11. MULAI GADUH

1.1K 131 4
                                    

Agak siang dikit, karena emang ngumpulin semangat itu kayak nyari duit tapi gak kerja.

Alias sulit.

°°°

| SELAMAT MEMBACA |

"U crazy, bitch?! " Tanpa hati Teresa menendang tulang kering Amora, menyentak lengkingan nyaring yang lantas menarik para babu mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"U crazy, bitch?! " Tanpa hati Teresa menendang tulang kering Amora, menyentak lengkingan nyaring yang lantas menarik para babu mendekat.

BUZZER terkenal sebagai Gang motor terbesar di Jakarta dengan Angkasa sebagai ketua, Gara sebagai wakil, Gabriel si peretas, Rey sang pembawa berita dan Rasya si pemecah masalah.

Mencakup sekitar 500 lebih anak muda-- sejujurnya geng ini tidak memiliki fungsi. Entah apa motif dibalik berdirinya Buzzer,, penulis tak menjelaskan detail perihal para berandal tersebut.

Kita kesampingkan dulu yang tidak penting. Sekarang lihatlah bagaimana dengan keadaan panik, para babu berbondong datang menghampiri ratu nya.

Dapat Teresa lihat sorot emosi dimata Angkasa yang kemudian jongkok mengecek keadaan Amora.

"Are U okay, Baby..? "

HUEEEEKKKK....

Teresa ingin muntah mendengar panggilan menjijikkan itu. Melihat bagaimana Angkasa menyeka genangan darah dimata Amora, mengelus lembut puncak kepala gadisnya, mengecup sayang hidung mancung sampah di bawahnya-- jujur Teresa sedikit iri.

Majikan ku tak se-romantis itu.

Kepalanya menyender di dada bidang Sky, menyaksikan dengan malas adegan sedap- najis tersebut.

"Sakit, hiks... Tadi aku didorong waktu mau nyamperin kamu.. Hiks.. D-- dia juga nendang kaki aku sampek biru gini. Salah aku apa, Asa..."

WHAT THE F*CK?!

Teresa melotot tak percaya jika saat ini dirinya difitnah. Memang benar kalau kaki Amora memar akibat tendangan Teresa yang bukan main sakitnya.

But-- what is this..?

PLAKK

Belum sempat Teresa bertindak, tamparan keras lebih dulu mendarat dengan mulus di pipi kanan si empu, hingga wajah cantik itu berpaling ke sisi kiri.

Darah menetes mengotori lantai ditambah denyut ngilu yang menjalar sampai ubun-ubun. Cap lima jari tercetak jelas seolah memberi tahu, jika sakitnya tidak main-main.

"Jalang rendahan. Hari pertama sekolah, udah berani bikin pacar gue sengsara."

Aura dingin mencekik ricuh, membungkam setiap kata yang ingin terlontar keluar. Baik pihak kantin maupun para siswa tak berani pergi barang selangkah. Semua memilih tutup mulut.

SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang