Giselle meremas lengannya yang saling bertautan, ia merasa gugup luar biasa. Bagaimana tidak jika dia dipanggil oleh atasannya, tanpa ada penjelasan lebih. Apa ini ada sangkut pautnya sama gosip yang tersebar karena ulahnya seminggu yang lalu? Pikiran negatif Giselle terus bermunculan. Giselle melongok kepalanya tidak mendapati sekretaris pengganti sementara yang ditugaskan dari perusahaan induk. Takut sudah ditunggu terlalu lama, Giselle memberanikan diri mengetuk pintu.
Tidak lama pintu terbuka menampilkan wajah tidak asing, ternyata sekretaris yang bernama Doyoung itu ada di dalam, untung saja dia tidak nekat untuk menunggu, bisa semakin gawat posisi dirinya. Menampilkan senyumnya setelah dipersilahkan oleh sang sekretaris untuk masuk ke dalam ruangan. Giselle membeku mendapati ada sosok yang paling berkuasa saat ini ternyata ada di dalam ruangan yang sama, duduk manis bercengraman dengan atasannya yang merupakan putra beliau. Apa aku akan dimarahi habis-habisan lalu dipecat secara tidak hormat setelah ini? Pikir Giselle yang kalut.
“Silahkan duduk.” Tutur Doyoung yang melihat sosok perempuan masih beridiri melamun.
“Ah, iya. Terima kasih.” Jawab Giselle canggung.
Melihat orang yang mereka tunggu sudah datang, Jeno dan Jaehyun menunda pembicaraan mereka, fokus kepada perempuan yang terdiam tampak sangat canggung yang tidak bisa ditutupinnya.
“Kami telah berdiskusi setelah mengamati kinerja Anda selama bekerja di sini. Saya sebagai atasan puas walaupun Anda sempat terlambat memberikan laporan yang saya minta.” Giselle tidak sadar meringis mengingat kelakuannya pada saat itu. “Jurusan kuliah yang Anda amblil juga mendukung apabila Anda ditempatkan pada posisi sekretaris. Jika Anda menerima posisi ini silahkan tanda tangan kontrak, setelahnya Anda diharuskan untuk menjalani training.” Informasi yang Jeno katakan tampaknya membuat perempuan yang direkomendasikan oleh ibu hamil itu tampak syok, matanya melotot kaget dengan mulut yang sedikit mengangak.
Jaehyun melirik putranya dengan pandangan mencibir. Siapa juga yang tidak terkejut ditawari suatu posisi sama atasan sendiri padahal tidak ada hubungan apa-apa, sekelas perusahan besar juga, seperti halu dikala jenuh karena tidak ada kegiatan. Lalu dia beralih menatap perempuan yang mencoba menguasai dirinya lagi, memang tidak ada yang aneh dengan perempuan ini, sepertinya akan baik-baik saja jika menjadi sekretaris putranya. Lagipula yang diinginkan oleh menantunya itu soal sifat seseorang, barulah kemampuan menyusul.
“Sajang-nin yakin menawari saya posisi ini?” Tanyanya degan penuh keraguan.
“Seseorang mengatakan sangat yakin, jadi kenapa saya meragukannya?” Timbal Jeno sangat santai, bahkan aura menyeramkannya tidak tertampak sama sekali.
“Tetapi Anda harus bekerja keras selam training dua minggu ini. Jika kinerja Anda kurang, otomastis kontrak Anda batal.” Sedikit tekanan yang Jaehyun berikan, tidak bagus apabila terlalu instan dan mulus.
***S💙J***
Jeno berpisah dengan sang daddy setelah urusan masalah sekretaris tadi. Hari ini hari terakhir ia pergi ke kantor, sesuai dengan rencana mulai besok ia mengambil cuti dan menemani Serena di rumah. Tidak mau menunda-nuda lagi, takut tiba-tiba Serena mulas tanpa ada dirinya di rumah, walaupun mommy dan calon mertuanya sering datang ke rumah menemani Serena jika dia tidak ada di rumah. Jeno bertolak ke salah satu rumah yang berjarak cukup jauh dari rumah lain, rumah dengan pagar yang di desain menjulang tinggi dengan cukup banyak tanaman pohon halaman rumah. Hampir sama seperti rumah milik Serena, hanya saja rumah ini jauh lebih kecil, hanya akan digunakan untuk hal-hal darurat saja.
Memasuki halaman rumah dengan cukup banyak orang-orang Lee yang berjaga di luar muapun di dalam rumah, untuk memastikan tawanan mereka tetap berada di tempat. Melenggang masuk dengan santai, langkah kakinya mengarah pada salah satu ruangan yang merupakan sebuah kamar. Ia buka kamar itu, menelisik setiap sisi kamar yang sudah di desain seperti layaknya ruang bermain anak-anak, baik lantai maupun dinding aman apabila sang anak terjatuh, tidak akan sakit, begitulah kamar ini di fungsikan agar perempuan frustasi di ujung kamar itu tidak bisa mengakhiri dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby of a Business Rival ^ Revisi
FanficWarn! Baca sesuai sama nomor, karena urutan bab teracak oleh WP. Serena dengan obsesinya menginginkan seorang anak dari seseorang yang dia anggap bisa memberikannya keturunan yang sempurna. Sosok laki-laki itu adalah saingan bisnisnya sejak 10 tahun...