Sesampainya di kelas, mereka duduk dibangku masing-masing. Seperti biasa, hanya ada beberapa orang disini. Selebihnya? ya tentu saja mereka mengisi lambungnya yang kosong bergabung dengan lautan zombie yang kelaparan.
"Eh Za lu mau cerita apa tadi?" tanya Fara teringat sesuatu yang menjanggal di dalam hatinya sedari tadi.
"Apaan?" tanya Faza balik, bukannya mendapat jawaban Fara malah mendapatkan pertanyaan balik membuat sang empu mendelik kesal.
"Gak usah sok-sok an lupa lu ye! cepet gua udah kepo ni," kesal Fara sambil memakan ayam geprek nya.
"Ooh yang tadi, makan dulu lah biar gua ada tenaga buat cerita. Soalnya cerita kali ini bakal menghabisi tenaga yang amat-amat banyak," ucap Faza yang membuat Fara berlagak mual.
"Lebayyy!" balas Fara yang dibalas kekehan oleh Faza.
Mereka melanjutkan acara makan mereka yang sempat tertunda. Pokoknya mengisi perut adalah hal yang paling utama. Selang beberapa menit mereka telah menghabiskan makanan mereka hingga kandas tak tersisa. Entah karena memang ayam geprek Mang Udin ini enak apa perut mereka yang kelaparan.
"Huaaa pedes juga sambel mang Udin ini," ujar Fara kepedasan sehabis memakan ayam geprek itu.
"Lumayan," ucap Faza santai, tampak manusia satu itu tak tersiksa sama sekali. Sepertinya dia pecinta pedas!
"Pala lu lumayan noh," kesal Fara yang kini menempelkan es batu bekas es teh yang dibelinya tadi ke bibirnya yang sudah membengkak plus memerah. Sudah seperti di emm.
Di apa hayooo??? Seperti di sengat lebah pikir Fara."Jadi dengerin gua cerita gak nih?" tanya Faza yang sudah kelar membersihkan tangan dan mejanya.
"Jadi lah udah kepo gua," jawab Fara penasaran. Dia harus mengetahui sekarang juga, jika tidak nanti jika ia meninggal dan dia jadi arwah penasaran bagaimana? eh astaga amit-amit pikir Fara.
"Jadi kan gua kemaren diusir sama Ibu kos gua Ra," ujarnya dengan raut sedih yang membuat Fara kaget sekaligus iba dengan sahabatnya ini.
"Kenapa gak telfon gua si?!" kesal Fara yang membuat Faza terkekeh. Sahabatnya ini selalu perhatian kepadanya. Dia akan marah jika Faza tak membagi kesedihan dengannya.
"Ya maap gau gak mau ngerepotin lu terus Ra," jawab Faza tak enak hati. Sudah cukup ia menjadi beban sahabatnya ini. Ia tak mau lebih merepotkan Fara lagi.
"Apaan si lu, kayak sama siapa aja. Denger ya Ja! gua sama sekali gak kerepotan kalau lu mintak tolong! lu itu sahabat gua, guna sahabat tuh ini. Ada dikala susah dan senang," terang Fara yang membuat Faza terhura eh maap terharu maksudnya.
"Huaaa kok lu baik bangett si Raaaa. Gua beruntung banget dapetin sahabat kayak luu, jangan pergii ya Ra. Tetap sama gua teruss," ujar Faza yang membuat Fara tersenyum tulus.
"Diem Ja, gua lebih beruntung ketemu orang baik kayak lu. Tenang aja Ra kita bakal sama-sama terus sampai tua. Kita bakal nunjukin ke anak kita nanti bahwa sahabat yang ada dikala susah dan senang itu bener-bener ada Ja!" ucap Fara yang diangguki Faza.
Fara memeluk Faza dengan erat dan langsung dibalas oleh Faza. "Ishh kok meloww gini sih!" ucap Fara yang membuat Faza terkekeh pelan.
"Udahh ya jangan sedih lagi, terus lu semalam nginep dimana Ja?" tanya Fara prihatin yang membuat Faza mengambil nafas pelan.
Faza mulai menceritakan kejadian semalam, mulai dari dirinya bertemu dengan Tala sampai ia sekarang tinggal bersama keluarga Tala bahkan tadi pagi mereka berangkat bersama. Mendengar cerita Faza membuat Fara heboh.
"SI ANJIR KOK BARU CERITA SEKARANG?!" heboh Fara yang membuat Faza menutupi telinganya. Sungguh sahabatnya yang satu ini mempunyai kapasitas suara di atas rata-rata. Cocok jadi anak tante lala yang sering live tiktok buat jualan itu loh gaes.
"Ga asik kalau cerita lewat telpon mah," ucap Faza ngeles.
"Iyainnn, jadi jadii lu serumah sama Tala? gila si fiks jodoh ini mah," heboh Fara yang membuat Faza membekap mulutnya. Ia tak mau jika seisi kelas mengetahui nya. Lihatlah mereka sudah mulai berdatangan satu persatu sehabis mengisi perut mereka itu.
"Sttt pelan-pelan Raa!" kesal Faza yang kemudian melepaskan bekapannya.
"Hehe peace," jawab Fara cengengesan yang dibalas lirikan maut oleh Faza.
'Kringg...'
Terdengar suara bel berbunyi pertanda proses belajar-mengajar telah masuk. Namun sedetik kemudian terdengar suara mikrofon menyala.
"Cek-cek!" terdengar suara salah satu guru yang tengah memakai mikrofon tersebut. Sepertinya ada pengumuman penting.
"Tumben, ada pengumuman apa kali ini ya," tukas Fara penasaran. Mendengar itu Faza hanya mengidikkan bahunya tak tahu.
"Baik, perhatian semuanya! karena semua guru hari ini ada rapat, maka semua siswa-siswi di pulangkan! Kecuali siswa-siswi yang ditunjuk untuk mengikuti olimpiade, terimakasih," ucap guru itu dengan jelas yang membuat semua siswa bersorak senang. Tidak, bukan semua terbukti kini Faza hanya diam melihat teman-temannya yang sudah membereskan buku-bukunya untuk segera pulang termasuk Fara.
"Huaaaaa Paraaaaaa!" rengek Faza yang membuat Fara tertawa.
"Sono ke kantor guru, abdi nak pulang dulu yee papay Pajaku sayang," pamit Fara yang membuat Faza menghela nafas gusar. Sungguh, ia tak mau terlibat olimpiade ini. Disaat semua teman-temannya bisa dengan mudah pulang, sedangkan ia? Faza harus menunggu berapa lama di sekolah ini?
Faza melihat satu persatu dari teman kelasnya sudah pulang. Menyisakan Faza seorang diri. Ia mulai membereskan buku-bukunya dan menyandang tas nya. Faza berjalan dengan gontai menuju kantor guru.
"Ishh males bangett, HUAAAAA PAZA MAU TIDUR YA TUHAN," Monolognya sedikit berteriak. Kini Faza berjalan seorang diri menuju kantor guru. Sekolah sudah sepi, hanya tinggal beberapa saja. Jadilah ia bebas berteriak sesuka hatinya. Toh, Faza juga membayar di sekolah ini. Siapa yang berani melarangnya?
"Berisik," desis seorang laki-laki yang berada tepat di belakang Faza. Mendengar desisan laki-laki itu membuat Faza tahu. Ini adalah suara jodohnya! siapa lagi kalau bukan Bumantala?
Faza terlalu asik dengan pikirannya sampai tak menyadari ada orang di belakangnya. Kalau kata orang tua 'kalau ular pasti udah dipatoknya.'
"Eh, Tala hehe gak pulang?" tanya Faza menyamakan langkahnya dengan Tala. Kini ia berada tepat berjalan di samping Tala. Duh cocok jadi couple goals di SMA Bimantara nih pikirnya. Ngarep banget mbak!
"Gak," balas Tala singkat, padat dan jelas membuat Faza menghela napas lelah.
'Sabar Faza, orang sabar hadiahnya Tala!' -batinnya berusaha menyemangati dirinya sendiri.
"Ooh, Mau kemana Tala?" tanya Faza tak ingin mengakhiri percakapan mereka begitu saja. Jarang-jarang Faza mendapatkan waktu yang pas begini. Tidak mungkin ia menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Yang bener aje, rugi dong!
"Kantor guru," balas nya dingin mampu membuat Faza diam tak bersuara lagi.
Tujuannya sama, apa Tala juga ikut olimpiade itu? jika iya maka Faza akan semangat mengikuti olimpiade itu. Cukup lama mereka terdiam membuat suasana menjadi akward.
"Lu sendiri?" tanya Tala tiba-tiba yang membuat Faza sedikit kaget plus bahagia. Oh ayolah siapa yang tak senang direspon oleh crush? jangan tanyakan kondisi hati Faza saat ini. Bahkan kekesalannya tadi hilang begitu saja ketika Tala mulai memperhatikannya.
"Sama Tala," ujar Faza yang membuat Tala mengangguk.
Setelah itu benar-benar tak ada lagi percakapan antara keduanya. Tala yang tak mau berbicara dan Faza yang tak mau membuat Tala risih berada di sampingnya. Begini-begini Faza juga tahu diri ya.
![](https://img.wattpad.com/cover/360504408-288-k980437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Perfect (End)
Roman pour AdolescentsDia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap, Faza tengah mengalami hal itu. Faza melihat sosok laki-laki yang menolongnya itu seperti bidadara y...