√1369 Lantai Empat

45 17 0
                                    

Faza dan Ana kini sudah berada di asrama Bimantara. Ternyata asramanya berada di lantai empat. Ini kali pertama Faza menginjakkan kakinya ke lantai empat. Berbekal kartu akses Ana. Ia bisa masuk dengan mudah ke sini.

Lantai empat ini begitu megah, sangat berbeda dengan lantai tiga dua dan satu. Benar-benar seperti hotel. Ada ruang asrama, perpustakaan dan masih banyak lagi.

"Kamar kita yang mana Na?" tanya Faza bingung. Pasalnya disini sangat banyak kamar berjejeran.

"Kamar 03 itu," tunjuk Ana yang diangguki Faza. Mereka berjalan menuju kamar itu.

Lagi-lagi kamar itu menggunakan kartu akses. "Kartu akses lagi?" tanya Faza bosan.

Ana yang mendengar itu hanya terkekeh pelan. "Hahaha di lantai empat ini semuanya menggunakan kartu akses Za. Bahkan kalau mau ke kemar mandi pun harus pake kartu akses," terang Ana yang membuat mulut Faza terbuka.

"Apa?" kaget Faza tak menyangka. Separah itu kah lantai empat?

"Whahaha komuk lu lucu juga ya! cocok jadi badut simpang empat!" ujar Ana yang membuat Faza memutar bola matanya malas. Hei secantik ini di sandingkan dengan badut simpang empat? sungguh terlalu!

"Endhasmuuu!" ucap Faza nge gas.

Mendengar itu Ana terbahak. Faza ini spesies ter lucu menurutnya.

"Terus gua ke kamar mandi ke mana-mana gimana?" tanya Faza sedih. Gak lucu kan kalau dia kebelet dan dia gak punya kartu akses. Masa ia harus ke lantai tiga? membayangkan nya saja Faza sudah bergidik ngeri.

"Whahaha tenang aja Za! lu udah dikasi kartu akses nih sama guru tutor kita kemaren!" ujar Ana yang membuat mata Faza berbinar.

Faza melihat kartu akses yang diberikan Ana kepadanya. Dia menerimanya dengan baik. Apa ia akan menjadi bagian dari kelas unggul? entahlah yang terpenting ia bangga mendapatkan kartu akses ini.

"Wiii makasih Ana!" seru Faza yang diangguki Ana.

"Yaudah ayok susun baju-baju kita dulu! ntar keburu dipanggil," ujar Ana.

Mendengar ucapan Ana membuat Faza mengangguk. Faza langsung menyusun baju-baju nya ke dalam lemari yang tersedia dengan rapi. Begitu pula dengan Ana. Lemari yang disediakan hanya satu jadilah mereka berbagi lemari. Sebelah kanan untuk Faza dan sebelah kiri untuk Ana.

Menyusun semua barang yang dibawa oleh Faza dan Ana ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Setengah jam sudah berlalu, mereka kini tengah duduk di atas kasur yang tersedia. Fyi kasur di setiap kamar terdapat dua. Faza melihat ke seluruh penjuru kamar ini. Fasilitas yang disediakan oleh SMA Bimantara ini tidak main-main. Kamar ini dilengkapi dengan ac central. Tak lupa mereka menyediakan satu meja belajar yang cukup untuk dua orang dengan dua kursi. Di kamar ini juga terdapat satu kamar mandi. Benar-benar layaknya hotel pikir Faza.

"Za! gua duluan yang mandi atau elu?" tanya Ana yang sudah siap dengan handuk dan baju gantinya.

"Lu duluan aja!" ujar Faza yang diangguki Ana.

Faza menghela nafas pelan. Faza tadi sempat berhadapan dengan Tala dan cewek itu. Namun, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Bahkan Tala memandangnya dingin seperti orang tak kenal.

Tengah asik melamun, Faza dikejutkan dengan pesan yang masuk.

Olimpiade

0821*******
Malam semua!
07.00 kita berkumpul di aula!
Tidak ada kata telat
Yang telat diberi sanksi!

Membaca pesan yang masuk membuat Faza membulatkan matanya kaget. Faza melihat jam, kini sudah jam 06.30. Waktunya tersisa setengah jam lagi. Secepat kilat Faza menyiapkan baju ganti dan handuknya. Faza mulai menunggu Ana yang masih di kamar mandi.

He is Perfect (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang