14. SHE'S ANTAGONIS

1.1K 108 4
                                    

Halo halo!!!
Kemarin aku gak update. Maaf banget ya..

Jadi, sebagai gantinya,, aku update pagi ini...

°°°

| SELAMAT MEMBACA |

Sky pikir, drama klasik masa SMA sudah berakhir satu menit lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sky pikir, drama klasik masa SMA sudah berakhir satu menit lalu. Namun lucunya, begitu sampai diambang pintu kelas, netra Sky menangkap genangan air kotor berbau busuk ditemani seonggok remaja berpakaian ketat dengan polesan make up tebal berdiri menjulang disamping meja guru.

Dari puncak kepala sampai ujung kuku sudah cukup jelas menggambarkan jika gadis malang itu adalah Antagonis.

Surai wavy sepinggang di cat pirang dengan ujung gradasi cokelat. Jika Sky amati, wajah putih tertutup bedak setebal lapis legit itu sebenarnya cantik. Hanya saja terlihat tak wajar.

Apalagi rok diatas lutut yang sengaja dipendekkan-diketatkan demi memancing perhatian publik-- dan yang paling menonjol dari manusia setengah busuk itu adalah,, ukuran dadanya yang sebesar harapan orang tua.

"Oh good... Babak terpenting dalam cerita ini, mulai muncul ke permukaan." Teresa berbisik halus ditelinga Sky.

"She's Antagonist? " Sky bertanya pelan dibalas anggukan senang oleh Teresa.

"Namanya, Greeysie Syananta Paradigma. Biasa dipanggil Grey, obsesinya cukup besar, anaknya ambisius, sombong dan sedikit angkuh."

Memilih tuli, Sky lebih tertarik meneliti Grey. Mengamati bagaimana wajah Grey memerah menahan marah, sorot matanya pun terlihat sangat tajam melebihi tajamnya belati.

Sekilas Sky melihat kesedihan Dimata Grey yang hanya sepersekian detik melintas, digantikan kobaran emosi yang tercetak jelas di sepasang netra indah milik si empu.

"Gue punya salah apa sama lo, hah?!"

"Lo terlalu ganjen sama cowok orang, tai!"

Srek

Clak!

Woohoo..

Keberaniannya patut diacungi jempol. Tanpa sadar Sky tersenyum tipis melihat dengan begitu berani Grey melempar penghapus dan mengenai tepat pada bibir monyong siswi di meja paling depan.

"Gila Lo?!"

"Cewek stress."

"Biadab!"

Sepasang mata Grey berkaca-kaca. Sepanjang ia menatap, hanya ada tatapan mencemooh, menghina dan merendahkan.

Katakanlah Grey benci situasi ini. Grey benci dikucilkan. Apa kalian pikir antagonis tak butuh perhatian? Grey juga ingin bahagia kalian tau..?

SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang