66 | Kematian ⚠️

655 40 0
                                    

Serena bersenandung ceria sambil memandangi pantulan bayangannya di cermin besar. Dua orang pelayan sibuk memakaikan gaun pada tubuh Serena.

Gaun tersebut tampak sangat cantik dengan warna putih gading, menampakkan lekuk tubuh Serena dengan gaun bergaya mermaid tail. Dengan bentuk off shoulder, taburan kristal membuat Serena kelihatan mewah. Rambutnya diikat satu ke bawah, dibuat bergelombang cantik dengan hiasan bunga putih.

Vienna masuk ke dalam ruang ganti milik Serena. Memandangi gaun pengantin yang berhasil dibuatnya dengan sangat indah. Serena tersenyum bahagia, "terimakasih karena membuat gaun ini tampak sangat indah di kenakan olehku," ujarnya dengan sombong.

Vienna menyuruh kedua pelayan tersebut untuk keluar dari ruangan dengan gestur tubuh, menyisakan mereka berdua di dalam ruangan. Ia mendekat dan mengancing resleting baju Serena. Sesekali ia menepuk gaun tersebut, untuk memastikan semua sudah pada tempatnya.

"Seharusnya hubungan kita bisa lebih baik jika kau tidak melawan. Tapi tidak apa-apa, kita bisa memulainya dari awal mulai hari ini." Vienna tersenyum sinis ketika mendengar penuturan Serena. 

"Semuanya akan selesai," Batin Vienna.

"Yah, kita bisa memulai hubungan lebih baik sekarang," sahut Vienna dengan suara lembut. Vienna membantu Serena, meletakkan hiasan tiara di atas kepala Serena dan memastikan tiara itu di posisi yang benar.

Sekarang bayangan Serena yang terpantul di kaca tampak sempurna. Senyum Serena merekah lebar, melepaskan seluruh beban yang ada di pundaknya. Tidak lama lagi bagi dia untuk resmi menerima gelar seorang Marchioness. Setelah ia menjadi Marchioness maka seluruh kekuasaan Drussel akan menjadi miliknya. Serena juga berhasil membalaskan dendamnya pada Anasthasia, tidak ada yang lebih baik dari hari pernikahan ini.

Akan mudah bagi Serena untuk menguasai kekayaan Marquiss, lalu mencarikan jodoh terbaik untuk Grisella. Pikiran Serena mulai terbang tinggi seraya detak jantung yang memacu adrenalin. neuron Dopamin bermain-main di dalam otaknya, berselancar ria bak semua keinginan itu telah terwujud. Semua ada di bawah genggaman tangan Serena. 

***

Timothy dan Nathaniel menyapa para bangsawan yang datang menghampiri mereka, bertukar pendapat serta mengajak Timothy untuk melakukan bisnis bersama. Timothy tampak gagah dengan setelan berwarna hijau lumut, sementara Nathaniel masih setia mengenakan setelan jas yang menjuntai ke bawah mirip seperti jubah bernuansa putih dan hitam. Sementara itu, Forren belum tiba di aula karena jarak dari akademi ke Tristana cukup jauh. Ia mungkin akan tiba di pertengahan acara.

"Tamu undangan yang hadir terlalu banyak," komentar Nathaniel melihat keseluruhan aula yang telah dihiasi bunga dahlia dengan cantik. Timothy melirik pintu masuk dan ia setuju dengan Nathaniel. Bahkan putra mahkota Mathew dan calon putri mahkota hadir di acara pernikahan Marquiss. Hal ini membuktikan posisi keluarga Drussel cukup erat dengan keluarga kerajaan. Akan menjadi masalah bagi mereka, jika 'kejutan' yang telah mereka rencanakan dapat membahayakan tamu-tamu yang hadir. 

"Buatlah kubang penutup agar sihir yang meledak nanti tidak melukai para tamu, kita harus meminimalisir korban. Panggil pasukan penyihir yang ada di Baratheon untuk bersiaga di luar aula, berjaga-jaga apabila kondisi menjadi tidak kondusif," titah Timothy dengan suara kecil. Nathaniel mengangguk dan segera pergi meninggalkan keramaian untuk berteleportasi ke Baratheon. 

Sambil menikmati anggur yang sedang ia teguk, Timothy diam-diam melirik sudut-sudut yang ada di aula tersebut. Ia sedang mencari tahu jalur mana saja yang nantinya bisa mereka gunakan sebagai jalur keluar nanti. Suara trompet berbunyi nyaring dari luar aula ketika Marquiss Drussel memasuki ruangan. Sudut bibir Timothy sedikit terangkat melihat ekspresi Marquiss yang terlihat datar. Kalau saja pernikahan ini dilakukan di Baratheon, menara hitam pasti langsung mendeteksi sihir hitam yang tertanam pada Xander dan pernikahan ini bisa berakhir dengan mudah. Sayangnya pernikahan ini terjadi di Drugsentham. Siapapun pasti tahu, Xander telah di guna-guna oleh sihir hitam milik Serena. 

Girl with Red Hair (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang