52 | Ilusi

661 41 0
                                    

Vienna duduk di sofa, sambil memandang Martin dengan tajam. Dia kehabisan waktu dan tidak bisa menunggu kinerja Dolorei yang lamban.

Apa memang mereka harus selamban itu? batin Vienna.

"Aku pikir, aku bisa percaya kinerja kalian, tapi kalian mengecewakanku." ungkap Vienna. Martin hanya bisa cengengesan tak bersalah, Vienna hanya tidak tahu kesulitan apa yang telah dialami oleh Martin.

Dengan sebuah sihir, Martin mengeluarkan dokumen mengenai Serena (yang telah dimodifikasi) dan memberikan dokumen tersebut pada Vienna. Segera Vienna membaca dokumen itu dan dia sama sekali tidak bereaksi.

Vienna sudah tahu yang membunuh Count Slawy adalah Serena. Setidaknya Vienna bisa percaya yang dia lihat di rumah Serena. Lalu, beberapa orang yang ditemukan tewas mengenaskan atau bahkan dikabarkan hilang. Semuanya pernah melakukan kontak dengan Serena.

"Serena menggunakan sihir untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak dia sukai? Apa itu mungkin? Serena bukan penyihir." Vienna memandang Martin, memaksa Martin untuk membenarkan hal tersebut.

Meskipun Vienna tahu, kejadian di rumah Serena bukanlah hal biasa, terasa sangat aneh bila Vienna baru mengetahui fakta ini. Jika Serena bisa menggunakan sihir sejak dulu, lalu untuk apa dia bersusah payah?

Serena mungkin bisa mengambil posisi Marchioness lebih cepat. Bagi Vienna sihir itu terlihat amat praktis.

"Sebenarnya siapa pun bisa menggunakan sihir. Tapi tidak semua orang mendapatkan pendidikan yang layak untuk diakui sebagai penyihir, termasuk organisasi kami. Sayangnya, di zaman sekarang orang-orang yang bisa menggunakan sihir harus diakui oleh menara hitam dan data mereka tercatat. Selain dari pada penyihir yang tercatat di buku, mereka adalah ilegal dan harus dimusnahkan." jelas Martin.

Vienna mendesah. Meskipun dia sudah lebih mengetahui tentang Serena, dia merasakan kejanggalan. Vienna berdiam diri, tanpa sengaja melihat gerak-gerik Martin yang aneh. Martin terus menerus melirik ke sudut ruangan yang kosong, tidak ada siapa-siapa disana.

"Baiklah. Aku akan pergi." Vienna meletakkan tiga kantong uang di atas meja dan segera keluar dari ruangan itu. Martin segera bergerak mengantarkan Vienna hingga ke pintu luar Dolorei. Sebelum Vienna benar-benar meninggalkan Dolorei, Martin memberikan saran kepada Vienna, "Saya berharap, nona tidak akan berkaitan dengan distrik Nove lagi. Bagaimanapun, tempat ini tidak baik untuk bangsawan seperti nona."

Martin pikir Vienna sudah meninggalkan Dolorei. Belum sempat menutup pintu dengan rapat, Vienna segera menerobos kembali ke dalam. Saat itulah dia melihat, Nathaniel dan Timothy.

"Kalian!"

Timothy merutuk sementara Nathaniel malah tertawa kecil, "astaga, nona Vienna sungguh cerdik. Bahkan saya yang penyihir saja bisa tertipu."

"Kenapa kalian ada disini?" tanya Vienna bingung melihat kehadiran mereka berdua. Dia memang berpikir sepertinya ada orang yang sedang bersembunyi di ruangan Martin, tapi siapa sangka mereka justru Timothy dan Nathaniel?

Apalagi, seharusnya itu pertemuan kedua Vienna dengan mereka di Drugsentham.

"Ekhem..., kami disini, tentu saja karena penggunaan sihir." Timothy terlihat tenang.

"Nona Vienna sedang apa disini?" Timothy menunggu Vienna, tapi dia tidak segera menjawab. Vienna sadar, keberadaan Vienna tidak memiliki alasan yang lebih kuat dibandingkan kehadiran Timothy dan Nathaniel. 

Timothy memperhatikan Vienna dengan seksama, tanpa sengaja suasana diantara mereka menjadi hangat. Timothy menggenggam jantungnya yang berdetak cepat, akhir-akhir ini semuanya menjadi gila bagi Timothy jika suatu hal memiliki sangkut paut dengan Vienna. "Sepertinya nona Vienna tidak berniat untuk menjawab," seru Nathaniel. 

"Aku..., hanya..." Vienna sungguh tidak bisa memberikan alasan yang bagus. "Saya dan nona hanya ingin menyelamatkan kediaman Drussel," imbuh Dorothy. Vienna ingin menyalahkan perkataan Dorothy, dia tidak ingin orang lain terlibat dengan masalah yang sedang dia alami. Namun, Dorothy justru bertingkah sebaliknya. Dorothy menarik tangan Vienna, menyuruh Vienna untuk bersembunyi dibalik tubuh kecil Dorothy yang bahkan tidak dapat menyembunyikan tubuh Vienna. 

"Hm? Sepertinya nona Vienna rela mengambil konsekuensi apa pun demi menyelamatkan keluarga. Apa nona tahu, menggunakan sihir dengan perantara ketiga, dapat dikenakan hukuman oleh menara hitam?" Vienna merasakan aura Nathaniel yang berusaha mendominasi. Bagaimanapun, ucapan Nathaniel tidak bisa dipatahkan. 

"Mengenai hal ini, jika ada yang harus menerima hukuman maka seharusnya itu saya. Saya yang merekomendasikan tempat ini kepada nona Vienna," Vienna segera mencegat Dorothy. "Dorothy! apa yang kau katakan?" Vienna tidak ingin kehilangan Dorothy. 

Ctak!

Semerbak melati melewati penciuman Vienna dan Dorothy. 

"Kau sungguh gila, Nathaniel!" geraman Timothy menyadarkan Vienna dari lamunannya. Vienna sadar, dia masih di posisi yang sama ketika melihat kehadiran Timothy dan Nathaniel. Apakah dia baru saja di sihir? 

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Vienna memegangi kepalanya yang terasa sakit, Dia melirik Dorothy yang tertidur (?) atau mungkin pingsan di lantai. Timothy memperhatikan Vienna, "Nathaniel merapal sihir ilusi padamu dan Dorothy." jelas Timothy membantu Vienna untuk duduk di kursi. 

"Tenang saja, aku tidak melakukan hal yang melewati batas." Nathaniel tampak santai memainkan sepucuk sihir cahaya di jari-jarinya. Dia terlihat acuh, tapi raut wajahnya mengatakan kemarahan. 

"lalu, kenapa Dorothy..., dia belum sadarkan diri?" Vienna memangku kepala Dorothy yang masih tertidur. 

"Aku hanya melepaskanmu karena perintah Pangeran." 

Timothy menghela nafas, "tidak usah pedulikan, dia hanya marah karena sebelumnya kalian telah mengancam Bryan." 


Girl with Red Hair (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang