Paginya Faza sudah siap dengan seragam yang melekat pas ditubuhnya. Tengah asik melihat dirinya di kaca, terdengar suara ketukan dari pintu kamar Faza.
'Tok..tok..tok.'
Faza langsung membuka pintu kamarnya, "Iya B-" ucapannya terpotong begitu saja ketika melihat laki-laki berparas tampan berada di depan pintu kamarnya. Sungguh, definisi perfect yang sebenarnya! jika melihat pemandangan seperti ini setiap hari ia akan semangat untuk sekolah. Cuci mata tiap hari ini mah pikirnya.
"Turun," ucap Tala dengan wajah datarnya.
Faza langsung mengambil tasnya, lalu pergi mengekori Tala menuju meja makan.
Melihat anak dan menantunya eh calon menantunya turun membuat Mama Tala tersenyum senang. "Cocok ya Pa," ujar Mama Tala dengan senyuman yang mengambang di bibirnya.
"Iya Ma, cocok. Dijodohin aja kali ya?" timpal Papa Tala yang mengundang gelak tawa keduanya.
Melihat orang tuanya tertawa membuat Tala curiga. Mengapa orang tuanya ini tertawa sambil melihat ke arahnya dan Faza? entahlah, ia tak mau pusing dengan ini.
"Ayo makan dulu sayang!" seru Mama Tala dengan senang.
Tala mulai duduk diikuti oleh Faza disampingnya. Mama Tala mengambilkan nasi mereka satu persatu. Ternyata begini rasanya mempunyai orang tua pikir Faza. Semasa ia hidup, baru kali ini ia diperlakukan begitu baik.
"E-eh cukup Ma," ucap Faza ketika melihat Mama Tala begitu banyak menuangkan nasi ke atas piringnya. Faza tak biasa makan pagi, ia takut nanti mengeluarkannya di sekolah. Pernah sekali ia nekat makan pagi, namun naas setibanya disekolah ia mengeluarkannya lagi. Ada yang sama seperti Faza?
"Loh kok dikit banget sayang? gak usah malu-malu, tuh liat Tala aja makannya banyak gak malu," ujar Mama Tala yang membuat Faza melirik piring Tala dan benar saja. Piring jodohnya itu hampir penuh, apa itu rahasia tampan dari Tala? sepertinya iya!
"Paza gak biasa makan pagi Ma hehe," balas Faza yang dimengerti oleh Mama Tala.
"Yaudah habisin ya Za," ucap Mama Tala yang diangguki Faza.
Sedari tadi Papa Tala melihat interaksi antara istrinya dan calon menantunya itu mudah akrab membuat seulas senyuman terbit di bibirnya. Faza memang cocok dijodohkan dengan Tala.
Faza mulai menyantap makanannya dengan lahap. Masakan Mama Tala sangat lezat. Ia harus belajar memasak dengan Mama Tala agar bisa menjadi menantu sekaligus istri yang baik.
Selang beberapa menit mereka sudah menghabiskan makanannya. "Ma, Tala pamit pergi ya," ujar Tala berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Faza pergi sama siapa?" tanya Papa Tala yang membuat Faza menoleh menatap Papa Tala.
"Eh Paza nanti pake angkot aja Pa," jawab Faza sopan, jujur ia belum terbiasa berinteraksi dengan Papa Tala. Jadilah ia sedikit gugup ketika berbicara dengan Papa Tala ini.
"Enggak-enggak, Faza kan satu sekolah sama Tala. Bareng Tala aja ya," timpal Mama Tala yang diangguki oleh Papanya.
Faza yang mendengar itu jadi tak enak hati dengan Tala. Sudah cukup ia merepotkan jodohnya ini. Pasti jodohnya ini risih dengan keberadaannya. Terbukti sedari tadi ia sama sekali tak menoleh menatap Faza.
Mendengar itu Tala langsung saja pergi ketempat dimana motornya berada. Melihat itu, Faza tahu bahwa Tala tak mau menumpangkannya. Sedih rasanya, namun ya Faza kan ultramannn. Faza kan strong pikirnya menyemangati dirinya sendiri. Setelah pamit dengan kedua orang tua Tala, Faza mulai pergi ke luar.
Faza mengira Tala sudah pergi sedari tadi. Ternyata Tala masih duduk di atas motornya. Faza mulai berjalan menuju simpang komplek rumah Tala ini untuk menunggu angkot. Berharap ada angkot yang lewat, ya walaupun rasanya tidak mungkin angkot melewati komplek perumahan mewah seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/360504408-288-k980437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect (End)
Fiksi RemajaDia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap, Faza tengah mengalami hal itu. Faza melihat sosok laki-laki yang menolongnya itu seperti bidadara y...