28. MASALAH KELOMPOK

417 55 9
                                    

Halo, halo ...!

Maaf karena terlalu lama tidak update. Karena kemarin komen nya kurang rame, jadi hari ini up 1 bab aja...

Jangan lupa vote, komen, supaya saya jauh lebih bersemangat menyelesaikan cerita ini..

°
°

| SELAMAT MEMBACA |

Diantara tiga puluh loker putih gading, Sky berhenti di depan angka dua puluh enam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diantara tiga puluh loker putih gading, Sky berhenti di depan angka dua puluh enam. Ia sibuk menyimpan seragam usai berganti pakaian menggunakan olahraga. Sampai saat ini otaknya masih berpikir keras, kemana sebenarnya Teresa.

Sejak jam pertama hingga kini hendak melanjutkan jam kedua, gadis setengah tolol itu belum juga kembali.

"Ponsel lo."

Sky menunduk begitu sebuah tangan terjulur ke hadapannya. Dapat ia lihat Gara yang juga mengenakan olahraga kini menatapnya teduh.

"Ketinggalan di kamar mandi tadi," lanjut Gara.

"Thanks," ujar Sky berterimakasih--mengambil benda pipih di tangan kanan lawan bicara.

"Teresa belum balik juga?"

"Mata lo gak buta."

Okay... Gara pikir, basa-basi nya terlalu basi.

Dua pilar kehidupan itu mulai melangkah bersisihan menuruni anak tangga. Hanya suara angin berhembus menemani langkah kedua nya, tanpa sepatah-dua patah kata untuk sekedar mengusir bosan.

"Sorry, kalau boleh tau, rumah lo dimana?"

Apa nih?

Langit sedang tidak mendung namun mendadak, mahluk sok akrab  di sebelahnya bertanya random.

Sky mengernyit kurang suka. "Ngapain lo nanya alamat gue?" sengitnya.

Gara mengedikkan bahu. "Barang kali boleh, kapan-kapan gue mau mampir." Ditatapnya Sky disela langkah.

Sekedar menunggu balasan dari si empu.

"Nggak ada. Gue nggak menerima orang asing."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang