Dikit-dikit aja asal pasti..🤗
°
°| SELAMAT MEMBACA |
"Ayo Non, Den. Dimakan dulu sambil nunggu tuan rumahnya turun." Ratna menyuguhkan camilan beserta minuman sebagaimana kewajibannya.
"Aduh, jadi repot gini. Makasih, ya, Mbak." Grey tersenyum tak enak.
Ratna tersenyum ramah. "Ngga--"
"Tuan Muda dimana, Mbak?"
Serentak ketiganya menoleh begitu suara bariton terdengar mengayun memotong ucapan Ratna.
Dengan kacamata hitamnya, Hugo sukses mengunci tatapan Grey. Kaki panjangnya melangkah lebar mendekati Ratna, berdiri tegap di depan pelayan muda genap 23 tahun tersebut--agaknya juga terpesona akan wibawa bodyguard tuan muda nya itu.
Di tempat yang sama, Gara memandang penuh nilai akan penampilan pria matang di hadapannya itu. Perpaduan celana kain hitam bercampur coat cokelat susu membuat aura si empu acak-acakan.
Lantas pandangan Gara turun membidik Grey. Sepertinya gadis bermarga Paradigma tersebut larut dalam pesona pria asing yang entah siapa namanya.
"Iya, Pak?" Ratna bertanya.
Hugo melepas kacamata hitamnya. "Tuan muda, dimana?"
Oh God...
Mata elang itu begitu tajam menusuk. Ratna sedikit kikuk. Tangannya gatal ingin menggaruk tengkuk.
"Tuan muda masih di kamarnya, Pak. Kalau begitu saya pamit ke belakang dulu," jawab Ratna sopan sedikit membungkuk, sebelum berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.
Tinggal mereka bertiga. Rasanya kurang baik jika Hugo pergi tanpa menyapa.
Sepasang matanya sedikit melirik pada Gara. "Siapa nama kamu?" tanya Hugo basa-basi.
Gara berdiri dan memberi salam--mencium tangan Hugo mengingat lawan bicara jauh lebih tua darinya.
"Saya Gara, Pak. Salam kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBATAS FIGURAN
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya membuka mata di dalam liang lahat? Dengan tubuh dibungkus rapat oleh lembaran kain kafan, dengan hidung dan telinga yang disumbat butiran bola kapas. Harley Titanic, duda tampan 45 tahun dengan catatan kriminal terbanyak semasa hid...