"Halo Faraaaakuuu!" sapa Faza ketika ia melihat batang hidung pesek Fara di depan gerbang.
Fara yang mendengar itu hanya diam. Ia memutar bola matanya malas. Fara langsung pergi ke kelas tanpa menyapa Faza. Faza yang melihat itu merasa aneh. Ada apa dengan curut satu ini.
Faza langsung mengikuti Fara menuju kelas. Menyamakan langkah curut satu itu. Setelah sampai di kelas, Fara duduk terlebih dahulu diikuti oleh Faza. Faza heran, mengapa gadis ini mendadak jadi pendiam? biasanya gadis ini akan berteriak bagaikan toa mesjid di pagi hari. Tapi sekarang? lihatlah tak ada teriakan yang Faza dengar pagi ini.
'Fara kesambet setan bisu kali ya? makanya diem doang begini,' -batin Faza.
"Raaa? lu aman kan?" tanya Faza memastikan kalau yang berada di sampingnya ini adalah Fara, sahabatnya.
Sekali lagi, Fara hanya diam tak menanggapi ucapan Faza. Faza yakin betul, Fara ini sedang dirasuki oleh setan bisu. Faza memberanikan dirinya dan mulai melafalkan ayat kursi yang ia hafal.
Fara yang mendengar Faza melafalkan ayat kursi membuatnya heran. Ada apa dengan anak ini? pikirnya.
"Kenapa lu?" tanya Fara heran.
"Alhamdulillah udah keluar setan bisu nya!" ujar Faza yang membuat Fara memutar bola matanya malas. Ternyata Faza mengira bahwa dirinya kerasukan setan bisu. Ada-ada saja pikiran curut satu ini.
"Pala lu setan bisu!" ucap Fara nge gas.
"Ya lagian lu nya bisu kenapa si?" tanya Faza penasaran.
"Gua lupa, ada ulangan sejarah sekarang. Gua belum ngapal! muka lu cerah banget hari ini. Udah ngapal ya?? contekin gua yaa Jaaa!" terang Fara dengan lemas. Inilah alasan mengapa Fara tak mau berbicara tadi. Tubuhnya lemas ketika mengetahui ada ulangan sejarah hari ini. Itupun ia mengetahui lewat grup. Dan ia belum menghafal sama sekali, jangankan menghafal membuka buku sejarah saja Fara tidak.
Mendengar perkataan Fara membuat Faza membulatkan bola matanya kaget. Faza memukul kepalanya sendiri. Sungguh, ia tak mengingat bahwa ada ulangan sejarah hari ini yang mana itu dari bab lima sampai bab sepuluh. Sebanyak itu? bahkan Faza meragukan kalau ia membawa buku sejarah sekarang. Faza langsung mengecek tasnya, dan benar saja. Ia tak membawa buku itu sekarang. Astaga, bagaimana ini sungguh ia tak tahu harus apa sekarang.
"Jaa! kok diem?" tanya Fara heran.
"G-gua gak tau kalau sekarang ada sejarah," ujar Faza menatap Fara dalam.
"Astaga ternyata ada yang lebih sial dari gua! terus kenapa tadi muka lu cerah banget secerah layar handphone emak gua!" tutur Fara yang membuat bahu Faza merosot lemas.
"Gimana nasib gua Raaaa," ucap Faza sedih. Ia tahu sendiri, bagi yang tak membawa buku paket dengan bapak itu, maka akan langsung dikeluarkan dari kelas. Sungguh, ia tak mau keluar diusir lagi untuk kedua kalinya.
"Bentar deh coba gua tanya ke kelas lain, siapa tahu ada yang sama hari ini sejarah juga," ucap Fara lalu mulai mengabari teman-teman kelas lain.
Faza pun melakukan hal yang sama, ia menanyakan kepada zombie kesayangannya. Semoga saja zombie kesayangannya itu belajar sejarah hari ini.
Zombie kesayangan
P
TalaaFaza menunggu balasan dari Tala. Ia berharap semoga Tala tak slow respon kepadanya. Sungguh, ia butuh Tala sekarang juga! mau ke kelas Tala tak bisa, karena ia tak mempunyai kartu akses untuk ke lantai empat. Bagaimana nasib Paza nanti Ya Tuhan pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect (End)
Teen FictionDia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap, Faza tengah mengalami hal itu. Faza melihat sosok laki-laki yang menolongnya itu seperti bidadara y...