7 | Putra Mahkota

2.9K 226 3
                                    

Hari ini Vienna menghadiri undangan dari kerajaan Baratheon. Karena, Marquiss Xander sudah mempersiapkan segalanya untuk Vienna. Marquiss memiliki banyak koneksi, dan mudah baginya untuk membuat jalan hidup anak-anaknya menjadi sangat mulus. Vienna cukup bersyukur bisa lahir di keluarga ini.

Disaat orang-orang kesulitan mencari ilmu dan mencari para pengajar yang terbaik, Xander sudah membuat surat pernyataan secara langsung ke kerajaan Baratheon, jauh sebelum Vienna tiba. Vienna akan mempelajari busana dan mode langsung oleh desainer kepercayaan keluarga kerajaan Baratheon. Rumor yang beredar, desainer itu tidak menerima murid dengan sembarangan.

Dia hanya mau membagikan ilmu tersebut dengan orang-orang yang dia pilih. Sekalipun seorang bangsawan. Vienna juga harus melalui tes hari ini agar memenuhi keinginan desainer itu.

Saat pertama kali tiba di kawasan istana, Vienna pikir akan menakjubkan sama seperti saat dia melihat tatanan ibukota Mytilus. Ternyata lebih sederhana, kalah jauh dari istana Drugsentham. Namun, mereka lebih mengutamakan fungsional, alih-alih mendirikan istana yang megah. Ada beberapa kastil di dalam kawasan istana, dan Vienna di antarkan ke kastil Orchis, kediaman Putra Mahkota Baratheon. Karena putra mahkota yang akan bertanggung jawab untuk Vienna.

Saat kereta kuda berhenti tepat di hadapan kastil, para pelayan serta beberapa prajurit sudah berjejer menyambut rombongan mereka.

Vienna turun dari kereta kuda dan disambut dengan hangat oleh kepala pelayan, "Selamat datang nona Drussel. Senang menyambut kedatangan anda yang jauh ke negeri kami, saya Gilbert Strauss kepala pelayan di kastil Orchis. Semoga hari anda menyenangkan selama berada di tempat kami."

Sebenarnya Vienna tidak tahu seperti apa penerapan tata krama di Baratheon. Negeri ini memang terkenal bebas berekspresi dan mudah bergaul, tapi Vienna merasa kurang nyaman bila yang menyambut kedatangannya adalah seorang kepala pelayan.

Vienna tidak menyombongkan diri. Namun, hal seperti ini dianggap tindakan yang cukup menghina oleh para bangsawan.

Vienna tahu, mempunyai gelar yang besar serta-merta memiliki tanggung jawab yang berat. Menjadi putra mahkota pasti sulit dan tidak punya banyak waktu luang.

Biasanya seorang tamu yang berharga dinilai dari siapa yang menyambut. Meskipun tujuan Vienna bukan diplomatik, setidaknya pangeran itu mengirimkan ajudan untuk menyambut. Karena pelajaran dasar etika seperti ini bukan hanya dimiliki oleh bangsawan, namun juga para pelayan serta tim yang dibawa oleh Vienna.

"Mari nona, saya antarkan ke ruang tamu. Putra Mahkota sudah menanti kedatangan anda," Vienna hanya mengikuti arahan dari Gilbert.

Interior di dalam kastil Orchis sangat berbeda dari kastil yang ada di Drugsentham. Setiap sisi dinding memiliki mural yang timbul, dipahat langsung dengan lapisan emas. Ada juga lukisan abstrak yang dipamerkan di salah satu sisi dinding.

"Nona Vienna Austria Drussel dari Drugsentham memasuki ruangan!" tegas seorang prajurit sebelum membuka pintu.

"Ini dia!" Vienna sudah bersiap memegang ujung gaunnya untuk memberikan hormat. Ketika pintu terbuka, Vienna bisa melihat siluet putra mahkota.

Mendadak Vienna jadi ingat, siapa nama pangeran itu. 

seharusnya, nama pangeran mahkota saat ini adalah Timothy 'kan?

"Hormat dan salam saya kepada matahari yang menyinari Baratheon, Yang Mulia." Vienna menarik kaki kanannya ke belakang serta membungkuk sambil mengucapkan rasa hormat.

"Ah, anda tidak perlu formal seperti itu nona. Selamat datang di Mytilus," Vienna mengangkat kepalanya.

Kemudian Vienna sadar, siapa putra mahkota itu. Pria yang sama, saat pertama kali dia tiba disini. Seharusnya Vienna menyadari ini lebih cepat.

Girl with Red Hair (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang