin saja dia ingin segalanya terlihat rapi. Namun satu hal yang membuat Serena merasa bingung ketika sudah sampai di lokasi, sejak kapan temannya akrab dengan Jeno?
"Kamu kenal akrab dengan Jeno, Vi?" Bisik Serana kepada temannya, tetapi matanya tetap melirik Jeno.
"Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi Jeno kan teman akrab Renjun." Jawab
Vivian."Pacarmu itu sama saja ya kelakuannya dengan teman-temannya kurasa."
"Didalam lingkaran pertemanan mereka ada satu yang seperti buaya darat ditengah-tengah si tukang dingin dan bermulut pedas seperti katamu. Jangan lupakan Na Jaemin, Ser."
"Oh, iya, ya. Tuh buktinya dia sudah menggoda Winda." Serena hanya menggeleng menanggapi situasi tersebut.
"Ngomong-ngomong, kamu masih tidak ingin memiliki gandengan? Kalau semisal kamu memang tidak tertarik sama pria, ya sana cari wanita saja." Tutur Vivian yang mana membuat Serena mendelik.
"Jaga omongan Anda ya, Vivian Ning. Jangan sampai Anda saya pelet." Ancam Serena.
"Maaf saja, saya masih suka sesuatu yang panjang, ya." Balas Vivian sengit.
Kemudian ekspresi wajah Serena berubah penasaran. "Memangnya kamu pernah memegang secara langsung?"
Vivian senyum malu-malu sebelum menjawab. "Walaupun wajahnya dingin begitu, dia tetap saja pria normal. Beberapa kali sepertinya hampir terjadi, berakhir kami hanya bermain diluar. Kami akan melakukan sepuas mungkin kalau sudah menikah nanti."
"Kenapa memangnya kalau belum menikah?"
"Keluarga Huang seganas itu untuk menerima anak diluar pernikahan. Kami tidak ingin mengambil resiko."
Serena mengangguk mengerti. "Aku mau ke toilet dulu deh." Pamit Serena.
"Hati-hati, ya. Hotel sedang ramai-ramainya. Atau minta temani Winda saja, aku tidak bisa meninggalkan para tamu."
"Tenang saja. Aku sudah biasa sendiri."
*** S💙J ***
Pernah mendengar istilah kalau kecantikan membawa petaka?
Serena menyadari kalau dia cantik, jelas, dia melakukan perawatan pada tubuhnya, bukan untuk tujuan tertentu, hanya atas keinginan dan kepuasan dirinya sendiri. Namun dibalik itu Serena tidak pernah menyadari kalau cantiknya bisa menghantarkannya ke mara bahaya lebih dari sebelumnya. Mengingat Serena penah di culik ketika masih awal masuk perguruan tinggi, dan penculikan itu ternyata adalah penjahat kelamin, itulah sebutan orang-orang untuknya. Beruntung pada saat itu Serena memang didampingi oleh bodyguard dari keluarga Kim, Serena bisa pulang dalam keadaan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby of a Business Rival ^ Revisi
FanfictieWarn! Baca sesuai sama nomor, karena urutan bab teracak oleh WP. Serena dengan obsesinya menginginkan seorang anak dari seseorang yang dia anggap bisa memberikannya keturunan yang sempurna. Sosok laki-laki itu adalah saingan bisnisnya sejak 10 tahun...