"Gak!" tolak Ana keras ketika mendengar ucapan Tala. Ia sudah susah-susah belajar terus yang tak dapat menjawab hukumannya cuma nyanyi? yang bener ajee rugi dong!
Mendengar tolakan Ana membuat Faza menggeram marah. Maksudnya apa coba nolak gitu? mentang-mentang dia pinter gitu?
"Terus apa?" tanya Faza dengan malas. Dasar nenek lampir gatel pikirnya.
"Kalau gak bisa jawab hukumannya gak ikut belajar sama kita satu hari," ujar Ana yang membuat Faza memutar bola matanya malas. Siapa juga yang mau belajar bareng dia? najissss! gak belajar pun gak papa pikir Faza. Itu malah hukuman yang lebih baik.
"Gak," tolak Tala keras yang membuat Faza menoleh menatap nya. Faza lupa kalau ada Tala. Pasti Tala ingin dirinya belajar terus-terusan sampai tersiksa batin dan fisiknya.
"Nyanyi aja," timpal Faza yang diangguki Tala. Sedangkan Ana? tentu ia tak suka. Bagaimana bisa hanya dengan menyanyi membuat seseorang jera? ia tak mengerti dengan jalan pikiran Tala sekarang.
"Yaudah gih lu pulang," lanjut Faza yang membuat Ana menggeram marah. Ia diusir? jatuh sekali harga dirinya sekarang. Ia malu di depan Tala diperlakukan seperti ini.
"Kenapa diem?" tanya Tala membuyarkan lamunan Ana seketika.
"Apa Ta?" tanya Ana lembut yang membuat Faza mual.
"Pulang," ujar Tala yang membuat Ana malu.
Faza yang mendengar itu tertawa ngakak. Ia tak khawatir jika Tala marah. Karena akibat perkataan Tala lah Faza tertawa seperti ini.
Tala yang mendengar tertawa gadis itu tersenyum tipis. Receh sekali humor gadis itu. Padahal menurutnya sendiri tak ada yang lucu dengan ucapannya. Tapi lihatlah gadis itu bahkan sampai sekarang ia masih tertawa.
Ana yang mendengar suara tawa Faza bertambah emosi. Ia langsung pulang tanpa pamit dengan mereka berdua. Tala yang melihat itu hanya diam tak peduli. Lagi pula yang ia katakan sudah benar, sebentar lagi malam anak gadis tak baik keluyuran. Jadilah Tala menyuruhnya pulang. Tak ada yang salah bukan?
Setelah nenek lampir itu pulang, Faza mulai pergi ke kamarnya tak lupa pamit terlebih dahulu kepada sang pemilik rumah. Jangan samakan ia dengan nenek lampir gatel itu. Faza masih punya sopan santun ya.
Faza kini sudah meletakkan buku-bukunya. Ia kini tengah duduk di meja belajarnya. Faza harus giat belajar untuk esok. Supaya ia tidak mengecewakan sekolah terutama Tala.
'Tok..tok..tok..'
Baru saja membuka buku terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Faza langsung beranjak pergi membuka pintu. Ia tahu ini pasti Tala, kalau tidak siapa lagi? hanya dia dan Tala yang berada di rumah sekarang. Tak ada yang lain. Palingan hanya setan dan jin pikirnya.
'Ceklek'
Pintu terbuka menampilkan Tala dengan raut wajah khasnya yang datar. "Ada apa Tala?" tanya Faza penasaran. Apa Tala akan menyambung belajar berdua dengannya? atau bagaimana?
"Ini gaji lu hari ini," ujar Tala menyodorkan dua lembar uang berwarna merah. Membuat Faza membulatkan bola matanya. Jadi Tala benar menggajinya? Faza pikir ucapan Tala kemaren hanya iming-iming belaka seperti caleg hehe.
"E-eh beneran Ta?" tanya Faza memastikan. Ya takutnya ini prank kan, Faza mencoba mencari kamera tersembunyi. Ia melirik kesana kemari tanpa ada arah dan ratusan makiannn~. Eh kok malah nyanyi, pokoknya Faza menyelidiki apakah ada kamera tersembunyi yang Tala bawa.
Tala yang melihat Faza seperti mencari-cari sesuatu membuatnya heran. Kali ini tingkah apa lagi yang gadis ini perbuat? entahlah Tala tak tahu. Yang penting ia mau menepati ucapannya kemarin. Ia tak mau masuk ke dalam jajaran orang-orang yang tak menepati ucapannya.
"Ini," ujar Tala lagi yang membuat Faza menghentikan aksinya. Faza beralih menatap Tala.
"Ini beneran Tala?" tanya Faza yang diangguki Tala.
Faza dengan senang hati menerima uang yang diberikan Tala kepadanya. Heii rejeki tak boleh ditolak ya pemirsa! lumayan untuk jajan besok pikirnya.
"Makasiii Tala ganteng!" ujar Faza yang membuat Tala mengangkat sebelah alisnya. Apa dia ganteng? Tala hanya diam dengan wajah datarnya.
Tala langsung berbalik pergi menuju kamarnya tanpa pamit. Tala tak kuat menahan senyumnya. Tala malu! ia malu dipuji seperti itu oleh Faza. Kenapa gadis aneh itu terang-terangan memujinya? entahlah apa dia salting sekarang? ia tak paham. Lebih baik ia tidur sekarang.
Faza? kini ia tengah senang mendapatkan rejeki nomplok dari Tala. Faza melanjutkan belajarnya yang tertunda dengan semangat. Kalau begini ia akan senantiasa semangat untuk belajar. Sudah satu jam setengah Faza berkutat dengan buku-buku yang ada di depannya. Matanya sudah mulai mengantuk. Ia mulai membereskan buku-bukunya lalu pergi menuju kasur empuknya.
Sedari tadi kasur empuknya seolah-olah menggoda nya untuk ditiduri. Jadilah Faza mengabulkan permintaan dari kasur empuknya ini. Faza mulai bermain handphone, ia melihat pengikutnya sudah mulai bertambah. Faza kini tengah men scroll tiktok melihat konten-konten orang yang amat kreatif.
Apakah kalian berfikir Faza akan melihat konten orang berjoget ria? oh tentu tidak! Faza tengah menonton konten-konten creator luar maupun dalam negri yang tengah melukis. Faza selalu terkagum-kagum melihat lukisan mereka di atas kanvas yang begitu indah. Kalian tahu Erika kapan-kapan lagi? Yap, Faza merupakan salah satu pengagum Erika. Menurutnya tangan Erika itu sangat kreatif. Mencoret-coret saja ia bisa menciptakan lukisan abstrak yang indah. Sungguh sangat mengagumkan!
Setelah dipikir-pikir, Faza rencananya akan menggunakan uang yang diberi Tala untuk membeli alat-alat lukis. Ia ingin melanjutkan bakatnya melukis. Besok Faza akan pergi untuk membeli alat lukis sebentar, barulah ia akan belajar bersama dengan Tala dan nenek lampir itu.
Baru saja ingin mematikan handphone nya terdengar notifikasi masuk.
Aksarnjn_ starting follow you
Melihat notifikasi itu, Faza langsung membuka Instagram nya. Ia melihat Instagram Aksa.
"Ini Aksa temen Tala kan?" monolog Faza berfikir.
Faza melihat akun Instagram nya dan benar, diikuti oleh Bumantala. Baru saja ingin men stalk Instagram Aksa ternyata Instagram nya di privat. Jadilah Faza harus men follback nya terlebih dahulu. Selang beberapa detik Instagram Faza sudah dikonfirmasinya.
Kini Faza tengah melihat isi dari Instagram teman Tala ini. Tak ada postingan satu pun. Sama dengan Tala, bahkan ini lebih parah. Dia hanya mengikuti satu orang, yaitu Faza. Pengikut nya pun lebih banyak dari Tala. Tak ada sorotan sama sekali.
Tak ada yang menarik dari Instagram Aksa. Lalu mengapa orang beribu-ribu ini mau mem-follow Aksa? lebih baik mereka mem-follow Faza saja. Ada satu postingan cantik di sana.
Faza berfikir, mengapa Aksa mengikuti Instagram nya? bahkan cuma dirinya seorang yang diikuti oleh Aksa. Apa jangan-jangan? oh jangan-jangan, ayolah Faza tak mungkin seorang Aksa Renjana anak pemilik sekolah itu mau dengannya. Tipe Aksa pasti jauh lebih tinggi minimal ya yang setara dengannya lah. Aksa sendiri merupakan anak tunggal kaya raya. Banyak yang mengincarnya. Posisinya yang menjadi juara umum pun menjadi nilai plus bagi Aksa.
Namun ya Faza tetap mencintai pandangan pertamanya yaitu Tala. Entahlah, hatinya berkata hanya Tala. Tak mau yang lain.
"KU MAU TALAAAAA!"
"TAK MAU YANG LAINNNN!"
"HANYA TALA YANG SLALU ADA KALA SUSAH DAN SENANGKU!"
Faza bernyanyi mengikuti nada Andmesh Kamaleng. Entah terdengar ke kamar Tala atau tidak. Faza tak peduli. Jika terdengar ya bagus jika tak terdengar ya gak papa. Begitulah kira-kira pikirnya. Tak lama kemudian Faza tidur karena sudah lelah menjalani hari ini. Waktunya men charger daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect (End)
Teen FictionDia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap, Faza tengah mengalami hal itu. Faza melihat sosok laki-laki yang menolongnya itu seperti bidadara y...