Keesokan harinya Faza sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Tala tadi sudah meminta izin kepada guru yang mengajar bahwa ia tidak bisa mengikuti proses belajar hari ini. Begitupula Faza, tadi ia sudah diizinkan oleh Tala. Jadilah Faza hanya santai kayak di pantai sekarang.
Tala hari ini membawa mobil dikarenakan kesehatan Faza yang baru pulih. Kini mereka sudah berada di dalam mobil Tala. Jarak tempuh dari rumah sakit ke rumah Tala hanya kisaran setengah jam.
Tak ada percakapan antara keduanya. Tala yang fokus menyetir dan Faza yang sibuk melihat pemandangan sekitar. Sesampainya di perempatan jalan, ternyata lampu merah. Jadilah mereka berhenti sejenak, Faza dapat melihat di luar kaca terdapat sepasang kekasih yang nampaknya sudah menikah.
Faza iri melihat mereka yang tengah bermesraan di atas motor. Jiwa jomblonya meronta-ronta. Mengapa mereka harus pamer kemesraan di depan umum? bikin iri aje.
Lampu hijau sudah menyala, akhirnya Faza tak lagi melihat sepasang kekasih itu. Selang beberapa menit, mereka sampai di mension Tala. Faza sengaja tak turun duluan dengan harapan Tala akan membukakan pintu untuknya. Namun naas Tala langsung pergi ke dalam mension meninggalkan Faza sendiri. Memang benar kata orang jangan terlalu berharap, ntar sakit. Dan benar, Faza mendapatkan sakitnya. Menyedihkan sekali bukan?
Faza segera turun dari mobil mengikuti Tala yang sudah masuk ke dalam mension nya. Tampaknya Tala langsung menuju kamarnya. Faza mengikuti Tala hingga ke kamar.
Tala yang akan menutup pintu kaget ketika melihat Faza sudah berada di depan pintu kamarnya. Namun dengan cepat ia merubah raut wajahnya menjadi datar. Ia mengangkat sebelah alisnya mengisyaratkan 'ada apa?'.
"Handphone Paza mana?" tanya Faza mengerucutkan bibirnya kesal. Yap, sedari kemarin Tala tak memberikan handphone nya dengan alasan ia harus beristirahat. Tapi kan sekarang ia sudah sembuh, bahkan sudah bisa pulang. Tak mungkin Faza hidup tanpa handphone. Membosankan pikirnya.
"Udah gua buang," ucap Tala yang sukses membuat mulut Faza terbuka lebar.
Serasa Faza tidak ada urusan lagi, Tala langsung menutup pintunya tanpa aba-aba yang membuat Faza kaget.
"Ayam-ayam dipatok!" latah Faza kaget. Pasalnya dia masih mencerna apa yang dikatakan oleh Tala tadi dan apa sekarang? Tala meninggalkannya begitu saja tanpa kejelasan?
"ISHHHH TALAAA! HANDPHONE PAZAAAA MANAAAA!!" teriak Faza tak peduli Tala akan ilfil padanya. Yang terpenting handphone nya harus kembali ke tangannya terlebih dahulu. Bagaimana ia akan menghubungi Fara kalau begini?
Mendengar teriakan Faza membuat Tala menutup telinganya. Mengapa volume suara Faza ini sangatlah tinggi? Tala curiga apa Faza ini datang yang pertama disaat pembagian pita suara? sehingga ia mendapatkan pita suara yang mempunyai volume paling tinggi. Tala hanya acuh lalu pergi untuk membersihkan tubuhnya.
"Ishh Tala ngeselin emang, gua sumpahin jodoh lu gua Ta," kesal Faza lalu pergi menuju kamarnya.
"Gua harus ngapain ini," monolog Faza setelah masuk ke dalam kamarnya.
Faza merebahkan tubuhnya, ia sangat malas untuk sekedar bersih-bersih. Padahal ia belum mandi dari sore kemaren. Bukannya Faza gak menjaga kebersihan ya gaes bukan. Hanya saja tubuhnya ini tak bisa diajak kompromi. Mager adalah alasan utamanya. Alasan lain karena kasur empuknya ini terlalu nyaman untuk ditinggalkan begitu saja. Ada yang sama seperti Faza?
Baru saja Faza memejamkan matanya, terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Membuat Faza berdecak kesal.
'tok-tok-tok'
Terdengar ketukan pintu sekali lagi. Faza langsung turun dari kasur empuknya lalu mencepol rambutnya asal.
'ceklek'
Faza membuka pintu menampilkan laki-laki berparas tampan alias jodohnya, Bumantala. Sepertinya Tala habis keramas, nampak jelas rambutnya yang basah. Menambah kegantengannya berkali-kali lipat. Membuat Faza tersepona eh terpesona untuk kesekian kalinya.
Melihat gadis itu hanya diam menatapnya membuat Tala risih. Mengapa gadis ini terus menatapnya seperti itu? seperti mau memakannya saja pikir Tala.
'ehem'
Deheman Tala membuyarkan lamunan Faza begitu saja. Seakan tersadar ada apa dengan jodohnya ini sampai repot-repot pergi ke kamarnya? apa ia akan dinikahi Tala sekarang juga? oh ayolah Faza sangat menunggu itu, ya minimal tunangan lah pikirnya.
"Ada apa Tala?" tanya Faza dengan senyumnya melupakan kekesalannya tadi.
"Nih," ucap Tala menyodorkan kantong kresek bewarna putih.
"Apa ini Tala?" tanya Faza yang sudah mengambil kantong itu.
"Handphone baru, yang lama udah rusak," ujar Tala yang membuat senyuman Faza lebar.
"Beneran buat Paza?" tanya Faza lagi yang diangguki oleh Tala.
"Makasiii banyakk Talaaa!" seru Faza yang diangguki Tala. Setelahnya Tala pergi begitu saja masuk ke dalam kamarnya. Setelah melihat Tala pergi, Faza langsung saja menutup pintunya.
Faza akan mengeksekusi handphone barunya ini. Memang handphone nya itu sudah rusak, layarnya yang retak dan memori nya yang sudah full. Sebenarnya Faza ingin membeli handphone baru, tapi tunggu uang terkumpul dulu. Namun, sekarang ia mendapatkannya cuma-cuma dari jodohnya. Tala emang the best pikirnya.
Faza mulai mengeluarkan kotak yang ada di dalam kresek. Begitu kagetnya ia setelah melihat merek dari kotak itu. Bagaimana tidak? inilah handphone yang di idam-idamkan nya. Handphone dengan logo Apple digigit dibelakangnya. Iphone, yap Tala memberinya iphone keluaran terbaru! wahh daebakkkk.
Faza langsung saja mengaboxingnya. Mengeluarkan iPhone 13 itu dari sarangnya. Warna ping menambah keelegananya. Faza sangat menyukai handphone yang diberikan Tala kepadanya. Di Satu sisi ia juga sedih, ia lupa password instagram dan juga nomornya bahkan kartunya juga tidak ada.
Faza mulai menghidupkan handphone barunya. Dan setelah hidup, ternyata kartunya sudah ada! Telkomsel pula. Waduh mahal ini ngisi ulangnya pikir Faza. Ia mulai melihat-lihat aplikasi lainnya. Sepertinya sudah diinstalkan oleh Tala. Jadi ia tak perlu lagi repot-repot untuk menginstal nya. Tala memang seperhatian itu pemirsa!
Faza mulai membuka WhatsApp nya dan mulai memasukkan nomor barunya. Setelahnya ia mulai membuat email baru untuk handphone nya ini. Tak lupa ia membuat Instagram barunya. Ia mulai mengikuti Instagram Fara terlebih dahulu.
Seakan teringat sesuatu, apakah Tala mengkonfirmasi instagram nya? bodoamat pikirnya. Ia akan mengikuti Tala dengan Instagram barunya ini. Setelah semuanya selesai, Faza dengan bersemangat mandi. Ia akan berfoto ria nanti, tak mungkin ia berfoto dengan wajah dekil seperti ini.
Setelah selesai mandi, Faza memakai baju oversize nya. Faza mulai berfoto ria untuk di posting di Instagram barunya ini. Tau lah ya kebiasaan orang kalau baru punya iphone. Yap, mirror self! Faza juga melakukan itu seperti orang pada umumnya.
Setelah dirasa cukup, Faza mulai melihat-lihat hasil fotonya tadi. Lalu mulai memilah dan memilih foto mana yang pantas untuk dipajang di Instagram nya. Setelah selesai memposting Instagram nya Faza tersenyum puas.
"Cantik banget gua, curiga gua bakal jadi istrinya Tala nanti," monolog nya percaya diri.
'kreokkk'
Terdengar bunyi yang berasal dari perut Faza. "Duhh anak bunda laper ya?" tanya Faza pada anaknya sambil mengelus-elus perut ratanya. Eitss! bukan anak manusia ya. Melainkan ini adalah bayi-bayi cacing nan gemoy.
Merasa perutnya sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Faza turun ke dapur guna mencari makanan yang ada. Ia mulau membuka tudung saji, namun ia tak menemukan apa-apa. Faza berdecak kesal, lalu ia mulai membuka pintu kulkas dan melihat apa saja yang bisa dimakan atau dimasak mungkin?
![](https://img.wattpad.com/cover/360504408-288-k980437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect (End)
Teen FictionDia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap, Faza tengah mengalami hal itu. Faza melihat sosok laki-laki yang menolongnya itu seperti bidadara y...