25. DEEPTALK

1.3K 105 6
                                        

Disclaimer :

Cerita ini dibentuk sejalan dengan otak Penulis. Jika kurang berkesan di hati kalian, saya tidak memaksa untuk tetap lanjut membaca.

Namun jangan pernah membandingkan cerita ini dengan cerita lain yang pernah kalian baca.

Terimakasih..
Ada baiknya vote dulu...🤗

°
°

| SELAMAT MEMBACA |

| SELAMAT MEMBACA |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Memangnya, kamu berharap apa?"

Jawaban Teresa berhasil menarik akal sehat Harley. Duda dalam raga remaja itu sontak berbalik dengan dahi menukik tajam. Sedikit tak percaya akan respon Teresa.

"Sa?" panggil Harley memastikan.

Sepasang kekasih tersebut lantas saling tatap satu sama lain. Seolah mengerti, air muka Teresa telah membuktikan jika pembicaraan kali ini cukup serius.

Tidak ada senyum, binar jenaka, raut ceria apalagi nada bercanda.

Sorot mata Teresa terlampau menyimpan banyak arti. Gadis itu lantas mengulang kembali ucapannya, "Ya ... apa yang kamu harapkan?"

Harley terkekeh kecil mendengarnya. "Kamu bertanya tentang apa yang saya harap--sedangkan sudah jelas sekali, bahwa kamu adalah harapan terbesar saya," lantas berujar penuh yakin.

"Jangan berharap sama aku, Harley."

Ironisnya, lontaran kata Teresa semakin memukul harga diri Harley.

Pria itu lantas berdiri melenggang pergi, berhenti tegap menghadap Timur tepat di belakang pembatas balkon. Mengabaikan Teresa dengan segala kecamuk di kepala.

"Apa yang salah dengan itu?" Dengan pandangan menerawang Harley bertanya.

"Jelas salah! Tempat kamu berharap adalah kesalahan besar." Dengan nada naik Teresa membalas.

Perlahan si empu berdiri dari duduknya. Melangkah dengan lebar menghampiri Harley.

"Aku bukan tujuan yang baik untuk kamu jadikan pendamping," timpal Teresa berusaha menyadarkan.

"Mungkin memang iya, jika harapan saya se fatal ini. Karena sedari dulu, percintaan saya nggak pernah berjalan mulus." Harley pun menjawab.

Jika dilihat dari samping, Teresa dapat menangkap kesuraman di wajah setampan actris Cina tersebut.

"Satu kali menikah lalu kandas-- bukankah kematian memang jodoh terbaik saya..?"

Sorot mata Harley meneduh sesaat sebelum kemudian menajam. Rahang tegasnya agak mengetat,  samar terdengar suara gigi bergemelatuk.

Tak lupa jari-jemarinya mengerat diatas pembatas besi. Bahunya tertangkap agak sedikit turun.

Yang jadi pertanyaan:

SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang