16. ROMANTIKA DITENGAH GELAP

1.2K 111 17
                                    

| SELAMAT MEMBACA |

Sepulang sekolah Sky memasuki kamar, meringkuk nyaman diatas ranjang ditemani Teresa yang tenggelam di pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah Sky memasuki kamar, meringkuk nyaman diatas ranjang ditemani Teresa yang tenggelam di pelukannya.

Selimut hitam tebal membalut tubuh keduanya, memberi kehangatan sekaligus mendukung suasana dingin yang cukup menggetarkan pori-pori kulit.

Sepasang kekasih dalam label kontrak itu asik cudle, saling melengkapi satu sama lain ditengah derasnya hujan sore ini, tepat pukul 17.05 pm.

Dari luar, kilat bersautan membalas sapaan petir, diselingi dahsyatnya suara guntur yang seolah marah kepada Bumi.

Angin semakin memberontak menggoyang pepohonan, mengundang gema ketakutan seisi Jakarta.

Hujan, pun, berlomba-lomba mendarat di tanah, menciptakan kesan banjir dengan bau khas yang cukup menenangkan.

Ini adalah hujan terparah di bulan Februari yang berhasil mengoyak kesenangan mahluk hidup. Puluhan hewan berbondong-bondong meneduh. Ratusan manusia dipaksa istirahat untuk sementara waktu.

Didalam kamar, Teresa semakin meringkuk menikmati elusan tangan Sky di puncak kepalanya. Ini sedikit mengurangi rasa takut dan sungguh, kehangatan ini tak pernah Teresa rasakan seumur hidup.

Sejak datangnya jiwa duda matang didepannya, sejak itu pula Teresa merasa,, jika dirinya saat ini sepenuhnya perempuan.

"Sa..." Sky angkat suara.

"Hmm..?" Nyatanya, gelapnya kamar tak mampu membuat Teresa buta.

Manik seindah telaga itu menatap lekat manik sedingin bongkahan Es milik Sky, yang terasa begitu menenangkan.

"Sebelum lo berubah jadi secantik ini, apa identitas lo?" Sky bertanya penasaran, mengundang kerutan halus di dahi mulus Teresa.

"Loh, kan, aku udah pernah bilang sama kamu waktu itu." Sedikit kesal Teresa menjawab.

"Gue mau jawaban yang lebih spesifik."

Mendengar itu, dahi Teresa semakin menukik tajam. Ekspresi marah tergambar jelas memenuhi fitur wajah Teresa, membuat Sky tanpa sadar mencubit gemas pipi tirus gadisnya.

"Sakit, Sky!"

Kekehan maskulin terlontar keluar dari bibir sexy Sky.

"Tumben, gak pake embel-embel Darling.." Sky tersenyum geli seolah mengejek.

Teresa kemudian bersedekap dada sambil memalingkan muka. "Ya udah, aku nggak mau cerita--"

"Gue lempar lo dari sini. Mau?"

Oke, itu ide yang buruk.

Jangan sampai punggungnya retak hanya karena masalah se- sepele ini. Jatuh dari lantai 3 tak menjamin tubuhnya akan tetap utuh.

"Oke. The rules ; I'll tell you, you shut up." Teresa menunjuk lancang wajah lempeng Sky.

Memilih mengangguk, Sky mengulurkan tangan mendekap erat perut Teresa.

SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang