*** S💙J ***
Serena menatap puas pada foto yang barusan dia posting di akunnya. Pakaian itu yang Serena gambar dan akhirnya jadi, Jeno memang selalu menuruti apa kemauannya akhir-akhir ini, pun pakaian yang Serena titipkan juga dibawa oleh Jeno. Serena tidak tahu maksud dari keinginannya yang ini, dia rasa dia ingin mengenakan kemeja milik Jeno yang sempat dibawanya pulang dari hotel setelah acara Vivian beberapa bulan yang lalu. Jeno sampai menatapnya dengan ekspresi menyebalkan menurut Serena."Bisa tolong lepaskan aksesoris di rambutku?" Pinta Serena ketika mendapati Jeno yang baru keluar dari kamar mandi di dalam kamarnya, ya, Jeno memang sering di kamarnya daripada di kamar miliknya sendiri di sebelah kamar Serena.
Jeno menghampiri Serena yang terduduk manis di sofa dengan hanya berbalut kemeja miliknya. "Kalau bisa segeralah mandi, ini sudah cukup sore." Tutur Jeno disela kegiatannya membantu Serena.
"Sebentar lagi." Jawab Serena pelan. Sebenarnya Serena saat ini terlalu fokus melihat perut Jeno yang terpampang beberapa centi dari wajahnya. Jeno masih menggunakan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya.
"Kamu mau makan apa sore ini?" Tanya Jeno yang telah selesai membantu Serena, kini dia sibuk mengenakan pakaian, di hadapan Serena, tanpa rasa malu sedikitpun. Tidak tahu saja dia kalau Serena sudah ingin melemparinya dengan buku-buku yang berserakan di atas meja.
"Hm." Serena berpikir sebentar, sebenarnya dia ingin makan banyak, tapi kasihan jika Jeno harus masak terlalu banyak. Pasalnya Serena dilarang Jeno untuk menyentuh dapur sampai besok, kata Jeno sih gantian dia ingin memasak untuk calon bayi mereka, karena seminggu lebih Jeno sudah meninggalkan keduanya.
Namun satu menu yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran Serena, sontak membuat air liurnya hampir menetes. "Aku mau mie instan." Tutur Serena dengan mata yang berbinar-binar menatap Jeno yang ternyata membeku ditempatnya berdiri.
"Dari sekian banyak jenis masakan, kenapa memilih mie instan?" Jeno tampak keberatan.
"Lho, mana aku tahu. Aku inginnya mie instan kok. Anakmu sepertinya yang ingin." Ucap Serena kemudian yang kian membuat Jeno tidak suka.
"Apa tidak ada yang lain? Masa anakku ingin mie instan. Tidak boleh. Aku masakkan yang lain saja." Setelahnya Jeno keluar dari kamar Serena langsung menuju dapur untuk masak.
"Terserah. Aku tetap mau mie instan." Serena tidak perduli dengan penolakan Jeno. Dia akan mengganggu Jeno sampai pria itu menyerah.
"Tidak akan pernah." Tolak Jeno.
"Harus."
"Mie instan tidak baik untuk ibu hamil." Ucap Jeno tanpa menoleh kepada Serena yang berdiri di belakangnya, dia fokus menyiapkan bahan-bahan untuk dia masak.
Serena memberang menatap punggung Jeno. "Kau saja yang hamil biar tahu rasanya mengidam! Mengesalkan sekali jadi pria." Meja makan yang menjadi objek kekesalan Serena, ia menendangnya menghasilkan bunyi yang cukup mengganggu. Kemudian Serena pergi dari dapur menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby of a Business Rival ^ Revisi
FanficWarn! Baca sesuai sama nomor, karena urutan bab teracak oleh WP. Serena dengan obsesinya menginginkan seorang anak dari seseorang yang dia anggap bisa memberikannya keturunan yang sempurna. Sosok laki-laki itu adalah saingan bisnisnya sejak 10 tahun...