22 | Sepasang

1.1K 85 0
                                    

Vienna mengenakan pakaian yang dia rancang selama belajar setahun penuh, dibantu oleh Dian dan Feby.

Sebuah gaun indah berwarna putih gading dengan motif kupu-kupu hologram. Dari ujung gaun, terdapat gradasi berwarna ungu yang perlahan-lahan pudar. Berbagai jenis ornamen mutiara berwarna putih dan violet melingkar di seluruh pinggang Vienna, memberikan ilusi langsing. Kabar baik, gaun itu dirancang tidak memerlukan kain tambahan untuk membuatnya terlihat kembang. Mereka juga tidak perlu tulang dalam. Gaun itu dibiarkan sedikit mengembang dan jatuh ke bawah. Lengannya yang indah di tonjolkan dengan selendang off-shoulder.

Rambut Vienna yang merah di sanggul dengan rapih, memperlihatkan kulit lehernya yang jenjang. Ditambah dengan sedikit perhiasan, baik Feby dan Dian sudah terpana melihat kecantikan Vienna.

"Huhu, aku tidak percaya hasil kerja keras kita terbayarkan. Anda bagaikan patung porselen nona," Feby mengusap sebelah matanya karena menahan tangis.

Vienna berdiri dan menggenggam tangan Dian dan Feby, "yah, kita semua sudah berjuang. Mari, Yang Mulia dan tuan Philip pasti sudah menunggu."

***

Timothy duduk bersama dengan Philip, menunggu Vienna keluar dari balik bilik, menanti penampilannya.

Suara langkah kaki perlahan masuk ke ruangan mereka, ketika pintu terbuka, seluruh orang terpana dengan cahaya yang dipancarkan oleh paras Vienna. Dia seperti Dewi!

Bahkan para prajurit yang berada di luar ruangan hampir saja mengabaikan tugas mereka karena melihat Vienna dari balik jendela.

Timothy tidak bisa berkata-kata lagi. Gaun itu lebih dari ekspektasi, seakan-akan memang dirancang hanya untuk Vienna seorang.

"Luar biasa! Aku telah menciptakan murid berbakat lainnya, kau tampil sangat menawan dan dewasa nona Vienna. Hebat, sangat luar biasa!" Philip berdiri sambil bertepuk tangan memuji-muji gaun rancangan Vienna.

"Bagaimana menurutmu, Yang Mulia? Bukankah gaun ini sangat luar biasa?!" Timothy hanya memandang Vienna dengan tatapan sulit diartikan.

"Yah, ini indah. Kamu tampil menawan, Vienna." Ada perasaan kecewa saat Timothy sadar, Vienna tidak akan berada di Baratheon lagi setelah semua urusan dia selesai. Perasaan yang menyakitkan, dan Timothy ingin membuang itu.

Kemudian Feby dan Dian mendorong baju rancangan mereka yang lain, setelan untuk pria yang kembar dengan milik Vienna. Setelan pria berwarna putih gading dengan aksen ungu di pinggiran baju.

"Hah..., sayang sekali kita tidak memiliki orang untuk mengenakan pakaian ini. Aku ingin tahu seperti apa pakaian ini bila dikenakan oleh pria." Vienna hanya tersenyum untuk menghibur Philip yang lesu. Dia memang tidak mendapatkan seseorang untuk mengenakan setelan tersebut. Jacob terlalu gemuk untuk ukuran yang mereka buat, jadi setelan itu hanya di pajang pada patung.

"Berapa ukuran yang kau buat untuk setelan ini?" tanya Philip.

"Hmm, seharusnya ukuran biasa pria dewasa, sepertinya seukuran dengan yang dikenakan Yang Mulai," Vienna menarik tangan menutup mulut, ketika dia sadar telah menunjuk Timothy, seakan-akan menyuruh Timothy untuk mengenakan setelan itu.

"Aku?"

Philip kembali bergairah ketika mendengar gagasan Vienna, "benar-benar! Sepertinya ukuran ini sama dengan yang biasa ku rancang untuk Yang Mulia putra mahkota. Apakah anda keberatan bila mencobanya, Yang Mulia?" tawar Philip memperkeruh suasana.

Timothy pikir dia hanya hadir sebagai penilai, siapa sangka dia harus ikut mencoba juga. "Anggap saja Yang Mulia juga menilai kenyamanan pakaian itu, habisnya nona Vienna baru pertama kali membuat setelan pria," imbuh Philip.

Timothy sempat ingin menolak, namun melihat Vienna yang sudah menahan malu, jadi dia mengalah dan menyetujui keinginan Philip, "baiklah."

Tidak perlu waktu lama, Vienna membantu Timothy memakai setelan jas itu agar rapi dikenakan. "Kupikir kau hanya membuat gaun." Vienna awalnya berniat seperti itu.

Tapi tujuan dia belajar jauh dari Drugsentham untuk bisnis. Vienna terpikir untuk membuat gaya butik yang unik. Pria memang tidak terlalu memikirkan gaya busana, bukan berarti mereka tidak tahu memilih pakaian yang indah. Hanya saja pilihan untuk pria terbatas dan membosankan.

Jadi Vienna berniat membuka butik yang bisa dinikmati untuk semua orang. Pria dan wanita bisa memilih setelan yang mereka sukai, atau menggunakan setelan pasangan untuk menunjukkan kasih sayang dan cinta yang mereka punya.

Saat dia kecil, Anasthasia sering membuat pakaian berpasangan dengan milik Xander agar mereka berdua tampil serasi.

Jadi, Vienna ingin melakukan hal seperti yang dilakukan Anasthasia.

"Maafkan aku, karena tanpa sadar sudah berani menyuruh Yang Mulia melakukan hal seperti ini,"

"Tidak juga, ini setelan yang bagus dan nyaman. Kamu berhasil membuatnya dengan baik," puji Timothy saat melihat pantulan dirinya di cermin.

Vienna menduga, mungkin karena Philip sering memberikan sampel dari hasil merancang pakaian Timothy, tanpa sadar Vienna juga menjahit dengan ukuran yang sama. Setelan itu sangat pas di kenakan oleh Timothy.

Vienna mendekat pada Timothy, hendak memasang dasi berbahan selendang, terlihat identik dengan gaun yang dia kenakan.

Hanya saja dia kesusahan menjangkau leher Timothy karena perbedaan tinggi badan yang cukup jauh meski Vienna sudah menggunakan sepatu dengan hak tinggi, "maaf Yang Mulia, tapi aku ingin memasangkan dasi ini."

Timothy mengerti, lantas ia menunjuk sejajar dengan tinggi badan Vienna.

Vienna segera mengenakan dasi tersebut pada Timothy. Wajahnya mendekat, memastikan bagian belakang kemeja tidak berantakan. Vienna tidak tahu, berkat gerakan kecil seperti itu. Udara di sekitar wajah Timothy menjadi panas dan merah.

Sesuatu begitu dekat, hingga menarik fokus Timothy pada bibir ranum Vienna yang tampak menggoda. Bergerak sedikit saja, Timothy bisa membayangkan, rasa empuk dan manisnya bibir Vienna bila mereka saling berciuman.

Cepat-cepat Timothy membuang pikiran kotor yang melintas di kepalanya. Detak jantung Timothy berpacu semakin cepat. Lebih cepat dari lari marathon hingga dia takut Vienna bisa mendengarnya.

"Selesai." Vienna menepuk bahu Timothy pelan, kemudian melihat pantulan bayangan mereka dari cermin yang besar. Setelan itu sangat cocok di badan Timothy.

Dalam hati Dian dan Feby, mereka sudah berteriak keras melihat Timothy dan Vienna yang tampak seperti pasangan. Tidak mungkin mereka berani mengucapkan kalimat seperti itu di depan Timothy, jadi mereka hanya bisa membatin dalam hati.

Timothy sekali lagi menatap pantulan dirinya pada cermin. Vienna berdiri tepat disamping kanan Timothy, mereka sangat serasi hingga kedua menahan malu karena baru menyadari hal tersebut.

Ketika mereka berdua keluar dan menunjukkan baju itu pada Philip, pria yang setengah melambai itu terkagum-kagum sambil menepuk tangan karena bahagia. Nathaniel juga tersenyum melihat mereka tampil seperti pasangan. Tidak akan ada yang curiga jika mereka berdua berbohong kalau mereka sepasang kekasih.

"Setelannya sangat cocok untuk Yang Mulia, kupikir tak masalah bila memberi setelan itu pada Yang Mulia, apa anda keberatan nona Vienna?" tingkah jahil Nathaniel segera membuat wajah Vienna dan Timothy memanas.

"Ya, tentu saja. Aku merasa terhormat," Vienna terbata-bata menjawab pernyataan frontal Nathaniel. Disisi lain, Vienna sadar ada yang salah dengan dirinya akhir-akhir ini. Dia pikir itu efek karena tidak lama lagi dia akan meninggalkan Baratheon. Tapi yang dia rasakan lebih rumit dari yang dia pikir.

Girl with Red Hair (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang